Indovoices.com – Presiden Joko Widodo menginginkan agar bonus demografi yang puncaknya akan ada di kurang lebih tahun 2030, betul-betul bisa dimanfaatkan, dan Indonesia bisa melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) secara besar-besaran.
“Kuncinya adalah langkah perbaikan, reformasi di pendidikan, dan pelatihan vokasi yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar para Rapat Terbatas tentang Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (16/05/2019) siang.
Presiden menegaskan, pemerintah ingin sebuah hal yang konkret. Kepala Negara ingin agar betul-betul pelatihan itu menghasilkan SDM yang kelihatan ter-upgrade skill-nya, sehingga anggaran yang dikeluarkan betul-betul bisa bermanfaat yang konkret.
Tampak hadir dalam rapat terbatas itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menaker Hanif Dhakiri, Menristekdikti M. Nasir, Menteri PANRB Syafruddin, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Perkuat Link and Match
Guna memperkuat link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri, pemerintah akan mendorong industri-industri di tanah air untuk mendirikan Politeknik.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengemukakan, kalau vokasi link and match itu kerja sama antara industri dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), seperti yang sudah dilaksanakan selama ini. Sedangkan yang politeknik itu, menurut Menperin, kemarin beberapa industri yang membangun Politeknik, seperti Indorama.
Mereka, lanjut Menperin, sudah membuat, kemudian juga yang baru kemarin groundbreaking itu juga Astra. “Nah, tentu model seperti itu kita replikasi di tempat lain,” kata Airlangga kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas tentang Pendidikan.
Saat ditanya apakah ada insentif untuk industri yang bersedia membangun Politeknik, Menperin Airlangga Hartarto mengemukakan, kalau ada kebutuhan mereka bangun, pemerintah fasilitasi. Salah satunya, tambah Menperin, adalah dengan fasilitas perpajakan.
Disampaikan Menperin, setelah Astra dan Indorama yang membangun Politeknik, yang lain nanti akan mengikuti sesudah aturan insentif perpajakan diterbitkan. “Nanti kami akan beritakan,” ujarnya.