• Tentang
  • Kerja Sama
  • Hubungi Kami
Minggu, 17 Agustus 2025
  • Login
No Result
View All Result
Advertising
indovoices.com
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
indovoices.com
No Result
View All Result
Home Umum

Cerita di Balik Lukisan “Mengungsi” Salah Satu Lukisan Maestro Koleksi Istana Kepresidenan Karya S. Sudjojono

by Nama Penulis Di Bawah Artikel
5 Februari 2019
in Analisis, Entertainment, Umum
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Cerita di Balik Lukisan “Mengungsi” Salah Satu Lukisan Maestro Koleksi Istana Kepresidenan Karya S. Sudjojono
7
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

S.Sudjojono (1948), Mengungsi (105 X 145 cm)

S.Sudjojono (1948), Mengungsi
(105 X 145 cm)

RelatedPosts

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Oleh: Dr. Kukuh Pamuji *)

Indovoices.com – Lukisan Sudjojono yang bertajuk “Mengungsi” saat ini menjadi salah satu bagian dari  koleksi lukisan yang menjadi milik Istana Kepresidenan. Sebagian masyarakat pecinta seni tentu sudah mengenal baik lukisan ini. Akan tetapi mungkin hanya segelintir orang saja yang mengetahui latar belakang peristiwa yang mengilhami seorang Sudjojono melahirkan karya yang sangat luar biasa ini.

Pelukis yang memiliki nama lengkap Sindudarsono Sudjojono ini, dilahirkan di Kisaran Sumatera Utara tahun 1913. Orang tuanya merupakan keluarga transmigran yang berasal dari Pulau Jawa, dan bekerja sebagai buruh perkebunan.

Sejak berusia empat tahun, Sudjojono diangkat menjadi anak asuh oleh seorang guru Hollandsch-Inlandsche School (HIS) bernama Yudhokusumo. HIS tempat dimana Djon kecil (panggilan Sudjojono) belajar, merupakan sekolah Belanda  setingkat Sekolah Dasar yang menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya. Sekolah ini diperuntukkan bagi bumiputera. Berkat kecerdasan serta bakat yang dimilikinya, maka pada tahun 1925 Yudhokusumo membawanya ke Batavia hingga menamatkan HIS.

Berbagai peristiwa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ia alami dan turut aktif ambil bagian di dalamnya. Bersama dengan Agus Djaya, Abdulsalam, Rameli, dan beberapa pelukis yang bekerja untuk bidang reklame di percetakan, Sudjojono membidani lahirnya Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), dimana ia menjadi sekretaris sekaligus juru bicara. Sedangkan sebagai ketuanya diangkatlah Agus Djaja dengan anggota-anggotanya L. Setijoso, Rameli, Abdulsalam, S. Sudiardjo, saptarita Latif, H. Hutagalung, S, Tutur, Sindusisworo, T.B. Ateng Rusy’an, Syuaib Sastradiwirja, Sukirno, dan Suromo. Wakidi di Padang dan Hendrodjasmoro di Yogyakarta juga merupakan anggota Persagi di luar Jakarta. Sebuah semboyan ekstrim yang dimiliki oleh kelompok ini adalah: “Teknik dalam melukis tidaklah penting. Yang penting isi jiwa ini tumpahkan di atas kanvas”.Karena pengaruhnya yang begitu besar dalam dunia seni rupa, maka tidaklah berlebihan apabila kemudian S.Sudjojono disebut sebagai “Bapak Seni Lukis Indonesia Baru”.

Lukisan Mengungsi dengan gaya realis yang bertahun 194 ini dibuat dengan latar belakang peristiwa bersejarah yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda ke-2 yang terjadi  di Yogyakarta. Peristiwa yang dialami oleh Sudjojono dan keluarganya tersebut kemudian diceritakan kembali oleh isterinya Mia Bustam (yang juga sebagai penulis) dalam buku yang berjudul Sudjojono dan Aku  yang secara sederhana dapat dideskripsikan  dalam paragraf berikut ini.

Dalam rangka kegiatan pameran tunggalnya yang telah direncanakan akan dihelat pada bulan Desember 1948, S. Sudjojono pergi ke Yogyakarta untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Peristiwa  ini terjadi pada tanggal 16 atau 17 Desember 1948, kata Mia Bustam.[1] Lukisan yang seluruhnya berjumlah 45 buah telah disiapkan dengan baik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan hasil karya Sudjojono sejak dirinya aktif di PERSAGI, pada masa penjajahan Jepang, lukisan dari Biro Perjuangan dan beberapa lukisan yang dibuat di  Desa Bogem, sebuah desa di kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah yang terletak sekitar satu setengah kilometer di sebelah barat Candi Prambanan (Loro Jonggrang).

Pada tanggal 19 Desember 1948, ketika kehidupan mulai menggeliat dan sebagian warga kota Yogyakarta memulai aktivitasnya, tepat pada pukul 05.00 WIB warga dikejutkan oleh pesawat tempur yang menderu, meraung dan bermanuver di langit kota Yogyakarta. Hanya berselang 5 menit secara sporadis Lapangan Terbang Maguwo dijatuhi bom oleh pesawat Belanda yang datang dari arah barat yang kemudian menimbulkan ledakan-ledakan yang begitu dahsyat.

Belasan pesawat tempur canggih di dunia milik Belanda pada masanya, sengaja datang untuk merebut Yogya. Squadron udara yang terdiri dari pesawat pembom F-51 Mustang, B-25 Mitchell dan P-40L Kitty Hawks tersebut membobardir dan menghujani Maguwo dengan senapan mesin.

Pesawat-pesawat Belanda itu terbang rendah di atas rumah penduduk Yogyakarta. Pada hari itu bertepatan dengan hari Minggu Legi yang merupakan hari pasaran masyarakat Prambanan (Minggu Legi, merupakan hari pasar Prambanan) sehingga pada saat itu suasana di pasar sangat ramai.

Suara ledakan bom yang begitu  dahsyat membuat orang-orang yang berada di pasar Prambanan menjadi geger. Mereka masing-masing berusaha untuk menyelamatkan dirinya, berlarian kalang-kabut dan suasananya menjadi kacau balau. Penduduk desa Bogem tak ketinggalan berbondong-bondong pergi mengungsi menjauhi jalan raya Yogya-Solo menuju ke arah utara. Dalam sekejap suasana di desa Bogem menjadi sepi lengang.

Keluarga Sudjojono tetap tinggal dirumah, karena sang kepala keluarga belum juga kembali sejak kepergiannya ke Yogyakarta. Mia Bustam dan ketiga anaknya (Tedja Bayu, Sri Nasti Rukmawati,  dan Watugunung), bapak dan ibunya, dan sepasang suami-isteri keluarga Nrimo, tetangga yang sering diminta bantuan tenaganya untuk membentu pekerjaan rumah hanya bisa mengemasi semua pakaian dan memasukannya ke dalam kopor tua. Sepanjang malam keluarga ini tidak dapat tidur dan dengan hati cemas menunggu kedatangan mas Djon (panggilan Mia Bustam kepada Sudjojono).

Pada 20 Desember 1948  pagi, di serambi depan rumah sambil menggendong Watugunung Mia Bustam melihat Sudjojono muncul dan setibanya di rumah, ia langsung mengemasi lukisan-lukisannya dalam dua gulungan besar yang kemudian dimasukkannya ke dalam dua tabung terbuat dari seng dan kemudian ditutup rapat. Untuk menyelamatkan lukisan-lukisan itu, pak Nrimo membuat lubang dengan menggali lantai tanah di dalam rumah dan memasukkan dua tabung, beberapa barang pecah-belah dan satu set teko Tiongkok serta barang lain yang tidak akan dibawa mengungsi dan kemudian menimbunnya kembali.

Tanggal 21 Desember 1948 dari arah Prambanan terdengar sayup-sayup suara deru kendaraan lapis baja pasukan tentara Belanda. Meraka datang dengan iring-iringan yang besar. Keluarga Sudjojono segera pergi. Pak Nrimo dengan pikulannya membawa ayunan Gunung yang diisi dengan berbagai buntalan kecil di satu sisi. Sementara di sisi yang lain berisi alat-alat dapur dan ember besar tempat mandi Gunung. Semua membawa barang bawaan masing-masing dengan cara digendong, dipikul, atau dipanggul.

Sudjojono menggandeng Tedja sambil membawa buku sketsanya, Gunung di gendong Mia Bustam, sementara Nasti digendongan neneknya, kepalanya diberi topi dari waskom yang sekaligus berfungsi sebagai helm anti peluru. Mereka dalam satu rombongan menuju ke salah satu desa di sebelah utara Bogem, yang bernama desa Tulung. Di desa inilah Sudjojono kemudian mengabadikan peristiwa yang dialami oleh keluarganya dalam sebuah lukisan yang diberi judul “Mengungsi” yang merupakan “potret” yang menggambarkan bagaimana keadaan keluarga dan para tetangganya ketika berupaya untuk menyelamatkan diri dan mencari tempat yang aman dalam pengungsian menghindari serangan yang dilakukan oleh tentara Belanda.

Dari desa Tulung, pengungsian pun kemudian dilanjutkan dan ketika hari sudah senja rombongan pengungsi ini sampai de desa Kragan. Bersama para pengungsi lainnya, keluarga Sudjojono kemudian beristirahat dan bermalam untuk kemudian pada pagi harinya melanjutkan perjalanan ke arah utara di kaki Gunung Merapi.

Ketika Sudjojono dan keluarganya bermaksud melanjutkan perjalanan, Pak Pawiro yang lebih terkenal dengan panggilan Pak Kami, karena pada waktu itu ia menjabat sebagai Kamituwo Desa (jabatan di bawah lurah/sejajar dengan kepala dukuh) yang lazim terdengar di desa-desa pada masa pendudukan Jepang, menahan dan meminta agar Sudjojono dan keluarganya tinggal bersama mereka dengan pertimbangan bahwa Kragan cukup jauh dari jalan raya dan relatif aman dari kemungkinan-kemungkinan jangkauan patroli tentara Belanda. Di desa inilah  keluarga Sudjojono akhirnya menetap sementara.

Atas jasa baik Pak Pawiromiharjo, Sudjojono dan keluarganya menempati satu buah bilik tersendiri yang terbuat dari gedek dan satu bilik lagi diperuntukkan bagi keluarga mertuanya. Suasana pedesaan dengan hawanya yang bersih dan segar, ditambah dengan suasana persaudaraan yang tulus dan ikhlas menjadikan keluarga Sudjojono dan anak-anak mereka menjadi tumbuh dengan sehat.

Setelah beberapa bulan berada di tempat pengungsian di desa Kragan, akhirnya keluarga Sudjojono bersama satuan-satuan gerilya RI dapat kembali ke kota menyusul ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Yogyakarta pada 29 Juni 1949. Bersama keluarganya, Sudjojono akhirnya tinggal di sebuah rumah kecil yang disewanya di tengah kampung Sagan Wetan.

[1] Mia Bustam adalah isteri S. Sudjojono yang dinikahinya pada tahun 1943.

*)Dr. Kukuh Pamuji, S.Pd., M.Pd., M.Hum. adalah Widyaiswara Ahli Madya di Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara.

Nama Penulis Di Bawah Artikel

Nama Penulis Di Bawah Artikel

Related Posts

Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

by infonesia
6 Juni 2025
0

indovoices.com - Sistem judi online dirancang sedemikian rupa untuk membuat pemain kalah. Korban tidak hanya mengalami kerugian materi, tetapi juga terjebak...

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

by Dahono Prasetyo
30 Desember 2021
0

Seorang warga Jatikarya Bekasi yang merupakan salah satu ahli waris lahan terkena proyek Tol Cibitung-Cimanggis, akhirnya menulis surat kepada Presiden...

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

by Dahono Prasetyo
3 Desember 2021
0

Pembangunan ekonomi yang massive di era pemerintahan Presiden Jokowi patut di apresiasi. Target Indonesia  menjadi 10 besar negara maju pada...

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

by Dahono Prasetyo
22 November 2021
0

Seorang pejabat dinas Kabupaten Sumedang berinisial AS diduga melakukan penipuan kepada sejumlah investor dari Jakarta dan Bandung. Modus yang dilakukannya...

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

by Dahono Prasetyo
4 November 2021
0

Tanggal 5-7 November Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) melaksanakan hajatan organisasi bertajuk Konggres Persatuan dan Kesatuan Kebangkitan Kaum Marhaenis Indonesia. Agenda...

Panggil Aku Ojing Saja

Panggil Aku Ojing Saja

by Dahono Prasetyo
20 Oktober 2021
1

Terlahir dengan nama Yohanes Suparyanto Raharjo. Jalan hidupnya tergolong penuh aneka warna. Meskipun "warna" menjadi orang kaya materi menjadi satu...

Next Post

Kisah di Balik Lukisan: Di Depan Kelambu Terbuka

Please login to join discussion

Recommended

Industri Alat Kesehatan Nasional Mampu Pasok Kebutuhan Alat Suntik

Industri Alat Kesehatan Nasional Mampu Pasok Kebutuhan Alat Suntik

6 tahun ago
Jokowi Singgung Ekonomi RI Minus 5,32 Persen dalam Sidang Tahunan MPR

Jokowi: Jangan Ada yang Merasa Paling Agamis atau Pancasilais

5 tahun ago

Popular News

  • 🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Become Contributor

indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email redaksi@indovoices.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

About Us

indovoices menyajikan berita terbaru politik, ekonomi, bisnis, lifestyle, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Links

Youtube

Newsletter

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan indovoices.com dan menerima pemberitahuan artikel baru melalui email.

Bergabung dengan 1,250 pelanggan lain
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2024 indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
  • Ekonomi
    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education

© 2024 indovoices.com

 

Memuat Komentar...
 

Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.