Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) pada Minggu (5/8) disusul dengan gempa berkekuatan 6,2 SR pada Kamis (6/8) yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapatkan simpati dari para duta besar baru negara-negara sahabat yang menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/8) pagi.
“Jadi hampir semua Duta Besar baru menyampaikan simpati untuk Lombok. Itu semua duta besar menyampaikan hal tersebut,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Jokowi melakukan veranda talk usai menerima surat-surat kepercayaan 8 (delapan) duta besar baru negara-negara sahabat.
Kedelapan duta besar baru itu berasal dari Uzbekistan, Thailand, Vietnam, Armenia, Pakistan, Filipina, Guyana, dan Burundi.
Selain menyampaikan simpati terhadap korban gempa Lombok, menurut Menlu, umumnya pembicaraan para duta besar baru negara sahabat dengan Presiden Jokowi lebih fokus pada upaya peningkatan kerja sama ekonomi.
“Misalnya Burundi menyampaikan apresiasi Indonesia untuk mendekatkan diri secara ekonomi kepada Afrika dengan pelaksanaan Indonesia Afrika Forum, tahun ini dan tahun depan akan ada dialog infrastruktur,” ungkap Menlu.
Menurut Menlu, Burundi juga menyampaikan beberapa hal yang mereka minta kerja samakan, misalnya untuk pertanian, untuk kerja sama teknik. Mereka juga minta, kalau bisa ada beasiswa dan sebagainya.
Yang juga agak jauh adalah Guyana. Menurut Menlu, Guyana mendukung Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB, dari segi perdagangan juga naiknya cukup lumayan, lebih dari 17 persen.
Guyana dan Jakarta-Indonesia itu, lanjut Menlu Retno Marsudi, ada persamaan. Ia menyebutkan, Guyana itu menjadi tuan rumah dari Caricom (Caribbean community) sementara Indonesia menjadi tuan rumah bagi ASEAN, sehingga kerja sama Caricom dan ASEAN itu juga bisa didekatkan lebih lanjut.
Sementara kalau yang ASEAN, menurut Menlu, fokusnya ASEAN tahun depan khususnya dengan Thailand yang akan menjadi ketua ASEAN.
Ditambahkan Menlu, dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan kembali undangan untuk hadir di dalam ASEAN Leaders Gathering, di Bali, Oktober mendatang.
Sementara Pakistan, disampaikan juga mengenai besarnya volume perdagangan dan keinginan untuk lebih meningkatkan. Kita juga bicara juga mengenai trilateral, ulama meeting yang memberikan berkontribusi dalam proses untuk perdamaian di Afghanistan. Jadi intinya seperti itu,” ujar Menlu. (FID/ES)