Indovoices.com – Terus memupuk jiwa nasionalisme saat berada jauh dari Tanah Air menjadi suatu keniscayaan bagi siapapun yang mengaku bertanah air Indonesia. Begitu pula dengan anak-anak Indonesia yang mengenyam pendidikan di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) misalnya, banyak siswanya yang lahir dan besar di Arab Saudi tanpa pernah sekali pun menjejakkan kakinya di Tanah Air. Tanpa pernah melihat langsung seperti apa negara Indonesia. Tapi mereka tetaplah anak-anak Indonesia. Dengan bantuan guru dan tenaga kependidikan di Sekolah Indonesia Jeddah, mereka mengenal Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan dan karakter ke-Indonesia-an pun ditanamkan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
“Pada dasarnya yang diharapkan dari SILN itu bagaimana kita bisa mengembangkan nilai-nilai kebudayaan yang intinya menciptakan Indonesia kecil di sini,” ujar Nelly, seorang guru SMA di Sekolah Indonesia Jeddah, Arab Saudi. Ia menuturkan, sebagai anak Indonesia yang tinggal di luar negeri, anak-anak tentu dihadapkan pada karakter dan budaya yang berbeda dengan Indonesia. Hal itu menjadi tantangan bagi anak-anak SILN. Karena itulah di sekolah guru harus bisa menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik kepada siswa.
Sebagai pendidik, ada hal yang dirasa berbeda saat mendidik anak-anak Indonesia di Tanah Air dengan mendidik anak-anak Indonesia di negara lain. Yang mengejutkan adalah, bahwa dengan keterbatasan yang ada, justru anak-anak SILN lebih memiliki potensi dalam kreativitas dan kemandirian. Hal itulah yang diakui Nelly selama satu tahun mengajar Matematika di Sekolah Indonesia Jeddah.
“Yang sangat mencolok adalah pengembangan diri di luar kurikulum sekolah. Selama ini yang dinilai biasanya secara kognitif, biasanya matematika, fisika, kimia, atau biologi. Namun di sini yang sangat berkembang itu kreativitas, kemandirian mereka. Itu yang luar biasa. Lifeskill mereka. Memang ada satu PR untuk masalah kognitif, tapi kalau dilihat dari sisi lifeskill, itu luar biasa. Sangat berbeda dengan yang selama ini saya perhatikan di Indonesia,” ujarnya.
Kepala Sekolah Indonesia Jeddah, Sugiyono mengatakan, nilai-nilai ke-Indonesia-an dan jiwa kreativitas anak-anak selalu dibina di sekolah, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan di luar jam sekolah. Sekolah selalu mengajarkan, melatih, dan mendidik peserta didiknya untuk bisa berkreasi dan berbudaya Indonesia. “Memang sebagian dari anak-anak kita di sini sudah lahir, besar dan tumbuh di Jeddah, di Arab Saudi, sehingga dibutuhkan pengenalan pertama, penumbuhan, dan pembiasaan karakter ke-Indonesia-an,” tuturnya.
Kegiatan yang rutin dilakukan antara lain pameran masakan Indonesia. Dalam kegiatan ini, siswa diberi tugas untuk memasak masakan Indonesia, lalu menghidangkannya dan membuat dekorasi dengan berpakaian khas Indonesia. Kegiatan ekstrakurikuler pun tidak lepas dari semangat nasionalisme dan menjunjung budaya Indonesia. Siswa dapat mengikuti ekstrakurikuler Paskibra, Pramuka, Pencak Silat, hingga Menari. Siswa juga bebas memilih ekstrakurikuler lain seperti jurnalistik, bola basket, tenis meja, atau badminton.
“Anak-anak setiap tahun juga punya tugas jadi petugas upacara 17 Agustus di kantor KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Jeddah. Mereka berlatih seperti Paskibra. Jadi cinta tanah airnya tetap kita jaga, kita tumbuhkembangkan supaya mereka tetap cinta Indonesia. Alhamdulillah anak-anak kita menunjukkan ke-Indonesia-annya yang luar biasa,” kata Sugiyono.
Secara umum, Sugiyono menuturkan, kegiatan belajar mengajar dan kurikulum di Sekolah Indonesia Jeddah tidak berbeda dengan sekolah di Indonesia. Namun, Sekolah Indonesia Jeddah tidak hanya memberikan layanan pendidikan secara akademik, melainkan juga membantu urusan kewarganegaraan sesuai dengan visi dan misi SILN, yaitu pelayanan dan dan perlindungan warga negara di bidang pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, serta penumbuhan serta pengembangan budaya ke-Indonesia-an. “Kami memberikan pelayanan pendidikan kewarganegaraan bagi anak Indonesia, baik itu yang legal maupun ilegal (belum punya dokumen resmi), semua harus kita layani. Kemudian juga budaya keindonesiaannya harus kita tumbuhkembangkan supaya mereka tidak lupa, dan sekaligus soft diplomacy dengan mendukung kegiatan-kegiatan perwakilan di sini, baik KJRI maupun KBRI,” tutur Sugiyono.
Sekolah Indonesia Jeddah adalah salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang berada di bawah tata kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sekolah ini menjadi SILN dengan jumlah siswa terbanyak dibanding 13 SILN lainnya, yakni mencapai 1.076 siswa, dengan jumlah guru 39 orang. SILN ini melayani pendidikan untuk anak-anak Indonesia dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. (Desliana Maulipaksi)