“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah telah menetapkan industri elektronika sebagai salah satu sektor manufaktur yang diprioritaskan memasuki era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Peresmian Pengiriman Perdana Produk Smarthome Router ke Amerika Serikat di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (2/2).
Seremoni ekspor ini diresmikan oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla didampingi Menperin Airlangga serta Gubernur Kepri Nurdin Basirun, yang juga turut disaksikan Direktur Utama PT Sat Nusapersada Abidin dan Vice Chairman Pegatron Corporation Jason Cheng.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT Sat Nusapersada yang telah menjalin kemitraan dengan perusahaan asal Taiwan, Pegatron Corp. untuk memproduksi perangkat broadband dan smarthome yang akan dipasarkan ke Amerika Serikat.
Pada tahun 2019, PT Sat Nusapersada berkomitmen untuk memproduksi smarthome router yang memiliki kecepatan tinggi. Dengan membangun gedung 6 lantai, 3 SMT lines, dan 11 final assembly lines yang total investasinya mencapai Rp300 miliar, pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10 juta unit per tahun. Potensi total nilai ekspor akan mencapai USD600 juta per tahun serta dapat membuka lapangan kerja baru hingga 2.000 orang.
“Semoga dengan diresmikannya pengiriman perdana ke Amerika Serikat, produksi smarthome router yang memiliki kecepatan tinggi dengan gedung baru ini akan berjalan dengan sukses, sehingga keberadaan pabrik ini bermanfaat bagi peningkatan kegiatan ekonomi di Batam khususnya dan ekonomi nasional umumnya,” tutur Airlangga.
Smarthome Router yang diproduksi oleh PT. Sat Nusapersada merupakan router dengan teknologi Fast Router Wireless Wave 2 dengan kecepatan transfer data mencapai 100 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan wireless pada umumnya (wireless Type-G). Wireless router tersebut dapat mendukung terwujudnya koneksi Smarthome yang membutuhkan bandwith data yang tinggi.
Dirut PT Sat Nusapersada menyampaikan, pihaknya bertekad untukterus menjadisalah satu manufaktur smartphone terbesar di Indonesia. Hingga saat ini, telah memproduksi berbagai merek smartphone ternama di dunia seperti Asus, Xiaomi, Huawei, Honor dan Nokia yang dipasarkan di Indonesia serta sisanya diekspor ke India, Jerman dan Perancis.
“Jadi, kami berharap, produk kami menjadi kebanggaan bagi masyarakatIndonesia karena terteratulisan made in Indonesia,” ungkapnya.
Abidin meminta kepada Pemerintah agar dapat menerapkan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tidak hanya dikenakan pada produk smartphone, namun juga dapat diterapkan pada produk-produk seperti laptop, TV, kulkas, AC dan produk elektronik lainnya.
“Hal tersebut tentu akan dapat menghidupkan produsen dalam negeri, mengurangi angka impor, menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan Negara,” imbuhnya.
Akselerasi sektor elektronika
Pada kesempatan yang sama, Menperin juga menegaskan, pihaknya mengakselerasi pengembangan industri elektronika di Tanah Air. Fokusnya, antara lain industri elektronika di Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku atau komponen impor.
Untuk itu, diharapkan produsen elektronika seperti PT. Sat Nusapersada dapat terus memperbanyak produk-produk berteknologi tinggi yang diproduksi di Indonesia dan menerapkan industri 4.0 sehingga menjadi pendorong bagi Indonesia untuk mewujudkan konsep Smart City di Indonesia.
“Kami sedang memacu industri elektronika dalam negeri agar tidak hanya terkonsentrasi pada perakitan, tetapi juga terlibat dalam rantai nilai yang bernilai tambah tinggi,” ungkapnya. Adanya peluang dan tantangan di era industri 4.0, diharapkan industri elektronika pun mampu membangun kerja sama dengan manufaktur kelas dunia.
“Tentunya akan terjadi transfer teknologi, sehingga bisa lebih meningkatkan kemampuan produksi dan menciptakan inovasi yang terdepan. Namun, perlu didukung pula oleh tenaga kerja terampil,” imbuhnya.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT Sat Nusapersada atas semangat dan komitmennya yang ingin menjadi industri manufaktur elektronika berbasis teknologi tinggi di Indonesia dan memberi kontribusi signifikan dalam peningkatan ekspor.
Sejak tahun 1990, PT Sat Nusapersada memulai usahanya sebagai pemasok papan sirkuit cetak (PCB) serta merakit bagian mekanik dan perakitan komponen elektronik. Saat ini, perusahaan telah ikut berperan membangun dan mengembangkan industri smartphone di Indonesia.
Kesungguhan PT Sat Nusapersada dalam membangun industri manufaktur elektronika berteknologi tinggi di Indonesia, telah ditunjukkan dengan terus dikembangkannya pabrik dan fasilitas produksinya. Perusahaan ini berdiri di lahan seluas 75.652 m2 dengan bangunan seluas 41.488 m2 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 7.000 orang.
Dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan industri elektronika dan telematika, pemerintah telah menyiapkan beberapa insentif fiskal dan nonfiskal bagi investasi di sektor ini, seperti tax holiday dan tax allowance.
Di samping itu, Kemenperin sudah mengusulkan skema insentif berupa super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100 persen yang akan diberikan kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi serta melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi.
“Dan, ke depan, kami akan mendorong kerja sama investasi pada komponen industri elektronika dan telematika, seperti semi konduktor sebagai salah satu komponen utama, yang diharapkan sektor ini dapat semakin meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tandasnya.