Selamat nangkring..
Baru-baru ini ada kejadian tertangkapnya seorang WNI di daerah New Hampshire, Amerika Serikat. Berdasarkan berita yang spidy baca, melalui tatapan tajam seekor laba-laba, Meldy and Eva Lumangkun yang lari dari Indonesia saat terjadi peristiwa Mei 1998 kena imbas dari kebijakan imigran gelap Mr. Trump.
Meldy dan Eva diminta oleh bagian imigrasi untuk membeli satu tiket pergi balik ke Indonesia. Meldy dan Eva merasa keberatan dengan keputusan itu karena mereka sudah membangun kehidupan selama hampir dua dekade di Amerika Serikat. Mereka bahkan sudah memiliki anak. Mereka menolak dipulangkan ke Indonesia karena merasa aman di Amerika Serikat.
Rasa trauma sepertinya masih ada dalam diri para imigran gelap Indonesia yang kabur ke Amerika Serikat saat terjadi kerusuhan Mei 1998. Mereka sebagian besar adalah suku Cina beragama Kristen. Bahkan salah satu keluarga menyatakan bahwa kembali ke Indonesia adalah sesuatu yang membuat stress. Bahkan anaknya tidak mau kembali ke Indonesia dan menyebut dirinya adalah seorang Amerika.
Keengganan para pelarian kerusuhan Mei 98 ini juga dipicu dengan kejadian yang dialami oleh Ahok yang mengalami kriminalisasi oleh ormas muslim intoleran. Kejadian Ahok ini memberikan shock kepada mereka dan mengingatkan kembali masa-masa kerusuhan Mei 98.
DIlematis kebijakan Mr. Trump dan juga stressnya mereka jika harus kembali ke Indonesia dengan rasa tidak aman harus segera dijembatani dengan baik. Apalagi mereka ini sudah hampir dua dekade meninggalkan Indonesia. Tentu saja urusan administrasi kewarganegaraan harus dipikirkan juga antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Hmmm.. Melihat fakta ini, Spidy kok merasa iba dengan mereka. Status kewarganegaraan menjadi tidak jelas dan keinginan tetap di Amerika Serikat pun ditolak. Belum lagi mereka merasa tidak aman jika harus kembali ke Indonesia dengan kondisi diskriminasi dan intoleran yang membesar saat Pilkada Jakarta dimana akhirnya membuat seorang pemimpin double monority harus dipenjara.
Menurut hemat saya selaku superhero yang pernah tinggal di Amerika Serikat dan sekarang memilih mendeso, maka sudah sepatutnya yang diutamakan adalah kemanusiaan mereka. Jangan sampai mereka tetap dipaksa ke Indonesia dengan psikologis yang masih trauma dan perasaan stres serta terancam. Apalagi kalau tiba di Indonesia mereka malah tidak dapat jaminan penghidupan. Bisa-bisa semakin stres dan depresi mereka ini.
Apalagi ternyata jumlah mereka yang lari ke Amerika Serikat saat kerusuhan Mei 1998 ternyata tidak sedikit. menurut pemberitaan Reuters ada puluhan orang jumlah mereka ini. Dan ini bukan jumlah sedikit jika harus dideportasi oleh pemerintahan Amerika Serikat. Apalagi efek shock setelah kejadian Ahok juga harus jadi pertimbangannya.
Semoga saja ada jalan keluar terbaik dan pastinya kondisi dan masa depan anak-anak mereka juga harus diperhatikan. Menyedihkan dan memprihatinkan memang kondisi mereka yang dilematis. Saya berharap yang terbaik yang akan diputuskan. Kalau memang mereka belum merasa aman, mungkin ada baiknya mereka tetap di Amerika Serikat saja dulu.
Saya tidak menyangka, ternyata efek kasus Ahok ini besar juga. Sampai-sampai orang luar negeri tidak berani kembali ke Indonesia. Syukurnya saya seorang superhero, jadi ancaman demo togel seperti itu tidak membuat saya takut ke Indonesia.
Indonesia mungkin bagi para pelarian kerusuhan Mei 98 ini mengingatkan kembali rasa mencekam itu. Wajar memang, lah mayat saja pun diancam tidak dishalatkan. Indonesia kini memang sudah tidak ramah lagi toleransinya. Sangat memprihatinkan.
Salam Jaring.