“Ada 36 menteri yang sudah confirm kemungkinan nambah lagi karena Marshall Island baru konfirmasi presidennya hadir, berarti mungkin menterinya hadir. Ada 200 civil society, seperti WWF dan banyak organisasi masyarakat lainnya,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepada wartawan usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10) siang.
Konferensi tersebut, menurut Susi, akan memprioritaskan untuk membahas isu Marine Conservation Area yang memang sudah komitmen banyak negara, kemudian part plastic degrease, marine polution, maritime security, climate change, kemudian sustainable fisheries atau perikanan yang berkelanjutan.
Mengenai keuntungan Indonesia dari penyelenggaraan Our Ocean Conference 2018 ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan, Indonesia akan menunjukkan leadershipnya di bidang maritim.
“Kan kita mau jadi fulcrum maritime, poros maritim ya harus kita menunjukkan leadership kita. Yang kedua ya di bidang maritim kita ini salah satu pemilik laut terbesar tentunya apa saja kebijakan internasional akan berpengaruh kepada kita karena kita salah satu pemilik laut terbesar nomor 2 di dunia,” jelas Susi.
Sedangkan terkait illegal fishing, Susi menjelaskan, bahwa climate change itu threat nya dan marine protected area kan dengan illegal unreported and unregulated fishing.
“Kita harapkan penanganan ini akan menjadikan semua negara berkomitmen bersama untuk keberlanjutan daripada sebuah industri perikanan, blue economy, ya jadi dari mulai pembahasan sustainable perikanan sampai kepada climate change,” terang Susi. (MAY/SLN/RAH/OJI/ES)