Indovoices.com- Kementerian Perindustrian sedang berupaya keras melakukan transformasi digital bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar siap menghadapi perkembangan teknologi di era industri 4.0. Gerakan ini ditandai melalui peluncuran program Startup 4 Industry.
“Langkah strategis ini sesuai dengan salah satu program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, yakni memberdayakan IKM melalui pemanfaatan teknologi terkini,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang meresmikan peluncuran program tersebut dalam rangkaian acara seminar nasional yang bertajuk “Startup, Tech Provider 4 IKM” di Jakarta, Jumat (30/8).
Menperin berharap, pelaku IKM nasional agar mampu membuka diri dan berkolaborasi untuk memulai proses transformasi digital. Misalnya dengan bantuan startup sebagai penyedia teknologi (technology provider) atau pemecah masalah (problem solver). “Kolaborasi antar berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengubah tantangan menjadi peluang,” jelasnya.
Oleh karena itu, konektivitas menjadi pondasi utama dalam upaya penerapan industri 4.0. “Jadi, inovasi teknologi digital yang dihasilkan merupakan tools yang dapat menjawab kebutuhan industri saat ini,” imbuhnya.
Menurut Airlangga, transformasi digital di sektor IKM menjadi bagian langkah strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional, karena jumlah IKM di dalam negeri lebih dari 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99% dari seluruh populasi industri di Indonesia.
Sementara itu, merujuk data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) dalam Mapping & Database Startup Indonesia 2018, jumlah startup di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 992 pelaku usaha.
“Kami optimistis, tidak sedikit dari startup tersebut merupakan technology provider yang dapat menghasilkan teknologi digital yang aplikatif dan solutif bagi IKM sehingga bisa dimanfaatkan di lini manajerial, produksi, maupun pemasaran,” paparnya.
Maka itu, lanjut Airlangga, keberadaan startup menjadi hal penting dalam akselerasi transformasi digital di sektor IKM melalui penerapan teknologi digital hasil inovasi teknologi startup tersebut. “Melalui kebijakan serta pelaksanaan program pembinaan, Kemenperin akan senantiasa mendukung IKM dalam menyiapkan diri untuk melakukan transformasi digital, serta mendorong startup teknologi untuk lebih banyak lagi hadir dalam memberikan inovasi teknologi yang tepat kepada IKM,” tandasnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, program Startup 4 Industry diharapkan dapat menjadi katalisator proses transformasi digital bagi pelaku IKM nasional yang berbasis pada pemecahan masalah yang dihadapi. “Hal ini demi terwujudnya IKM unggul untuk masa depan industri Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Adapun rangkaian program “Startup 4 Industry 2019” dimulai pada publikasi dan registrasi yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus – 20 Oktober 2019. Selain itu, diselenggarakan Tech Link atau business matching antara IKM dengan startup yang akan dilaksanakan di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Tangerang dan Bekasi pada rentang 31 Agustus – 18 September 2019.
“Kami juga akan lakukan sosialisai kompetisi Hack Industry dan Comptech di kota Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Batam, dan Bali pada 31 Agustus – 19 September 2019,” sebut Gati. Untuk keterangan lebih lanjut, bisa mengunjungi laman: https://startup4industry.id/.
KEK Singosari
Pada kesempatan yang sama, Menperin mengemukakan, pemerintahsedang menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari diKabupaten Malang, Jawa Timur sebagai hub digital di Indonesia. Melalui kawasan terintergrasi ini diharapkan dapat melahirkan unicorn-unicorn baru, yakni startup yang memiliki valuasi sebesar 1 miliar dolar AS.
“Itu akan menjadi KEK digital pertama, yang peruntukannya mendukung digital economy, termasuk data warehouse. Pemerintah sedang menyiapkan peraturannya,” ujar Airlangga.
Menperin menegaskan, implementasi ekonomi digital dinilai akan membawa Indonesia naik kelas dengan target menjadi negara berpendapatan level kelas menengah atas (upper middle income country) pada tahun 2020.
‘“Digitalisasi ekonomi merupakan salah satu leap frog strategy ke level selanjutnya, yakni lulus dari middle income trap. Dalam hal ini, melalui Making Indonesia 4.0, aspirasinya besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pemerintah provinsi Jatim akan mendukung pengembangan startup yang ada di wilayahnya. Salah satu hal yang telah dilakukan adalah memaksimalkan pembelajaran di sekolah-sekolah vokasi untuk dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dan transformasi digital di sektor IKM.
“Di Jatim, industri menengah itu menopang 30 persen dari seluruh tenaga kerja yang ada. Ini menarik untuk dikembangkan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan transformasi teknologi,” ujarnya.
Emil optimistis, transformasi teknologi yang dilakukan IKM dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak termasuk startup bidang teknologi, akan mampu meningkatkan daya saing IKM berikut dengan SDM yang ada di dalamnya.
Dari data yang dihimpun, Pemerintah Kabupaten sudah menyiapkan lahan 132 hektar dari target 300 hektar untuk KEK Singosari, yang akan memiliki konsep bisnis pengembangan pariwisata dan ekonomi digital. Nantinya KEK Singosari ini ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 11.500 orang.
Konsep pengembangan di KEK Singosari bakal meliputi distrik Ikon Wisata Heritage, kemudian Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), distrik digital ekonomi, serta Inkubator Pusat Pendidikan. Investasi pembangunan megaproyek ini akan menyentuh Rp30 triliun. (kemenperin)