Indovoices.com – Pertengahan Maret ini, Kabupaten Serang di Provinsi Banten menjadi salah satu tuan rumah perhelatan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) tahun 2019. Kemeriahan Gebyar Dikbud 2019 yang diselenggarakan di Pendopo Bupati Serang tidak lepas dari pertunjukan seni bela diri tradisional khas Serang, yaitu Silat Kaserangan. Masih dengan tema yang sama, yakni silat, Kemendikbud juga menggelar kegiatan nonton bareng film Indonesia yang diputar dengan menggunakan mobil bioskop keliling, berjudul “Surau dan Silek”.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan, saat ini kualitas film nasional dan industri film Indonesia sudah semakin bagus. Karena itu ia mengimbau masyarakat Serang yang hadir dalam Gebyar Dikbud 2019 agar ikut mendukung kemajuan perfilman Indonesia. “Mari mencintai film Indonesia,” ujar Didik saat memberikan sambutan di Pendopo Bupati Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).
Ia juga mengimbau para orang tua agar mendukung anak-anaknya yang tertarik dengan dunia perfilman, agar anak-anak bangsa bisa menguasai film nasional sehingga dapat bersaing dengan pekerja film asing. “Kalau anak-anak suka dengan film, lalu mau jadi pekerja film, jangan dilarang,” katanya.
Kegiatan nonton bareng film Surau dan Silek dalam Gebyar Dikbud 2019 di Kabupaten Serang berlangsung pada hari sebelumnya, yaitu Kamis malam (14/3/2019). Pemutaran film dilakukan dengan menggunakan mobil bioskop keliling yang diberikan Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm).
Selain film, Gebyar Dikbud 2019 di Kabupaten Serang juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni bela diri tradisional, Silat Kaserangan. Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi menerima tantangan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, untuk mengikuti gerakan Silat Kaserangan dengan dipandu para pelajar. Tantangan tersebut diterima dengan baik oleh Sesjen Kemendikbud beserta pejabat eselon satu lainnya, yakni Inspektur Jenderal Muchlis Rantoni Luddin, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano, dan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar. Bersama ratusan peserta Gebyar Dikbud 2019, Bupati Serang dan para pejabat Kemendikbud secara kompak mengikuti gerakan Silat Kaserangan yang diperlihatkan para pelajar di atas panggung. Mereka semua mengenakan baju silat berwarna hitam.
Jurus Silat Kaserangan diciptakan oleh 13 sesepuh pendekar dari 12 aliran silat yang berada di Kabupaten Serang. Jurus ini merupakan gabungan dari 12 aliran silat di Kabupaten Serang. Silat Kaserangan merupakan gabungan dari seni silat, tari, dan debus. Seni bela diri ini terlihat penuh nuansa seni dan jiwa ketegasan jawara dengan iringan gendang silat. Silat Kaserangan telah secara resmi diajarkan di SD dan SMP sebagai bagian dari pelajaran muatan lokal. Kebijakan yang diterapkan oleh Bupati Serang ini bertujuan untuk mengenalkan budaya daerah kepada generasi muda, sehingga mereka bisa ikut melestarikan budaya bangsa.
Ribuan orang yang hadir di Gebyar Dikbud 2019 juga terhibur dengan beragam mata acara yang dihadirkan dalam Pameran Pendidikan dan Kebudayaan. Di pameran terdapat berbagai stan dengan tema yang berbeda-beda, antara lain Panggung Kreativitas SD, SMP, SMA/SMK; Stan Kuliner Nusantara; Panggung Kebudayaan; UMKM Kabupaten Serang; serta Perpustakaan Keliling. Hadir juga stan layanan dari unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud di Provinsi Banten, yaitu Kantor Bahasa Banten, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB Banten), dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Banten.
Di Gebyar Dikbud ini, Kemendikbud dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang bersama-sama memberikan apresiasi untuk tujuh siswa berprestasi. Mereka menerima beasiswa pendidikan dari Pemkab Serang dan hadiah sepeda dari Kemendikbud. Dalam kesempatan itu juga, Pemkab Serang menyerahkan santunan kepada korban bencana tsunami Kabupaten Pandeglang yang berasal dari Kabupaten Serang. (Desliana Maulipaksi)