Film A Man Called Ahok akan segera tayang beberapa hari ke depan. Film yang tidak hanya bercerita tentang sosok Ahok, namun juga menceritakan perjalanan hidup tokoh yang dikenal penuh kontroversi itu sejak ia muda hingga dewasa. Diawali dengan menampilkan pemandangan alam Belitung yang indah serta lahan hijau yang luas dan danau kecil di sekitarnya.
Film ini menceritakan mengenai bagaimana didikan orang tua, terutama sang ayah yang mampu membentuk kepribadian seorang Ahok untuk tegas dan berani melawan ketidakadilan, penindasan, korupsi dan kolusi antara pengusaha dan pejabat yang dianggap wajar selama ini.
Sang Sutradara Putrama Tuta pun ikut menggambarkan hubungan Ahok dengan keluarga dan orang tuanya.
“Di sini ada pesan cinta dan anak yang menurut gue layak dipertontonkan,” pungkasnya.
Kisah ini pun dimulai dengan sebuah wejangan Denny Sumargo yang berperan sebagai ayah Ahok. “Kalau nak berburu harimau, ajak saudara sekandung. Kalau kau berburu dengan saudara sekandung, walau berhadapan dengan harimau ganas, dia ndak akan lari,” ujarnya. Wejangan itu bermakna agar sesama saudara untuk selalu menjaga kekompakan, saling bahu-membahu tidak saja di kala senang namun juga saat salah satunya mengalami kesulitan.
Sedangkan wejangan lain yang diberikan oleh sang ayah adalah agar Ahok menjadi laki-laki yang berprinsip. Bukan tanpa alasan, wejangan semacam ini rupanya juga dipegang teguh oleh sang ayah. Sebuah cuplikan sikap tegas sang ayah melawan kecurangan di wilayahnya yang menunjukkan betapa sang ayah tidak hanya menyuruh tapi memberi teladan bagi anak-anaknya, bukan cuma memerintah namun menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Sebuah quote yang menunjukkan betapa tegasnya Ahok dalam menumpas sistem busuk. “Gue yang sikat itu maling-maling!” katanya. Ucapannya ini ia buktikan dengan sungguh-sungguh. Hingga suatu saat dirinya berjuang untuk membangun tanah kelahirannya, Belitung, dengan jalan menjadi politisi yang tak segan terjun ke lapangan.
Melalui film ini juga, kita dapat mengetahui bagaimana seorang Ahok berani mengatakan salah untuk hal yang salah dan benar untuk hal yang benar. Itulah dasar dan perjuangan yang dia bawa terus hingga menjadi pelayan warga Jakarta kelak yang ternyata berawal dari kutipan orang terdekatnya, diperankan oleh Edward Akbar, yang merupakan suami Kimberly Ryder. “Aku ndak akan pilih kau sebagai pemimpin, Hok. Tapi untuk jadi pelayan Belitung Timur, kau orang pertama yang akan kupilih,” jelasnya.
Di sini saja kita sudah bisa belajar, dari mana munculnya ungkapan Ahok yang selalu menganggap dirinya sebagai pelayan warga Jakarta. Alih-alih menciptakan jarak kepada warganya seperti pemimpin Jakarta saat ini yang merasa ingin dilayani, Ahok lebih memilih melayani, mendengarkan dan menyelesaikan langsung keluh kesah warganya setiap pagi di Balaikota.
Sinopsis Film
Ahok adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang tauke perusahaan pertambangan di Belitung bernama Kim Nam dan ibunya yang penyayang dan tegar bernama Buniarti. Masa kecil hidupnya bahagia dan tidak kekurangan.
Bisnis ayahnya di pertambangan sangat baik, sampai suatu saat Kim Nam harus berhadapan dengan korupsi dan ia tidak mau memberi “upeti” kepada oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Bisnisnya perlahan mengalami kemunduran. Kehidupan Ahok yang tadinya serba berkecukupan mulai menjadi sulit.
Kim Nam yang sudah antipati dengan keadaan korupsi di Belitung mengarahkan Ahok untuk menjadi dokter. Namun Ahok mengambil keputusan lain sehingga mengakibatkan hubungan dengan ayahnya menjadi dingin. Dengan semangat yang masih menggebu Ahok mulai mengikuti langkah Kim Nam membuka pertambangan di Belitung dengan bermodalkan ilmu yang ia pelajari saat kuliah.
Kenyataannya Ahok harus berurusan langsung dengan oknum yang sama, hingga perusahaannya harus gulung tikar.
Selain situasi korupsi yang terus menerus menggerogoti ekonomi keluarga, datang kejadian tragis yang menimpa keluarganya hingga kesehatan Kim Nam yang memburuk. Saat Ahok masih berjuang untuk melawan korupsi, musibah besar datang dan situasi bertambah runyam. Dalam kondisi kalut, Ahok mengingat pesan ayahnya untuk menjadi pemimpin dan
Akhirnya ia bertekad untuk terjun ke dunia politik.
Perjalanannya dimulai dari menjadi anggota DPRD, hingga ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur, di tengah keyakinannya untuk terus maju, ada pihak yang ingin menjegal dirinya. Namun ia tetap berpegang teguh pada nasihat dan mimpi Kim Nam untuk memperjuangkan nasib orang banyak.
Bagi sang pemeran Ahok, Daniel Mananta sendiri, film ini ia yakini akan mampu menyentuh emosi bagi mereka yang akan menonton nantinya.
“Gue optimis sih sama film ini. Cerita film ini sendiri udah sangat kuat, banyak sekali unsur-unsur dramanya yang gue pikir akan menyentuh emosi,” urai Daniel Mananta.
Tidak berlebihan bila hal ini disampaikan oleh Daniel, apalagi pemeran Ahok ini pun mengakui bahwa dirinya sendiri juga mendapatkan pelajaran berharga dari tokoh yang diperaninya. Bahkan mampu merubah mindsetnya selama ini.
Ia mengunggah salah satu potret dirinya yang tengah memerankan tokoh Ahok dalam film tersebut.
“Gw gak nyangka, ketika gw main film A man called Ahok, gw bisa mendapatkan pelajaran tentang hidup. .Seorang ayah pasti ingin anaknya tumbuh dewasa mempunyai nilai nilai hidup seperti berprinsip, ketegasan, disiplin dan integritas..Jujur, mindset gw sendiri jg ikut berubah. Emang seorang ayah butuh pengorbanan tersendiri untuk memberikan nilai tersebut kepada anak anaknya..Gw jadi keinget pengorbanan bokap gw sendiri, dan prinsip prinsip yg diajarkan bokap gw, sehingga gw sampai skrg bisa terus bertahan di dunia entertainment dan Entrepreneurship..Gw sangat berharap kalian bisa belajar juga dari film ini, bagaimana orang tua bisa menciptakan generasi ke depannya yang mempunyai prinsip dan integritas. #amancalledahok,” tulis Daniel Mananta 21 September 2018.
Bila seorang Daniel Mananta saja mampu terinspirasi dan memetik pelajaran berharga melalui tokoh Ahok yang diperankannya. Maka tak mustahil film tersebut juga mampu menjadi inspirasi bagi para penontonnya. Jadi tunggu apa lagi? Persiapkan diri Anda, ajak sanak keluarga dan teman-teman Anda untuk menyaksikan salah satu film terbaik di tahun 2018 ini, yang akan ditayangkan 8 November 2018 mendatang. Don’t miss it.
Trailer A Man Called Ahok
https://youtu.be/KxkLF0SPpGo