Menkeu menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh Indonesia yaitu resiko global dan regional seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang akan melemah dan perdagangan internasional yang masih akan mengalami pelemahan.
“Ada beberapa hal yang perlu untuk kita waspadai dalam mengelola dan menjaga ekonomi Indonesia. Menurut perkiraan, pertumbuhan ekonomi dunia akan melemah dan perdagangan internasional masih akan mengalami pelemahan. Ini artinya kita harus waspada terhadap resiko global dan resiko regional,” paparnya.
Oleh karena itu, dibahas mengenai bagaimana negara-negara dapat meminimalisasi resiko melalui desain kebijakan dan koordinasi agar dapat menjalankan ekonomi yang menguntungkan negara masing-masing sekaligus membangun optimisme ekonomi dunia.
“Indonesia telah berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan untuk membahas kebijakan fiskal APBN, kebijakan moneter dan kebijakan di bidang keuangan maupun perdagangan. Ini semua perlu kita waspadai sekaligus untuk kita formulasikan kebijakan agar momentum pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa kita perbaiki dan kita pertahankan,” paparnya.
Menkeu mengatakan Pemerintah Indonesia terus mencoba mempertahankan pertumbuhan di atas 5% dengan menjaga defisit APBN menurun, menjaga stabilitas harga-harga, mendorong investasi serta meningkatkan ekspor.
“Saat ini, kita akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi kita di atas 5% dengan defisit APBN yang terus dijaga menurun, dan stabilitas harga-harga serta investasi yang terus didorong dengan meningkatkan kegiatan ekspor,” tegasnya.
Selain itu, dalam pertemuan Spring Meetings ini juga dibahas mengenai resiko-resiko kemungkinan peningkatan cyber trap atau kerapuhan sektor keuangan yang berasal dari digital economy seperti masalah penguatan perpajakan, e-commerce dari sisi perbaikan distribusi, kompetisi, menjaga kerahasiaan data dan meningkatkan proteksi data-data konsumen serta bagaimana menghindari guncangan sebagai dampak teknologi.
“Juga dibahas bagaimana koordinasi dari perpajakan internasional makin diperkuat. Ini akibat adanya digitalisasi dimana peranan e-commerce dan digital economy makin meluas dan akan makin meningkat. Banyak negara membahas aspek perpajakan tapi juga aspek perbaikan distribusi, kompetisi serta bagaimana menjaga kerahasiaan data dan meningkatkan proteksi data-data konsumen. Kita juga membahas kerjasama bagaimana menghindari guncangan dari teknologi ini,” paparnya.
Pembahasan dalam Spring Meetings juga berfokus pada cara meningkatkan kemampuan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas terutama bagi masyarakat yang akan mengalami era digitalisasi bagaimana desain kebijakan fiskal untuk bisa mendorong produktivitas meningkatkan human capital dan bagaimana tenaga kerja dan generasi muda mendapat manfaat dari globalisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Selain pertemuan Spring Meetings, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia juga menghadiri pertemuan G-20. Pembahasan dalam forum G-20 juga membahas mengenai prospek ekonomi dunia, digitalisasi, kesehatan, pendidikan dan perpajakan.
Menkeu dengan bangga mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan ekonomi besar yang tergabung dalam negara G-20. Oleh karena itu, ia menegaskan agar Indonesia berupaya mempertahankan pertumbuhan ekonominya agar disegani di lingkungan global sekaligus memperbaiki kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan, menciptakan kesempatan kerja, membangun infrastruktur, menciptakan perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia, namun kita menjadi warga negara dunia yang bertanggung jawab dan bermartabat.
“Di forum-forum internasional inilah Indonesia akan terlihat sebagai negara apakah sebagai yang negara yang diakui, disegani, dan memiliki kinerja ekonomi yang patut untuk disampaikan kemudian dishare oleh masyarakat dunia. Sedapat mungkin, Indonesia akan terus menjadi salah satu negara yang terus bermain di lingkungan global dalam rangka untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan, menciptakan kesempatan kerja, membangun infrastruktur, menciptakan perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia, namun kita menjadi warga negara dunia yang bertanggung jawab dan bermartabat,” pungkasnya. (nr/ds)