Pernahkah anda membayangkan bahwa seorang ibu sebenarnya punya peran penting untuk masa depan bangsa dan negara. Kalau belum pernah, saya sudah mengangankan hal ini sejak bertahun – tahun yang lalu. Untuk itu saya mengajak pembaca IV berbagi angan. Melalui peran besar seorang ibu, seorang anak bisa dibentuk karakternya sejak kecil. Jika anak dididik dengan penuh kasih sayang serta diberi pelajaran kebenaran menurut agama dan tata krama, niscaya akan hadir penerus bangsa yang tidak cacat moral. Adanya bibit jahat pada individu bisa saja terjadi karena kurangnya pemahaman bahwa perbuatan jahat itu adalah sebuah nista yang harus dihindari. Munculnya individu yang bersikap intoleran juga akibat dari kurangnya pemahaman kasih sayang terhadap sesama. Sebagai contoh ajaran menghormati orang yang lebih tua dan juga menghormati orang yang lebih muda akan berdampak baik jika dilaksanakan dengan sepenuh hati, niscaya orang akan membalas menghormati kita.
Diluar pendidikan formal seorang ibu mempunyai waktu yang cukup untuk bersama dengan putra dan putrinya, kecuali jika sang ibu seorang wanita karir maka waktu bersama jadi lebih pendek. Waktu yang pendek bisa jadi efektif dalam memberikan ajaran yang baik bagi anak. Jika semua anak berperilaku baik sampai usia dewasa niscaya tidak akan ada pelanggaran hukum, karena itu telah dipahami sebagai perbuatan nista. Jika saat ini ada banyak pelaku kejahatan dan ternyata mereka beragama, saya tak hendak mengatakan bahwa pendidikan agama telah gagal mendidik pelaku kejahatan, tapi sang pelaku itulah yang kurang memahami apa yang dilarang agama serta tata krama.
Beberapa tahun yang lalu saya membaca tulisan bapak Rosihan Anwar, cerita ini sangat menoreh dihati saya. Beliau bercerita ketika mengikuti pendidikan sebagai Pandu ( sekarang Pramuka ). Para Pandu ini sebelum mengikuti latihan, diwajibkan oleh pembina untuk melakukan perbuatan baik sebelum latihan Kepanduan. Dan mengalirlah cerita perbuatan baik dari Pandu – Pandu ini, antara lain menolong meyeberangkan jalan seorang nenek – nenek, membantu mengangkat barang seorang kakek serta perbuatan baik lainnya. Sungguh saya sangat terkesan dengan pola didik seperti ini, anak diajarkan langsung berinteraksi dengan perbuatan kasih sayang terhadap sesama. Mudah mudahan cara mendidik anak untuk bersifat kasih sayang masih dilakukan sampai sekarang.
Tidak ada kata lelah untuk berbuat baik terhadap sesama, hal ini diperlukan sebagai doktrin terhadap anak. Jika sudah pernah melakukan perbuatan baik, akan terjadilah rasa keinginan berbuat baik lagi. Adalah sebuah kenikmatan yang tak terhingga ketika mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari seseorang yang telah kita tolong. Kalau anda tidak yakin, anda harus mencoba sendiri. Carilah orang yang membutuhkan pertolongan ( tidak harus bantuan finansial ), bantulah yang bersangkutan, niscaya anda akan menerima ucapan terima kasih setulus hati. Ini indah sekali, bisa jadi nanti anda akan kecanduan berbuat baik. Tidak harus perbuatan baik yang kita lakukan mendapat ucapan terima kasih, mungkin karena kaget sudah mendapat bantuan hingga lupa belum mengucapkan terima kasih.
Ada sebuah kenangan tak terlupakan tentang berbuat baik yang pernah saya lakukan. Suatu siang Jl. Achmad Yani Surabaya, saya berboncengan dengan teman naik motor. Sesaat kemudian, kami melihat ada seorang bapak mendorong mobilnya kepinggir jalan dengan susah payah sendirian karena mobilnya mogok. Posisi bapak tersebut ada disamping pintu bagian depan sambil pegang setir. Anehnya tidak ada seorangpun yang tergerak hatinya untuk menolong sang bapak. Kami memutuskan membantu mendorong mobil setelah meminggirkan sepeda motor. Pada saat mendorong mobil tersebut HP teman saya yang baru dibeli jatuh dan pecah tercerai-berai rusak parah, setelah mesin berhasil bunyi mobil tersebut langsung jalan karena jalan dalam kondisi macet. Setelah itu kami berdua tertawa lepas meratapi HP yang sudah tercerai-berai, ini menjadi sebuah kenangan tak terlupakan.
Kembali keperan ibu, penting untuk dipahami bahwa sebenar
sebenarnya posisi ibu adalah sangat vital dan memberikan kontribusi yang besar terhadap kebesaran sebuah bangsa. Saya sangat berangan hal ini bisa terwujud walau entah kapan. Anda percaya ?
Saya sangat percaya !
Salam Hormat Ibu.