Indonesia selama ini dalam pembangunan, menganut prinsip Jawasentrik, artinya berbagai pembangunan dipusatkan di Pulau Jawa sehingga banyak menimbulkan kecemburuan dari berbagai provinsi yang selama ini merasa dianaktirikan.
Tapi itu dulu, sebelum Jokowi menjadi presiden. Sejak Jokowi menjadi presiden, pembangunan yang awalnya bersifat jawasentrik pun di ubah menjadi Indonesiasentrik, dimana pembangunan terjadi di semua pelosok tanah air.
Salah satunya yang kecipratan kue pembangunan adalah Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rasa syukur pun diungkapkan oleh masyarakat Labuan Bajo atas kebijakan desentralistik Presiden Jokowi. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 32 Tahun 2018 tertanggal 5 April 2018, akhirnya Presiden Jokowi menetapkan Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu menjadi Badan Otoritas Pariwisata (BOP).
“Penetapan Labuan Bajo menjadi BOP ini tidak lepas dari keberadaan Taman Nasional Komodo (TNK) yang dibentuk sejak tahun 1980,” demikian kata Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Eden Klakik , Sabtu 16 Juni 2018 yang lalu.
Pada 2019, pemerintah menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Labuan Bajo diberi target untuk memenuhi target nasional kunjungan wisatawan 500.000 orang, atau naik lima kali lipat daripada 2015 yang hanya mencapai 90.000 wisatawan.
Dengan terbentuknya BOP Labuan Bajo, membuat semua pihak di daerah ini optimistis bahwa kawasan wisata di ujung barat Pulau Flores itu akan terus berkembang dan mengalami peningkatan jumlah wisatawan guna memenuhi target yang ditetapkan oleh Jokowi. Pengembangan Bandara Komodo untuk meningkatkan kapasitasnya, pembangunan hotel melalui investasi dari investor dalam dan luar negeri terus digiatkan oleh pemerintahan Jokowi bekerjasama dengan pemprov NTT.
Keindahan Labuhan Bajo ini sebenarnya sudah mendunia, bahkan masuk dalam “10 Destinasi Wisata Terbaik Travel 2015 Internasional” Versi “Lonely Planet“. Selain itu Labuan Bajo juga pernah masuk dan diliput oleh Guangdong Radio and Television (GRT), China, yang turut mempromosikan objek wisata yang berlokasi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dalam sebuah acara reality show.
Labuhan Bajo sekarang mulai menjadi destinasi wisata wajib bagi turis asing yang datang ke Indonesia setelah Bali dan Lombok.
Mulai dari wisata Taman Nasional Pulau Komodo yang sekarang ini masuk dalam World Heritage UNESCO, dimana di Taman Nasional ini memiliki hewan dari jaman purba yakni Komodo dengan jumlah lebih dari 2000 ekor.
Untuk melihat Komodo secara dekat, wisatawan bisa mengunjungi Loh Buaya di Pulau Rinca, Loh Liang di Pulau Komodo.
Namun ingat, disana tidak boleh sembarangan, karena terdapat Komodo yang berkeliaran bebas. Jadi pengunjung harus ditemani para ranger yang akan jadi guide saat tracking.
Pilihan tracking juga terdapat beberapa variasi pilihan, yakni short tracking, medium tracking dan long tracking, dengan jarak tempuh sekitar satu sampai tiga jam perjalanan.
Selama tracking, pengunjung bakal menikmati hamparan hutan dan tentunya bertemu Komodo dari dekat, babi hutan, kerbau, rusa sampai burung kakak tua.
Bila melakukan Trecking di Pulau Rinca, maka pengunjung bakal menemukan spot pemandangan sangat indah dari pulau tersebut yang berada di atas bukit.
Sebuah lanscape gunung, yang berpadu dengan hutan, hingga beningnya air laut akan sangat mempesona dari atas bukit ini.
Tidak hanya sampai disitu saja, setelah menikmati petualangan yang menakjubkan tadi wisatawan dapat menikmati keseruan lainnya di Pink Beach. Keindahan pantai dengan air sebening kristal dan pasir pantai yang berwarna pink, bakal wisatawan temui disini.
Di tempat ini juga merupakan spot yang sangat tepat untuk aktifitas snorkeling , karena alam bawah laut disni tidak perlu diragukan lagi keindahanya.
Luar biasa bukan? Sayangnya berbagai potensi tersebut terabaikan sama sekali. Puluhan tahun merdeka, tidak ada presiden yang mencoba mengoptimalkan potensi pariwisata Indonesia yang tidak kalah hebatnya dengan tempat pariwisata lainnya di dunia. Bila ada pun hanya dipoles sekedarnya saja, akibatnya potensi pariwisata kita hanya seperti mutiara yang terbenam dalam lumpur.
Untungnya Jokowi menyadari hal ini, melalui tangannya, mutiara tersebut dibersihkan dan dipoles agar semakin bersinar. Melalui tangannya juga dunia pariwisata Indonesia bangkit dan mensejajarkan dirinya dengan destinasi kelas dunia dibelahan bumi lainnya.
Trailer Keindahan Labuan Bajo