Dengan harga jual BBM yang sama dengan di Pulau Jawa, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibnu Fajar mengharap pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Lunyuk makin meningkat.
“Kami berharap dengan terbangunnya SPBU Kompak di Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Lunyuk, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat khususnya di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa,” ujar Ibnu.
Sebelum dioperasikannya SPBU Kompak BBM 1 Harga ini, masyarakat Lunyuk harus membeli Premium dengan harga perliternya mencapai Rp9.000 dan Solar Rp8.000/liter.
Ibnu juga berharap, setiap pihak dapat bekerja sama dengan baik untuk memudahkan masyarakat mendapatkan BBM dengan adil.
“Saya harap Pemerintah Daerah, Pengusaha dan PT Pertamina (Persero) dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik dalam menciptakan sistem yang dapat memudahkan masyarakat agar mudah mendapatkan BBM secara adil. Jangan sampai ada hal-hal yang dapat mempersulit masyarakat yang membutuhkan BBM,” tegas Ibnu.
Hingga hari ini, termasuk Penyalur BBM Satu Harga Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, telah diresmikan 109 Penyalur BBM Satu Harga, dengan rincian 103 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 6 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, TBK.
Secara nasional, dari tahun 2017 sampai tahun 2019 akan dibangun 160 Penyalur BBM Satu harga. Pada tahun 2017 telah terbangun 57 Penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 54 Penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 3 Penyalur oleh PT. AKR Corporindo, TBK.
Untuk tahun ini target Penyalur BBM Satu Harga sebanyak 73 penyalur dengan rincian 67 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 6 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, TBK. Sementara pada tahun 2019, ditargetkan 29 Penyalur beroperasi oleh PT Pertamina (Persero) dan 1 Penyalur oleh PT AKR Corporindo, Tbk.
Penulis: Dyah Kusuma Dewi