Dikutip dari situs Kemenko Perekonomian, ia menyampaikan tiga hal yang menjadi pandangan nasional Indonesia dalam kerja sama tiga negara itu. Pertama, pengembangan dan penyelesaian proyek-proyek konektivitas fisik, sejalan dengan salah satu fokus implementasi IMT-GT Vision 2036.
Pengembangan konektivitas fisik juga diperlukan dalam mendorong pengembangan bidang pariwisata di kawasan IMT-GT. Salah satu potensi besar yang ada adalah untuk marine tourism yang meliputi pariwisata cruise dan yacht serta pengembangan sumber daya manusia pelaku usaha sektor pariwisata.
“Kerja sama IMT-GT telah banyak berkontribusi dalam membangun perekonomian sub-kawasan, termasuk meningkatkan daya saing di daerah-daerah, meningkatkan konektivitas, serta meningkatkan nilai perdagangan, pariwisata, dan investasi,” kata Presiden Jokowi.
Kedua, pentingnya pertumbuhan ekonomi di kawasan IMT-GT bersifat berkelanjutan dan inklusif. Dalam hal ini, Presiden menilai sektor pertanian memiliki peran penting dalam berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan dan inklusif di sub-kawasan ini.
“Komoditas seperti karet dan kelapa sawit memiliki multiplier efek besar terhadap perekonomian masyarakat IMT-GT. Untuk itu, kita perlu untuk terus tingkatkan kerja sama konkret dalam memajukan industri karet dan kelapa sawit,” ujarnya.
Ketiga, kerja sama IMT-GT perlu mendorong penguatan kerja sama sektor-sektor usaha UKM halal yang berorientasi ekspor maupun halal start-up.
“Dalam kaitan ini, Indonesia bermaksud menyelenggarakan Halal Summit 2020 pada bulan Oktober 2020. Indonesia mengharapkan Halal Summit membuka peluang industri halal di kawasan kita,” tandasnya. (nr/ds)