Sumber: rmol.com
Menjadi menteri di jaman pemerintahan Jokowi itu susah, tidak segampang menjadi menteri di era pemerintahan sebelum sebelumnya. Sebabnya apa? Karena ada target. Bila di pemerintahan sebelum sebelumnya, tidak ada target, yg penting si menteri datang, ngantor, resmiin ini itu, tandatangan sana sini, selesai. Sementara di masa Jokowi yang berbasis kinerja, setiap kementerian itu diberikan target yang harus dikejar. Bila si menteri kerjanya tidak benar atau tidak mencapai target yang ditetapkan, ya harus siap siap untuk diganti.
Salah satu yang ingin saya bahas adalah target dan pencapaian Kementerian Pertanian (Kementan) yang digawangi oleh Andi Amran Sulaiman dengan fokus utama pada jagung yang ditargetkan untuk swasembada bahkan export.
Pada pemerintahan yang lalu, jangankan mau export, untuk swasembada saja tidak mencukupi, bahkan harus import. Namun sejak tahun 2017, kebijakan impor jagung telah dihentikan. Untuk menutupi kekurangan dalam negeri, pemerintah berusaha meningkatkan produktifitas pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Kebutuhan jagung nasional sendiri berdasarkan data tahun 2016 mencapai 13,8 juta ton dengan porsi terbesar 8,6 juta ton untuk pakan dan 5,2 juta ton untuk pangan, sedangkan produksi jagung nasional mencapai 19,83 juta ton, jadi ada surplus lebih kurang 6 juta ton. Dan untuk tahun 2017 ini produksi jagung diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi sebesar 23,16 juta ton.
Kabar terbarunya adalah Kementan baru saja melepas export 2,350 juta ton yang ditujukan ke Malaysia dan Filipina. Ini cukup telak mematahkan isu diluaran yang mengatakan bahwa berita export jagung ini hanya sebatas rencana.
Semua ini tidak lepas dari kerja keras Mentan Andi Amran Sulaiman untuk mengejar target yang telah ditetapkan oleh Jokowi. Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas jagung tersebut adalah melakukan perluasan lahan tanam di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan salah satu sentra jagung utama selain Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur dan Lampung.
Selain itu juga dilakukan intensifikasi besar besaran dengan benih unggul 1,5 juta hektare serta integrasi jagung ke lahan perkebunan dan hutan sebesar 724.000 hektare. Dan saat ini sedang direncanakan untuk memanfaatkan daerah perbatasan untuk menanam bukan hanya jagung, namun padi juga.
“Penanaman ini adalah perintah Presiden untuk membangun perbatasan bersama dengan negara-negara tetangga,” demikian menurut Amran.
Bila sebelumnya berpuluh tahun daerah perbatasan terbengkalai dan tidak mendapat perhatian pemerintah. Namun sejak Presiden Joko Widodo menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5/2016 tentang percepatan pembangunan tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Daerah perbatasan mengalami perbaikan besar besaran, dilengkapi dengan bangunan dengan penataan indah serta prasarana penunjangnya.
Setelah beras dan bawang merah, kini kita telah mampu swasembada jagung dan yang akan menyusul berikutnya adalah kedelai.
Sedangkan untuk gula dan garam hingga saat ini memang masih diimpor mengingat produksi nasional tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Apalagi untuk garam mengalami gagal panen tahun ini, yang diakibatkan oleh masalah cuaca dan pengolahan garam yang masih tradisional.
Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, tidak berarti semua pantai yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai ladang garam, faktor cuaca dan kontur tanah juga sangat berpengaruh, sedangkan pantai yang bisa dimanfaatkan sebagai ladang garam hanya 26.024 hektar dari total garis pantai sepanjang hampir 100 ribu kilometer, satu satunya cara adalah memanfaatkan teknologi sehingga kita tidak bergantung pada cuaca lagi.
Namun tidak mustahil satu atau dua tahun ke depan kita juga akan mampu swasembada gula dan garam apabila melihat keseriusan yang ditunjukan oleh pemerintah saat ini.
Dari data yang dilansir oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) yang baru saja merilis Global Food Sustainability Index. Dalam laporannya, Indonesia tercatat menduduki posisi 21 dari 133 negara. Peringkat Indonesia naik sangat signifikan dibandingkan posisi tahun lalu, yakni 71.
Jadi bila ada kampet kampret yang bilang bahwa itu hanyalah rencana tanpa realisasi, bisa jadi kampret kampret itu jarang baca berita dan kebanyakan demo.