Kota Roma selain memiliki bangunan-bangunan bersejarah Romawi, kota ini juga memiliki banyak museum dan perpustakaan umum yang bertugas merawat buku-buku dan benda–benda berharga sebagai warisan budaya supaya tidak hilang ataupun rusak. Salah satu perpustakaan Romawi tertua dan terbesar di kota ini bernama perpustakaan umum “Casanatense”, didirikan tahun 1701 oleh Kardinal Girolamo Casanatense.
Di hari pertama peresmiannya, Kardinal Girolamo Casanatense menyumbangkan koleksi pribadinya dari tahun 1620-1700 yang terdiri dari 25.000 buku dan 160.000 benda-benda bersejarah seperti berbagai bentuk perisai perang Romawi. Selanjutnya perpustakaan ini juga diperkaya oleh karya-karya yang berhubungan dengan teologi, filsafat, hukum Romawi, ekonomi dan yang berkaitan dengan kota Roma. Sejak 1872 perpustakaan ini dikelola oleh negara di bawah pengawasan Departemen Kebudayaan dan kini memiliki sekitar 400 ribu lebih buku termasuk 60 ribu buku berada di ruang utama.
Perpustakaan yang beralamat di jalan Santo Ignazio no.52 ini tidaklah sulit dijangkau, selain berada di pusat kota Roma letaknyapun berdekatan dengan museum-museum lainnya di kota ini. Perpustakaan umum ini dibuka setiap hari kerja dari jam 8.30 pagi sampai jam 16.00 sore. Jadi bagi para pencinta buku pastikan mengunjungi tempat ini ketika berada di kota Roma.
Ruangan utama perpustakaan.
Memasuki ruang utama perpustakaan, sebuah pemandangan menarik langsung terlihat. Di ujung ruangan sebuah patung marmer putih Girolamo Casanatense sebagai pendiri perpustakaan ini, berdiri dengan ramah seakan menyapa setiap pengunjung yang datang. Susunan rak-rak kayu yang masih berdiri kokoh, mengelilingi sisi-sisi ruangan dengan tinggi sampai ke langit-langit, penuh dengan buku-buku yang masih tersusun dengan cara kuno tapi rapi dan ditandai dengan sebuah label sesuai dengan urutannya: puisi, sastra, sejarah dan lain-lain.
Ada juga dua ruangan lain yang bisa dipergunakan sebagai ruang membaca. Ruangan yang tenang, rapi dengan sumber cahaya yang cukup baik menambah suasana nyaman dan menyenangkan untuk membaca buku halaman demi halaman , kadang-kadang membuat kita lupa waktu untuk pulang.
Di perpustakaan ini juga dipamerkan perisai-perisai (tameng) perang Romawi dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai zamannya. Perisai merupakan alat perang yang paling penting yang digunakan orang-orang Romawi dulu, berfungsi untuk menangkis atau membelokkan pukulan selama pertempuran juga untuk melindungi tubuh dari serangan lawan. Orang-orang Romawi menggunakan perisai-perisai ini selama 12 abad terakhir, sekitar tahun 753 SM sampai jatuhnya Kekaisaran barat tahun 476 M sehingga baik material yang digunakan maupun bentuk banyak mengalami perubahan (persegi, panjang, bulat dan oval).
Salah satu koleksi perisai perang.
Sejak tahun 1759 perpustakaan Casanatense menjadi perpustakaan umum paling penting dan mengesankan di Eropa. Ini berkat pimpinan dan bimbingan seorang pustakawan Giovanni Battista Audiffredi (1714-1794) yang mengabdikan diri hingga akhir hayatnya. Selain itu Beliau juga seorang ahli teologi, menguasai tiga bahasa asing (Ibrani, Yunani dan Latin), ilmu alam, fisika dan astronomi sehingga dibawah bimbingannya perpustakaan ini berhasil menambah banyak koleksi buku-buku, baik yang ditulis tangan maupun yang dicetak, berbagai koleksi gambar juga lukisan.
Posisi planet-planet dalam zodiak, sebuah karya astrologi abad ke-14.
Perpustakaan umum Casanatense hanyalah salah satu dari ribuan perpustakaan yang ada di Italia, karena disini setiap kota kecilpun pasti memiliki perpustakaan umum. Sebuah tempat yang masih ramai dikunjungi orang-orang yang gemar membaca baik orang tua maupun muda. Perpustakaan juga menyediakan tempat yang nyaman untuk belajar bersama para pelajar dan mahasiswa selain dekat ke sumber informasi, tempat yang luas dan tenang, juga dilengkapi dengan wifi gratis pastinya. Meskipun begitu masyarakat disini juga mempunyai tantangan dan rintangan yang sama, karena kita semua hidup didunia yang sama dimasa teknologi berkembang begitu cepat. Berbagai usaha terus dilakukan oleh pemerintah Italia lewat berbagai program kegiatan di perpustakaan yang bisa menarik kaum muda mencintai budaya membaca.
Salah satu ruangan perpustakaan di kota Busto Arsizio.
Budaya membaca merupakan warisan dari nenek moyang masyarakat disini. Dari zaman sebelum Masehi sekitar tahun 39 SM, perpustakaan pertama di kota Roma sudah berdiri, sebuah ide dari Julius Caesar dan diresmikan oleh Asinius Pollio. Perpustakaan ini dibangun dekat kuil Liberty, terdiri dua bangunan kembar masing-masing untuk teks berbahasa Latin dan bahasa Yunani. Puing-puing tempat ini masih ada dan menjadi sebuah simbol bagi masyarakat disini, betapa pentingnya sebuah buku untuk melihat masa lalu dan menjadi pegangan untuk melihat masa mendatang.
Sama dengan sebuah ungkapan yang sering kita dengar dan mungkin juga sering kita ucapkan “Buku adalah jendela dunia”, sebuah jendela untuk melihat masa lalu dan menatap masa depan. Apakah kita pernah menjadi bagian didalamnya?, membukakan jendela yang masih tertutup atau jendela yang belum terbuka lebar sehingga semua orang yang berada di dalam ruangan bisa melihat dengan jelas betapa indahnya dunia ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik dan menjadikan buku sebagai jendela dunia yang terbuka lebar bagi orang-orang disekitar kita. Selamat hari buku nasional 2018….
Sumber :
https://www.internazionale.it/reportage/matteo-trevisani/2016/12/29/biblioteche-storiche-roma
http://www.artwave.it/cultura/cielo-e-terra-la-collezione-cartografica-della-biblioteca-casanatense/