Indovoices.com – Survei yang dilakukan Bank Indonesia mengemukakan Indeks Penjualan Riil (IPR) dalam penjualan eceran Indonesia tumbuh 6,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2019, atau melambat dibanding Maret 2019 yang tumbuh di dua digit yakni 10,1 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam paparan tertulis hasil Survei Penjualan Eceran di Jakarta, Jumat (14/6/2019), mengatakan pada April 2019 penjualan eceran ditopang penjualan untuk kelompok komoditas suku cadang dan aksesori yang meningkat hingga 25,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan kelompok komoditas sandang yang naik 22,8 persen (yoy).
Selain itu, penjualan untuk komoditas eceran rumah tangga juga tercatat naik hingga 10,5 persen (yoy).
“(Indeks Penjualan Riil) lebih rendah daripada Maret karena dipengaruhi oleh pertumbuhan penjualan eceran yang menurun pada semua kelompok, kecuali kelompok suku cadang dan aksesori serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya,” kata Onny.
Adapun survei penjualan eceran dapat menjadi indikator awal untuk pergerakan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi konsumsi. Sebanyak 700 pengecer menjadi objek survei di 10 kota besar di Indonesia.
Sedangkan jika dibandingkan secara tahunan, penjualan eceran April 2019 lebih tinggi dibanding April 2018 yang hanya naik 4,1 persen (yoy).
Dari kesimpulan survei itu, Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran meningkat pada Mei 2019. Hal tersebut terindikasi oleh parameter Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2019 yang diproyeksikan tumbuh sembilan persen (yoy) menyusul meningkatnya permintaan pada periode bulan puasa Ramadhan.
Peningkatan penjualan eceran Mei 2019 itu ditopang oleh penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi, kelompok suku cadang dan aksesori, kelompok makanan, minuman dan tembakau, dan subkelompok sandang.
Hasil Survei Penjualan Eceran April 2019 juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau Juli 2019 akan menurun.
Indikasi penurunan harga itu terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 160,5, menurun dari 174,6 pada bulan sebelumnya sejalan dengan kembali normalnya pasokan dan permintaan konsumen setelah bulan puasa Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri.(ant/jpp)