Bila selama ini Jokowi selalu ditertawakan oleh pihak anti Jokowi karena baru merealisasikan 2 persen dari total PSN (Proyek Strategis Nasional) yang dicanangkan, maka sepertinya ke depan, tawa mereka akan semakin mengecil berbanding terbalik dengan semakin banyaknya proyek PSN yang telah rampung dan siap dipergunakan.
Menurut data KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas) per hari Selasa 17 April 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah merampungkan 30 proyek strategis nasional (PSN) periode 2016-2017 senilai Rp 94,8 triliun.
Berikut rinciannya:
20 PSN selesai pada 2016 senilai Rp 33,3 triliun
1. Jalan Tol Gempol – Pandaan, Jatim 14km (Rp 1,47 triliun)
2. Bandara Sentani, Jayapura, Papua (Rp 1,47 triliun)
3. Bandara Juwata, Tarakan, Kaltara (Rp 1,39 triliun)
4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (Rp 1,67 triliun)
5. Bandara Mutiara, Palu (Rp 1,39 triliun)
6. Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra (Rp 662 miliar)
7. Bandara Labuan Bajo, Pulau Komodo, NTT (Rp 662 miliar)
8. Pengembangan Bandara Soekarno Hatta (Termasuk Terminal 3), Banten (Rp 4,7 triliun)
9. Pelabuhan Kalibaru, DKI Jakarta (Rp 12,0 triliun)
10. Pipa Gas Belawan-Sei Mengkei kapasitas 75 mmscfd, Sumut (Rp 1,21 triliun)
11. PLBN & SP Entikong, Kab. Sanggau, Kalbar (Rp 152 miliar)
12. PLBN & SP Mota’ain, Kab. Belu, NTT (Rp 82 miliar)
13. PLBN & SP Motamassin, Kab. Malaka, NTT (Rp 128 miliar)
14. PLBN & SP Skouw, Kota Jayapura, Papua (Rp 166 miliar)
15. Bendungan Paya Seunara, Kota Sabang, NAD (Rp 57 miliar)
16. Bendungan Rajui, Kab. Pidie, NAD (Rp 138 miliar)
17. Bendungan Jatigede, Kota Sumedang, Jabar (Rp 4,82 triliun)
18. Bendungan Bajulmati, Banyuwangi, Jatim (Rp 454 miliar)
19. Bendungan Nipah, Madura, Jatim (Rp 213 miliar)
20. Bendungan Titab, Kab. Buleleng, Bali (Rp 496 miliar)
10 PSN selesai pada 2017 senilai Rp 61,5 triliun
1. Jalan Tol Soreang – Pasirkoja, Jabar 11km (Rp 1,51 triliun)
2. Jalan Tol Mojokerto – Surabaya, Jatim 36,3km (Rp 4,98 triliun)
3. Jalan Akses Tanjung Priok, DKI Jakarta 16,7km (Rp 6,27 triliun)
4. Bandara Raden Inten II, Lampung (Rp 1,47 triliun)
5. Pengembangan Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East Wilayah Kerja Muara Bakau, Kaltim (Rp 45,5 triliun)
6. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Nanga Badau, Kab Kapuas Hulu, Kalbar (Rp 154 miliar)
7. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Aruk, Kab Sambas, Kalbar (Rp 131 miliar)
8. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) & Sarana Penunjang Wini, Kab Timor Tengah Utara, NTT (Rp 130 miliar)
9. Bendungan Teritip, Kaltim (Rp 262 miliar)
10. Pembangunan Saluran Suplesi Daerah Irigasi Umpu Sistem (Way Besai), Lampung (Rp 1,078 triliun).
Sebagai informasi, berdasarkan data KPPIP, pada 2016 total PSN 225 Proyek ditambah 1 Program. Hal ini tertuang dalam Perpres Nomor 3 Tahun 2016.
Hasil evaluasi pada awal 2017, KPPIP menetapkan 15 proyek dikeluarkan dari daftar PSN, dan terdapat 55 proyek tambahan dan 1 program yaitu pengembangan industri pesawat, serta 20 PSN yang selesai.
Sehingga pada 2017 total PSN menjadi 245 dan 2 program tambahan yang tertuang dalam Perpres 58 Tahun 2017 yang merupakan revisi dari Perpres Nomor 3 Tahun 2016.
Pada awal 2018, pemerintah kembali mengevaluasi PSN. Hasil evaluasi KPPIP menetapkan ada 14 proyek yang dicoret dari daftar, sebanyak 10 proyek yang rampung di akhir 2017. Lalu ada 1 tambahan proyek dan 1 program, sehingga total saat ini ditetapkan 222 PSN dan 3 program tambahan senilai Rp 4.100 triliun.
Secara persentase, angka penyelesaian PSN sudah mencapai 13,3 persen, itu belum termasuk PSN yang direncanakan selesai tahun 2018 ini yang diperkirakan mencapai 75 proyek.
(https://bisnis.tempo.co/read/1044039/75-proyek-strategis-nasional-ditargetkan-selesai-dibangun-di-2018)
Dan sisanya diharapkan selesai 2019. Saya pribadi memiliki keyakinan, PSN yang dapat diselesaikan Jokowi hingga 2019 nanti dapat mencapai 90 persen (di atas 200 PSN). Hal ini mengingat ada beberapa PSN, seperti Jalan Tol Binjai (Sumut) – Langsa (Aceh), Jalan Tol Kisaran – Rantau Prapat dan beberapa proyek lainnya baru dikerjakan 2018 ini dan ditargetkan selesai diatas tahun 2020.
Sebuah pencapaian yang luar biasa menurut saya, apalagi mengingat di pemerintahan sebelum era Jokowi, tidak ada penargetan seperti itu, realisasinya pun berbeda jauh. Sepuluh tahun SBY, hanya tercatat 66 infrastruktur yang dibangun, setidaknya demikian menurut perhitungan yang saya peroleh.
Pembangunan paling besar, terkonsentrasi di pulau Jawa, mencapai 19 proyek, yang terkecil adalah di Papua dengan hanya 7 proyek. Itupun sudah disebut Segudang prestasi. Bagaimana pula dengan infrastruktur yang dibangun Jokowi? Mungkin bisa disebut Gudangnya segudang.
(www.rmol.co/read/2017/09/22/308245/Segudang-Prestasi-Pembangunan-Infrastruktur-Di-Era-SBY-)
Namun demikian, infrastruktur bukanlah satu-satunya jawaban untuk meningkatkan investasi dan perekonomian. Selain infrastruktur, penyederhanaan perizinan juga menjadi sebuah keharusan.
Oleh sebab itu, disamping mengejar pembangunan infrastruktur. Berbagai birokrasi perizinan berusaha dipangkas oleh Jokowi agar menjadi semakin efisien terutama dari sisi waktu.
Salah satunya dengan menerapkan sistem perizinan berusaha yang terintegrasi secara online atau Online Single Submission baik di Kementerian, di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten, dan di tingkat kota, dalam waktu dekat ini
Dari berbagai pengakuan internasional terhadap perekonomian Indonesia, menunjukkan Indonesia sudah berada pada jalur yang benar. Beberapa badan internasional bahkan memperkirakan Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030.
Tentu saja kita tidak boleh terlalu cepat berpuas diri, karena tanpa kerja keras, harapan tersebut mustahil akan terwujud. Oleh sebab itu, memilih Jokowi agar dapat kembali menjabat di periode kedua nanti, sudah menjadi sebuah keharusan.
#2019TetapJokowi