Pemerintah Indonesia melalui holding industri pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM bersama Freeport-McMoran Inc. (FCX) dan Rio Tinto, telah melakukan penandatangan Pokok-Pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke INALUM, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7) sore.
“Kepemilikan INALUM di PTFI setelah penjualan saham dan hak tersebut menjadi sebesar 51% dari semula 9,36%,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers di Aula Mezzanine Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (12/7) sore.
Menkeu menjelaskan pokok-pokok perjanjian ini selaras dengan kesepakatan antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kabupaten Mimika, dimana pemerintah daerah akan mendapatkan saham dari kepemilikan saham PT Freeport Indonesia.
“Untuk mendukung divestasi saham antara lain telah dilakukan penandatanganan perjanjian dengan pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika yang terjadi pada tanggal 12 Januari 2018 dimana pemerintah daerah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika secara bersama-sama akan memiliki hak atas saham PT Freeport sebesar 10%,” ujar Menkeu.
Menurut Menkeu, dalam perjanjian tersebut, INALUM akan mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dollar AS untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia dan 100 persen saham Freeport-McMoran Inc. (FCX) di PT Indocopper Investama, yang memiliki 9,36 persen saham PT Freeport Indonesia.
“Para pihak akan menyelesaikan jual beli ini sebelum akhir 2018,” ujar Menkeu.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menambahkan, dengan ditandatanganinya perjanjian ini maka keseluruhan kesepakatan dengan Freeport-McMoran Inc. (FCX), yang meliputi divestasi 51 persen saham, perubahan dari Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertimbangan Khusus (IUPK) telah dapat diselesaikan. Termasuk komitmen pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian.
“Oleh sebab itu PT Freeport Indonesia mendapatkan perpanjangan IUPK produksi maksimal 2X10 tahun,” kata Jonan.
Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang telah diaudit, PTFI membukukan pendapatan sebesar 4,44 miliar dollar AS, naik dari 3,29 miliar dollar AS pada tahun 2016. Perusahaan juga membukukan laba bersih sebesar 1,28 miliar dollar AS, naik dari 579 juta dollar AS.
PTFI memiliki cadangan terbukti (proven) dan cadangan terkira (probable) untuk tembaga sebesar 38,8 miliar pound, emas sebesar 33,9 juta toz (troy ounce) dan perak sebesar 153,1 juta toz.
Sementara itu pada tahun 2017 INALUM membukukan pendapatan sebesar 3,5 miliar dollar AS dengan laba bersih konsolidasi mencapai 508 juta dollar AS. Holding Industri Pertambangan INALUM juga tercatat memiliki sumber daya dan cadangan nikel sebesar 739 juta ton, bauksit 613 juta ton, timah 1,1 juta ton, batubara 11,5 miliar ton, mas 1,6 juta toz dan Perak sebesar 16,2 juta toz. (Humas Kemenkeu/ES)