Indovoices.com – Bertani di lahan sawah atau kebun sudah biasa, namun bagaimana bila lahan yang dimiliki adalah lahan berpasir? Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta sejak Mei 2018 telah melakukan Penelitian tentang penggunaan lahan berpasir untuk budidaya tanaman.
Pulau Payung di Kepulauan seribu menjadi salah satu lokasi kegiatan penelitian Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Strategis (KP4S) yang dilakukan oleh BPTP DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kepulauan Seribu. Selain Pulau Payung, Model Pertanian Terintegrasi di Lahan Berpasir diaplikasikan juga di Pulau Tidung Besar.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu berharap melalui kegiatan ini warganya mampu mandiri secara pangan tanpa harus mendatangkan bahan pangan dari luar pulau, bahkan pemerintah mengharapkan 2 pulau ini dapat swasembada pangan yang hasilnya bisa didistribusikan ke daerah sekitarnya, sehingga kesejahteraan masyarakat 2 pulau ini dapat berkelanjutan.
Kepala BPTP DKI Jakarta, Etty Herawati, berharap proyek model pertanian terintegrasi ini akan terus berlanjut dan bisa dilaksanakan di pulau-pulau lainnya. Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad juga mengapresiasi kegiatan ini.
“Apa yang dilakukan oleh BPTP (DKI Jakarta, red) di Pulau Payung dan Pulau Tidung Besar membuktikan bahwa pada kondisi apapun kita bisa bercocok tanam apalagi dibarengi dengan teknologi pertanian,” ujar Husein.
Tanaman yang di budidayakan dengan model ini antara lain; tanaman hortikultura (bawang merah, cabai, kangkung, terong, jagung, buah pisang dan semangka), ternak antara lain; kambing peranakan etawa dan anglonubian yang dapat menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kotorannya digunakan sebagai pupuk dan biomassa, budidaya pakan ternak hijau indigovera, pembinaan kelompok tani, dan peningkatan nilai tambah produk melalui inovasi teknologi pasca panen.
Warga di kedua pulau ini juga dilatih mengolah sukun menjadi bahan baku makanan seperti pempek sukun dan stik sukun, olahan smoothie pak choy dan sawi.