Indovoices.com –Perekonomian Indonesia semakin dekat dengan kondisi resesi teknikal. Pasalnya, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 bakal kembali berada di zona negatif.
Adapun ekonomi Indonesia sebelumnya telah mengalami kontraksi sebesar 5,3 persen pada kuartal II 2020. Seperti diketahui, suatu negara dianggap masuk ke dalam kondisi resesi apabila dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi negatif.
“Negative territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal ketiga dan mungkin juga masih akan berlangsung untuk Kuartal keempat yang kita upayakan untuk bisa mendekati nol atau positif,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Selasa, 22 September 2020.
Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III berada pada kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1 persen. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sejumlah komponen ekonomi yang juga terkontraksi pada periode tersebut.
Apabila dirinci berdasarkan komponennya, Sri Mulyani mengatakan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih berada pada zona kontraksi,yaitu minus 3 hingga minus 1,5 persen pada kuartal III 2020. Adapun untuk keseluruhan tahun, konsumsi Tanah Air diperkirakan tumbuh minus 2,1 hingga minus 1 persen.
Komponen investasi juga masih akan mengalami kontraksi di kuartal III dan keseluruhan tahun. Pada triwulan III, pertumbuhan investasi diperkirakan melambat dan berada di minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen dan untuk keseluruhan tahun di kisaran minus 5,6 persen hingga minus 4,4 persen.
Sementara itu, ekspor dan impor juga diperkirakan masih terkontraksi. Pada kuartal III, ekspor diperkirakan tumbuh negatif di kisaran -13,9 persen hingga -8,7 persen. Sementara, impor diperkirakan turun ke kisaran -26,8 persen hingga minus 16 persen.
Adapun pada keseluruhan tahun ekspor diperkirakan tumbuh minus 9 persen hingga minus 5,5 persen. Sedangkan impor bakal terkontraksi lebih dalam di kisaran -17,2 persen hingga minus 11,7 persen.
Berkebalikan dengan komponen-komponen sebelumnya, konsumsipemerintah diperkirakan tumbuh tinggi pada kuartal III 2020 yaitu pada kisaran 9,8 persen hingga 17 persen. Sementara pada keseluruhan tahun berada di kisaran 0,6 persen hingga 4,8 persen. “Jadi pemerintah sudah melakukan all out melalui kebijakan belanja atau ekspansi fiskalnya sebagai cara untuk counter cyclical,” kata Sri Mulyani.(msn)