Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, bahwa sekarang ini yang namanya landscape politik global berubah begitu sangat cepatnya. Landscape ekonomi global juga berubah begitu sangat cepatnya. Landscape sosial global juga berubah begitu sangat cepatnya.
Artinya apa, lanjut Presiden, akan ada perubahan yang sangat cepat sekali. Akan ada perubahan dan sudah, sudah dan akan ada perubahan yang sangat cepat sekali di bidang politik, di bidang ekonomi, dan di bidang sosial yang tidak bisa kita hambat dan kita cegah kembali.
Menurut Kepala Negara, yang bisa mengikuti, bisa merespon, bisa mengantisipasi, bisa merencanakan adalah mereka-mereka yang sekarang menjadi generasi millenial. Enggak ada yang lain.
Karena itu, Kepala Negara meminta para millenial untuk terus mengikuti perubahan-perubahan itu, mempelajari terus agar kita tidak ditinggal oleh negara-negara lain.
“Tapi, jangan mengubah kepribadian kita, jangan mengubah karakter keindonesiaan kita. Bangsa kita ini bangsa yang penuh etika, beradab, penuh tata krama, penuh dengan budi pekerti, penuh dengan sopan santun, kesopansantunan. Itu yang jangan sampai hilang karakter keindonesiaan itu,” tegas Kepala Negara.
Presiden Jokowi mempersilakan para millenial yang ingin membangun aplikasi sistem, membangun platform sistem, membangun yang offline, membangun yang online, karena sekarang ini terbuka sangat, terbuka sangat dan yang bisa masuk ke tempat-tempat itu sekali lagi adalah para millenial.
Namun Presiden mengingatkan, ada perubahan yang harus kita ikuti, harus kita respon, harus kita antisipasi. Tetapi jangan mengubah karakter keindonesiaan kita.
Apresiasi Ide-Ide Baru
Dalam kesempatan berdialog dengan para millenial yang hadir dalam acara Pembukaan Green Fest Tahun 2019 itu, Presiden Joko Widodo menerima sejumlah ide atau gagasan baru untuk pembangunan bangsa ke depan.
Presiden mengapresiasi ide-ide tersebut, dan mengaku senang karena anak-anak muda mengembangkan daerahnya masing-masing dengan pikiran-pikiran yang baru, dengan ide-ide yang baru, dengan gagasan-gagasan yang baru. “Jangan semuanya masuk kota,” ujarnya.
Menurut Presiden dirinya sudah berkelilingi 34 provinsi, hampir 80 persen kabupaten dan kota, 514 kabupaten dan kota, sampai yang paling ujung Indonesia yang namanya Merauke, tapi bukan kota Meraukenya, di perbatasan dengan Papua Nugini.
Yang namanya kabupaten, lanjut Presiden, tidak ada aspalnya dan sangat sulit dijangkau dari Wamena masih jalan kaki 4 hari, yang namanya Kabupaten Nduga. Betul-betul membutuhkan kreasi kreativitas inovasi anak-anak muda karena di situ ada potensi-potensi keunggulan yang bisa dikembangkan.
“Di Wamena itu ada kopi yang sangat, katanya sangat kalau dibuat kopi sangat enak sekali karen udaranya masih fresh, masih segar, enggak ada polusi kopinya juga ikut-ikutan enak,” ungkap Presiden.
Presiden menegaskan, sekarang ini kesempatan anak-anak muda untu meraih, merealisasikan gagasan-gagasan, ide, pemikiran yang brilian itu sangat terbuka, dan peluangnya sangat besar sekali.
“Jadi ambillah kesempatan-kesempatan itu, ambillah peluang-peluang itu. Jangan banyak mengeluh, jangan pesimis. Anak-anak muda harus penuh harapan, harus optimis bahwa ke depan negara kita ini akan lebih baik, harus percaya itu,” tutur Presiden.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Dirut Bank BRI Suprajarto. (FID/JAY/ES)