Saya sangat tidak terkejut dengan apa yang terjadi di Jakarta saat ini. Kekacauan dimana-mana dan APBD dibegal habis-habisan. Semua karena sejak awal warga Jakarta sudah salah memilih. Manusia diberi kebebasan memilih tetapi terima sendiri akibatnya jika salah memilih.
Karena itu berbeda dengan ciptaan lain, manusia bisa berpikir, menganalisa dan bahkan memperhitungkan resiko dalam setiap pilihannya. Tetapi masih banyak orang yang menganalisa pilihannya supaya dapat sorga. Padahal, sorga itu semua manusia bisa mendapatkannya asal hidup tulus.
Celakanya, manusia banyak yang beragama tetapi hatinya bulus bukan tulus. Memilih pun bukan karena ketulusan tetapi karena kebulusan dan ketakutan tidak mendapatkan surga. Dan kini jelas terlihat bahwa mereka seperti berharap surga, malah menikmati neraka.
Mereka berharap bahwa pilihan mereka akan menghadirkan kebahagiaan yang dijanjikan, tetapi malah dapat hanya sebuah penderitaan. Lalu apakah surga yang dijanjikan kalau memilih mereka juga akan jadi nyata atau cuman rayuan gombal demi kekuasaan??
Benar tidaknya, semua masih jadi misteri ilahi, tetapi kenyataan sekarang yang real adalah sebuah neraka bagi Jakarta. Bagaimana tidak jadi neraka, yang dipilih adalah orang-orang yang tidak sesuai dengan bakatnya. Istilahnya the wrong man at the wrong place. Orang yang salah pada tempat yang salah.
Anies adalah orang yang sejak awal ingin menjadi Presiden. Lalu maju jadi Gubernur DKI Jakarta. Apakah benar-benar akan mengurusi Jakarta?? Tentu saja tidak. Gubernur Jakarta hanya jadi ajang tebar pesona dan promosiin diri untuk jadi Presiden. Kerjaan tidak penting, yang penting sudah jadi Gubernur dan selalu diliput.
Hanya orang bodoh saja yang memilih tidak meliput dan memberitakan soal kegiatan seorang Gubernur DKI Jakarta. Dan orang-orang bodoh itu juga adalah mereka yang memilih diam bungkam serta tidak mau peduli dengan Gubernur Jakarta.
Yang lebih parah lagi adalah Sandiaga. Jadi Wakil Gubernur baginya hanyalah sebuah permainan dan senang-senang belaka. Tidak pernah serius memikirkan solusi Jakarta. Lah selama ini juga semua yang urus adalah mamanya. Makanya dia ini disebut anak mami. Kalau tidak mami yang nanny.
Berharap dia mau nyebur ke banjir seperti Anies?? Jangan harap. Lah yang mau jadi Presiden kan Anies, yah Anies wajib nyebur demi menaikkan elektabilitasnya. Sandiaga ogah melakukannya dan lebih memilih memakai lip balm untuk membasahi bibirnya.
Duo orang yang tidak punya gairah membangun Jakarta ini adalah malapetaka yang sesungguhnya. Bukan LGBT dan bukan juga masalah PKL di Tanah Abang. Karena akan lebih cepat Jakarta hancur lebur karena Anies-Sandi daripada hukuman Sodom Gomora karena LGBT.
100 kepemimpinan mereka saja sudah begini hancurnya, bagaimana lagi kalau 5 tahun?? Tetapi adalah lebih baik Jakarta menderita lima tahun daripada Indonesia menderita yang menderita 5 kalau Anies jadi Presiden. Bisa bayangkan duo hancur lebur ini satu memimpin Indonesia dan satu memimpin Jakarta.
Sudah cukuplah Jakarta jadi contohnya, tidak perlu sampai Indonesia juga mengalaminya. Ingatlah bahwa semua adalah pilihan kita. Mau salah pilih lagi?? Mari jadi pemilih waras menghadirkan kebahagiaan sejati bukan penderitaan.