Banyak orang yang pandai berbicara secara verbal dan mahir dalam berbagai bahasa, namun sama sekali tidak didukung oleh pemahaman bahasa tubuh yang memadai. Hal ini menyebabkan kepiawaiannya dalam berbicara dan penguasaan bahasa yang dimilikinya, menjadi sia-sia. Bahasa tubuh menjadi pemicu terciptanya sebuah perbedaan besar bagi kepribadian kita. Padahal untuk memahami bahasa tubuh sangat mudah dan tidak membutuhkan latihan yang berlarut larut.
Memahami dan menguasai tehnik bahasa tubuh sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat, dapat menjadi ajang promosi alami untuk mengangkat harkat diri kita, yakni dengan tetap tampil rendah hati dan luwes. Hal ini membuktikan bahwa diri kita memiliki kecakapan, daya pikat dan suasana hati dan pikiran yang dipenuhi dengan energy positif. Sebagai contoh sangat sederhana adalah sebuah senyuman. Dengan tersenyum yang dapat dilakukan oleh siapapun, secara langsung dan tidak langsung, menciptakan rasa kegembiraan dalam diri kita.
Termasuk ketika kita berdiri ataupun duduk dengan postur tubuh yang tegap, namun tetap santai juga salah satu sisi untuk meningkatkan mengalirnya energy positif ke dalam diri. Masih dapat ditambahkan dengan berjalan santai dan tenang dan tidak terkesan terburu buru, juga menghadirkan ketenangan bagi diri sendiri dan orang yang berada di sekitar kita.
Sebaliknya bila kita berhadapan dengan seseorang yang ketika kita bertanya, sama sekali tidak mengangkat wajahnya, maka siapapun kita, akan merasa tersinggung. Dan saat itu peluang untuk bisa menjadi teman, sudah tercipta sebuah jurang, padahal masalahnya sangat sepele, yakni sikap tubuh yang tidak menghargai lawan bicara.
Mudah dan Praktis Memahami Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh terdiri dari:
- Cara memandang orang
- Sikap berdiri
- Cara duduk
- Cara menyalami orang
- Sikap kaki
Gerak gerik yang harus diperhatikan ,ketika berhadapan dengan orang lain:
Cara Memandang lawan Bicara
Ketika kita berbicara, upayakanlah agar selalu “eyes contact” dengan sopan, terhadap lawan bicara kita. Hal ini akan sangat menunjang, akan tujuan kehadiran kita, baik dalam mengajukan proposal ataupun sekedar untuk kunjungan persahabatan. Berbicara dengan kepala menunduk, mengambarkan kita tidak memiliki rasa percaya diri atau bahkan yang lebih parah adalah seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan.
Sebagai sebuah contoh: Ketika saya hadir dalam Kopdar di Café Mahakam. Begitu masuk ke ruangan, disambut dengan sangat ramah oleh seorang gadis, sambal berucap, “Selamat pagi pak. Maaf boleh saya bantu?” sambil memandang dengan sopan. Nah, hal kecil dan kelihatan sepele ini, ternyata tidak pernah saya lupakan. Bahkan saya masih ingat nama gadis tersebut adalah “Ela”. Nah, contoh kecil ini, hanyalah untuk mengambarkan dan memberi stressing atau mengaris bawahi, bahwa eyes contact itu amat penting perannya dalam kehidupan kita.
Sikap Berdiri
Berdiri dengan bercekak pinggang ,jelas bukan menunjukkan sebuah sikap bersahabat, melainkan sebaliknya. Maka sikap berdiri yang paling baik, adalah santai/rileks dan kedua belah tangan bebas di kedua sisi tubuh. Jangan sekali kali tangan mengaruk sana dan sini, karena akan menyebabkan orang menjadi sebel memandang kita.
Cara duduk
Sesaat sebelum menempati kursi yang disediakan atau tersedia, berikanlah waktu satu dua detik untuk memberikan seulas senyum pada orang yang sudah terlebih dulu duduk di samping kiri dan kanan. Sambil berucap “Maaf, boleh saya duduk di sini mas/mbak?” Sebuah tindakan yang sangat kecil dan kelihatan sepele, namun kita sudah menanamkan rasa senang pada orang yang hadir, karena merasa kita menghargai mereka. Sadar ataupun tidak, kita sudah menebarkan energi positif dan memancarkan aura yang cerah bagi lingkungan di mana kita duduk.
Cara menyalami Orang
Mungkin hampir semua kita pernah merasa dilecehkan, karena ketika bersalaman dengan orang, yang menyalami hanya mengulurkan jari tangannya asal-asalan dan sama sekali tidak melihat kepada kita. Biasanya yang suka melakukan gaya menyepelekan orang ini, adalah para pejabat. Sikap ini jelas akan melukai hati siapapun.
Tidak perlu kita bersikap sopan berlebih lebihan, sehingga harus merunduk runduk. Karena kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, tidak dijajah oleh siapapun. Maka sikap hormat atau menghargai orang lain, ketika bersalaman, cukup eye contact dan kalau yang di depan kita adalah orang yang memang patut dihargai, baik karena faktor usia, maupun kedudukannya, maka cukuplah kita agak mencondongkan tubuh sedikit.
Bila kita sedang berbicara dengan seseorang dan sementara itu ada yang mau salaman, maka kita dapat mengatakan pada lawan bicara kita “Maaf”, sambal mengalihkan perhatian untuk membalas salaman orang yang datang atau pamitan.
Ketika kita hadir dalam sebuah seminar ataupun undangan, jangan duduk dengan kaki yang disilangkan. Karena sikap kaki yang bersilang, menunjukkan,bahwa kita tidak peduli akan apa yang sedang dibicarakan di depan. Dalam kata lain sikap kaki yang bersilang, menampilkan pesan, bahwa kita menutup diri. Hindari juga menghentak-hentakkan kaki, kendati mungkin saja kita suka akan musik ataupun nyanyian yang sedang dibawakan di pentas. Karena dengan menghentak hentakkan kaki ke lantai, apalagi ke kursi orang lain, jelas amat tidak baik untuk kita dan orang sekitar .
Jangan lupa, membentuk image atau citra diri diperlukan waktu bertahun-tahun, tapi kalau kita lengah dan menganggap bahasa tubuh adalah hal sepele, maka hanya dalam beberapa detik, kita menghancurkan atau memupus apa yang sudah dibangun dengan susah payah bertahun-tahun.
Tulisan ini adalah intisari dari isi buku “Mental Breakthrough Achiever” atau “Terobosan Sikap Mental” Penulis Tjiptadinata Effendi