Indovoices.com-Kementerian Perindustrian menyatakan persiapan Indonesia sebagai negara mitra resmi (official partner country) pada Hannover Messe 2020 masih berjalan baik. Pameran teknologi industri terbesar di dunia tersebut bakal digelar tanggal 20-24 April 2020 di Hannover, Jerman.
“Persiapan kita sejauh ini semuanya bagus. Tidak hanya untuk pameran, tetapi juga nantinya ada seminar, Indonesia Night, dan business summit. Jadi, program-program itu juga kita rancang untuk bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta.
Dirjen KPAII menyampaikan, di ajang Hannover Messe 2020, Kemenperin akan fokus menampilkan lima sektor manufaktur unggulan yang mendapat prioritas pengembangan sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri kimia, industri elektronik, dan industri otomotif.
“Kami akan perlihatkan secara tematik, dari hulu sampai hilirnya, seperti industri otomotif dan tekstil. Sebab, Indonesia sudah memiliki struktur yang dalam di sektor tersebut,” ungkapnya. Di samping itu, Kemenperin siap mempromosikan strategi dan program prioritas dalam Making Indonesia 4.0 sebagai tekad bertransformasi menuju era industri 4.0.
“Kami akan tunjukkan langkah-langkah strategis yang telah dijalankan selama ini oleh Indonesia dalam upaya implementasi industri 4.0. Bahkan, kami juga perlihatkan Digital Capability Center Indonesia,” imbuhnya.
Doddy pun menyebutkan, di Paviliun Indonesia akan ditampilkan simbol-simbol kerja sama yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Jerman. Tidak hanya di sektor industri, tetapi juga di bidang pendidikan vokasi. “Misalnya, Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) yang menjalin kerja sama dengan EKONID. Selain itu, kami ada rencana kerja sama dengan kementerian ekonomi Jerman,” tuturnya.
Lebih lanjut, dalam rangkaian pameran skala internasional tersebut, Indonesia berpeluang besar meningkatkan investasi di sektor industri melalui kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Jerman dan negara mitra lainnya. “Kami juga mendorong kerja sama dengan investor potensial dari negara Eropa lainnya, seperti Perancis,” ujarnya.
Doddy menambahkan, peluang investasi juga akan terjadi dari berbagai sektor, seperti upaya Indonesia dalam memindahkan ibu kota. “Kami meyakini para investor akan tertarik dengan hal itu, seperti pengembangan autonomous car maupun pembangunan smart city,” tandasnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perindustrian, Amir Sambodo menyampaikan, Hannover Messe 2020 menjadi kesempatan baik bagi Indonesia sebagai ajang unjuk kemampuan (showcase) khususnya di sektor industri yang telah menerapkan teknologi canggih sesuai era industri 4.0. “Contohnya, industri-industri yang memakai tekonologi digital dalam proses produksinya, baik itu yang menggunakan internet of things (IoT) atau 3D printing,” jelasnya.
Kemudian, menurutnya, Indonesia berpeluang menawarkan kepada para pelaku industri skala global yang hadir pada Hannover Messe 2020 untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. “Sebab, selain punya keunggulan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki kawasan yang kondusif untuk pengembangan industri 4.0,” paparnya.
Amir optimistis, dengan menjadi negara mitra resmi Hannover Messe 2020, Indonesia dan Jerman akan semakin menguatkan hubungan bilateral dan meningkatkan kerja sama di bidang investasi. “Kami ingin investasi Jerman berkontribusi memperdalam struktur industri di dalam negeri, seperti industri-industri komponen. Sektor lainnya yang kami harapkan adalah pengembangan energi terbarukan,” terangnya.
Saat ini, Jerman merupakan investor Eropa terbesar kedua di Indonesia dan merupakan bagian dari lima besar ekonomi di dunia. Menurut data BKPM, investasi Jerman di Indonesia pada 2019 sekitar USD189 juta yang tersebar pada di 533 proyek. (kemenperin)