Indovoices.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjadi pembicara dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla dengan tema “Peningkatan Stabilitas Politik dan Keamanan, Penegakan Hukum dan Tata Kelola”, Kamis (25/10) di AuditoriumGedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Dalam Diskusi tersebut, Menhan memaparkan pencapaian kinerja empat tahun pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan dalam bidang kebijakan pertahanan negara. Diungkapkan Menhan, pengembangan desain dan sistem Pertahanan negara yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir, telah menempatkan Indonesia saat ini berada pada urutan ke 10 besar kekuatan pertahanan dunia, dimana sebelumnya berada pada urutan ke 19.
Beberapa pencapaian kinerja Kemhan yang dipaparkan oleh Menhan dalam kesempatan tersebut mulai dari pencapaian pembangunan kemampuan postur pertahanan, penguatan TNI, pembangunan Alutsista, Penguatan kerjasama pertahanan, pengembangan industri pertahanan dalam negeri, sampai dengan pembentukan kader bela negara.
Menhan mengatakan, ukuran pengembangan kemampuan yang menjadi arah pembangunan jangka panjang adalah kemampuan postur pertahanan yang dapat menjamin Kedaulatan negara, keselamatan bangsa, serta keutuhan wilayah NKRI yang meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragam, termasuk pulau-pulau kecil terdepan, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan Landas Kontinen serta ruang udara Nasional.
Pembangunan tersebut diarahkan secara sinergis dan berkesinambungan untuk mewujudkan postur pertahanan RI yang kuat, handal dan disegani ditingkat regional serta mendukung posisi tawar indonesia dalam ajang diplomasi pertahanan yang pada akhirnya mampu dan efektif untuk menangkal dan menghadapi semua bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara; keutuhan negara kesatuan republik indonesia dan keselamatan bangsa.
Untuk penguatan TNI sebagai komponen utama dilakukan melalui pembangunan kesiapan operasi dengan penambahan Divisi 3 Kostrad, Armada 3, Pasmar 3 dan Koopsau 3 serta satuan kewilayahan.
Dalam konsteks pembangunan Alutsista, Kemhan fokus penyiapan Alutsista untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman nyata serta pemenuhan kekuatan Pokok Minimum TNI hingga tahun 2018 telah mencapai 61,8 persen.
Sementara itu guna menghadapi ancaman yang sangat-sangat nyata saat ini yaitu ancaman terorisme dan bencana alam, Kemhan telah mengambil langkah dan inisiatif melalui penguatan kerjasama trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Philipina.
Kemhan juga mengeluarkan inisiatif kerjasama “Our Eyes“ yang telah diadopsi resmi oleh ASEAN sebagai platform kerjasama pertukaran informasi strategis kawasan yang juga didukung oleh negara mitra lainnya seperti AS, Australia, China, Rusia, Jepang, Korea, India dan Selandia Baru.
“Indikator keberhasilan operasi ini adalah dengan menurunnya Insiden Pembajakan dan aksi terorisme di sekitar Laut Sulu”, jelas Menhan
Sedangkan di bidang pengembangan kemandirian industri pertahanan dalam negeri yang juga menjadi prioritas kebijakan Kemhan, dimana hal tersebut diarahkan untuk turut mendorong proses pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan visi Nawa Cita Presiden RI.
“Dalam era Kabinet Kerja ini, sebagian produk Alutsista dalam negeri telah memiliki kualitas dan Perfomance yang handal dan prima didalam memperkuat Sistem Pertahanan Negara Indonesia. Beberapa Negara Sahabat juga telah membeli Produk Alut Sista Indonesia, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, serta beberapa Negara di Eropa dan Afrika. Kedepan Indonesia akan dilihat sebagai sebagai salah satu Produsen Alutsista potensial Internasional”, tutur Menhan.
Terakhir terkait pencapaian pembentukan Kader Bela Negara, Menhan mengungkapkan bahwa hingga tahun 2018 adalah telah mencapai 83,4 juta kader Bela Negara dari target 100 juta pada akhir Tahun 2024. (BDI/SPD)