Hari ini serial 227 mahakarya pak Ahok selama memimpin Jakarta sampai pada bahasan yang kelima. Bertepatan dengan 212 hari menuju pak Ahok bebas, dengan spirit 212 pula saya akan bahas salah satu karyanya masih disekitaran Monas yaitu Lapangan Futsal dan Basket, Monas.
Ditulisan saya sebelumnya, kita juga sudah membahas mengenai air mancur menari di Monas.
https://www.Indovoices.com/lifestyle/life-love/227-karya-ahok-yang-mencengangkan-4-air-mancur-menari-monas/
Sengaja saya membagi kawasan Monas menjadi beberapa bahasan karena terlalu banyak perubahan yang sudah dibuat pak Ahok dikawasan ini. Bagi saya, sejumlah kebijakan terkait kegiatan maupun pembangunan kawasan Monas ini sudah cukup menjadikanya acuan untuk menilai seperti apa kepemimpinan dan kinerja gubernur DKI Jakarta yang kalah akibat serangan SARA tersebut.
Dan penilaian tersebut tentu berbeda-beda dari masing-masing kita. Tetapi saya sendiri menilai bahwa gubernur Ahok adalah gubernur yang sangat peduli dengan keteraturan dan keindahan.
Penilaian saya tidaklah berlebihan dan tentu berdasarkan fakta. Jika kita mencermati sejumlah kebijakan Ahok untuk kawasan Monas seperti pelarangan menginjak rumput dan penataan PKL adalah salah satu dari sekian bukti bahwa Ahok sangat peduli dengan keindahan dan keteraturan Jakarta.
Ini bukanlah soal penamaan lapangan Monas itu Park dan bukan Garden, tetapi pelarangan ini jelas soal perawatan dan kepedulian kita terhadap keindahan padang rumput yang hijau. Pemerintah sudah menyediakan taman wisata gratis, bukankah sudah semestinya warga ikut bertanggung jawab menjaga keasrian rumput taman?
Hal lain misalnya ketika Ahok melihat lapangan futsal, voli dan basket di Monas yang buruk dan tak terurus. Begitu ada peluang memalak pengusaha untuk mengeluarkan dana CSR, pak Ahok langsung meminta PT Coca Cola Indonesia untuk mempercantik lapangan di Monumen Nasional (Monas).
“Kami minta bantuan CSR lagi. “Mereka kasih bahan dari Amerika, cat berapa lapis. Jadi lapangan yang sudah ada dibagusin lagi, sekarang kan lapangannya jelek,” kata Basuki.
Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/19/18174681/ahok.kembali.minta.swasta.percantik.lapangan.di.monas
Dan hasilnya bisa kita lihat bersama, kinclong clong…clong, sangat indah dan menarik. Emang beda yah kalau bahan asal Amerika…Jika sudah begini, mau nendang bola juga nafsu, semangat dan bergairah. Kepepetnya kita bermain bola tanpa alas kaki pun engga takut cedera karena permukaan lapangan sudah begitu mulus…lus..lus kaya paha ayam broiler…
Coba bandingkan dengan sebelum diperbaiki. Hmm…Dan faktanya cuma pak Ahok yang peduli dengan lapangan futsal yang nyaris tak pernah sepi anak-anak bermain bola sejak pagi hari hingga tengah malam ini.
Sangat jauh berbeda, bukan? Jika dulu siapa saja bebas bermain, tidak dibatasi dan prinsipnya “siapa cepat dia dapat”, saat ini untuk memakai lapangan harus mendapat ijin terlebih dahulu dari petugas keamanan atau security lapangan Monas. Dan durasinya pun dibatasi agar teratur dan juga untuk mengakomodir warga lain yang ingin menggunakan fasilitas ini. So, jangan keenakan yah kalau sudah bermain disana, ingat teman-teman yang lain…karena Jakarta milik kita semua.
Dan meskipun telah dipercantik dan tidak kalah dengan lapangan planet futsal, kalian tetap bisa menggunakannya tanpa dipungut biaya sepeserpun. Hanya saja kita harus jaga kebersihannya. Jangan buang botol minuman kalian sembarangan dan jangan dicorat-coret!!
Terimakasih pak Ahok, akhir pekanku bersama teman-teman bermain futsal di lapangan Monas semakin menyenangkan…
Selamat berakhir pekan di lapangan futsal Monas!!
Lihat juga serial 227 karya Ahok sebelumnya disini :
https://www.Indovoices.com/author/danang-setiawan/