“Saya berharap pihak swasta bisa masuk dalam skema pengelolaan agar yang mengerjakan pembangunan terkait perkeretaapian tidak hanya pemerintah. Kita juga sudah memberi dua proyek contoh yang tengah berlangsung yaitu, Kereta Api Jabodebek dimana kita menugaskan PT. Kereta Api Indonesia meminjam pada pihak swasta dengan suatu bunga tertentu untuk melakukan investasi dan kita membayar availability payment. Ini sudah berjalan dan inilah format yang tidak hanya mengandalkan pemerintah saja namun juga swasta,” jelas Menhub.
“Selain itu, pembangunan Kereta Api Makassar Pare-Pare juga telah dilakukan beberapa segmen dan sudah ditentukan pemenang. Saya cukup terkejut karena pihak swasta yang ingin berkontribusi dalam proyek Kereta Jabodebek dan Kereta Makassar Pare-Pare itu banyak sekali seperti dari Korea, Jepang,” tambahnya.
Menhub menjelaskan bahwa salah satu akses okupansi kereta api juga harus didukung dengan adanya integrasi antar moda. Nantinya, akan disusun skema integrasi transportasi agar semakin memudahkan masyarakat.
“Nanti kalau Kereta Jabodebek sudah jadi (rencananya pada akhir tahun 2019), kereta tersebut dari Dukuh Atas bisa mengangkut penumpang dengan berbagai tujuan dan dengan biaya 12 ribu rupiah saja penumpang bisa sampai Cibubur. Lalu, Kereta MRT akan segera di operasikan pada Februari sehingga masyarakat dari Lebak Bulus bisa menggunakan ini sampai Dukuh Atas. Dari Dukuh Atas lalu bisa memanfaatkan Kereta Api Bandara bila ingin ke Soekarno Hatta. Kalau kedua angkutan tersebut bisa tersambung dari Dukuh Atas, saya yakin bahwa okupansi Kereta Api Bandara diatas 60%,” kata Menhub.
Kereta api saat ini semakin digemari masyarakat, oleh karenanya Menhub akan terus melakukan peningkatan pengelolaan perkeretaapian. Seperti pada peningkatan kapasitas Kereta Rel Listrik yang saat ini menampung 1.2 juta penumpang akan ditingkatkan kapasitas menjadi 2 juta penumpang. Selain itu, juga menambah jumlah peron dan gerbong kereta api. Menhub mengharapkan dalam 2 tahun ini akan segera rampung.
Lebih lanjut, Menhub juga menuturkan proyek yang saat ini tengah berlangsung yaitu Kereta Api SemiCepat Jakarta-Surabaya yang telah disetujui untuk segera dibangun.
“Proyek selanjutnya yang juga sedang berlangsung yaitu Kereta Api Jakarta-Surabaya, kita sedang finalisasi dengan Jepang untuk difinalkan feasibility study (FS) agar segera bisa dibangun. Jepang akan memberikan pinjaman kepada kita. Sudah disetujui pembangunannya, jadi Jakarta-Surabaya nanti hanya 6 jam sedangkan darat 9-10 jam sehingga ini akan memudahkan dan memberi alternatif moda bagi masyarakat,” tutup Menhub. (BNK/CA/HA)