Woi sudah pada ngopi belum? Hoax hoax wae….
Goreng itu ikan apa sapı, enak, gurih, apalagi ditambah Saos tomat atau Chilli sauce, Goreng Isu Rupiah?!
Dollar memang mendekati Rp 15,000, trus So What gitu loh? Mereka tuh gak pernah tau gimana kalau negara krisis.
Iya lah, jangankan tau negara krisis, liat Dollar bentuknya aja gak pernah, tapi sudah sok sok an bahas soal Dollar, apalagi kait-kaitin sama Pemerintah, memangnya Jokowi yang nyetak Dollar? Bahas dollar naik ekonomi indonesia bisa hancur lah, tapi situ tetap saja ngerokok yang harganya tetap saja dan tetap saja makan Tahu Bulat yang digoreng dadakan yang harganya 500 perak satu.
Coba Cek ini krisis Rupiah apa Krisis Otak?
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4118840/harga-rokok-dianggap-kemurahan-berapa-seharusnya
Negara dalam krisis itu kalau elu mau beli Valas, tapi yang mau dibeli tidak ada di Money Changer. Buka LC tidak ada valas. Faktanya apa? Tinggal liat electronic Board, elu mau beli apa? elu ada duit, elu bisa beli tuh Valas, apapun mata uangnya, ya kecuali situ cari mata uang aneh aneh kayak Mata uang Zimbabwe atau mata uang Laos, ya Money changer harus butuh waktu beberapa hari buat cari dulu lah. Tapi kalau elu mau beli Dollar Singapore, Dollar Amerika, ataupun Euro, mereka merem kok, cuman tinggal elu duduk manis di Money changer mall sambil elu jilatin itu es krim atau sedot elu punya Cappuccino Latte nya Starbucks, dan terima valasnya saat mereka sudah selesai menyiapkan buat elu.
Fakta lainnya elu tetap liat Money Changer ramai, jalanan macet, Bandara padat, bahkan banyak orang juga yang masih rame duduk di Starbucks atau ngemil es krim sambil nonton bioskop, Tidak seramai dulu? Iya betul, memang sekarang tidak begitu ramai, tapi itu bukan karena soal Rupiah, tapi soal Ganjil Genap yang elu gak bisa suka-suka masuk wilayah yang bukan waktu mobil elu masuki. Pemerintah mulai miskin? Kata siapa? itu uang Bonus Atlet peraih Medali dibayar pakai daun? itu duit beneran coy, yang masuk dan dipegang langsung sama masing masing atlet peraih medali emas, perak dan perunggu, bahkan yang tak dapat apa apa pun tetap dapat 20 juta bonus, hitung sendiri ada berapa atlit yang join Asian Games kemarin.
Terus coba elu pikirkan lagi, efek dari ASIAN GAMES, para Atlit, pelatihnya, fans nya dari luar negeri datang ke Indonesia, tukerin mereka punya mata uang untuk jajan dan stay di Jakarta dan Palembang, itu kan income juga buat kita dan jangan lupa Pemerintah kita masih bisa bayarin itu aksi Jokowi naik Moge, artis artis lokal buat memeriahkan ASIAN GAMES plus sama bintang tamu Korea SUJU dan iKON, itu mereka dibayar pakai uang loh bukan pakai Daun. Trus Krisis nya dimana?
Belum lagi, NTB sebagian besar hancur luluh lantak karena Gempa berkekuatan besar beberápa kali. Dan Presiden Jokowi sudah menyerahkan langsung bantuan Uang sebesar 264 Milyar Plus stimulus Rp 50 juta per kepala keluarga untuk pembangunan perbaikan 5293 unit rumah yang terkena gempa. Ini membuktikan Indonesia juga bisa membantu daerahnya juga yang tertimpa kemalangan walaupun lagi di pusaran badai Nafsu President Donald Trump yang bikin keok mata uang berbagai negara. Indonesia masih bisa bangko dan membantu saudara sebangsa. Keren kan?
Dollar 15ribu tahun 2018 beda coy sama saat Krismon 1998. Begini coy, di tahun 1998, itu kenaikan gak kira-kira dari 2000, ngetrill langsung ke 3000 trus mencreT sampai 15000 seperti kecepatan Ferrari coy, otomatis ambruk itu ekonomi total. Kalau sekarang itu memang naik tapi naiknya sedikit lambat dan dalam waktu yang cukup lama, karena ini faktor Amrik sama China lagi Trade war dan efek Krisis Venezuela dan Turki, jadi ya menyerempet ke semua negara. Kalau hitungannya ya, Depresiasi Rupiah dari September 1997 ke september 1998 itu 254%, sementara untuk September 2017 sampai September 2018, Rupiah terdepresiasi 11%.
Kalau elu bilang sama kayak tahun 1998, mestinya kondisi September 2018 itu Dollar nilainya Rp 47.241 / USD, itu boleh deh kalian marah marah sampai asam urat dan kolesterol naik semua, paham kan coy? Belum lagi inflasi Agustus 1998 itu 78.2% sementara inflasi Agustus 2019 itu cuman 3.2%. Semoga paham ya Coy?
Bentar lagi Donald Trump akan menaikkan Suku bunga, efeknya akan kemana mana, jadinya mau Presidennya Jokowi, Prabowo atau bahkan Fadli Zon / Fahri Hamzah / Ratna Sarumpaet sekalipun yang hobby nyinyir, Dollar akan tetap mahal dan naik ya coy! Ada 2 cara nih coy, satu pilih Presiden Romy Rafael, trus suruh ke amrik, hipnotis Donald Trump agar mau menurunkan suku bunga Bank Sentral AS. Jadi investor dunia pada ilfil dan meninggalkan amrik dan Indonesia bisa kembali normal Rupiahnya. Cara kedua – BI naikkin suku bunga juga, ikutin amrik. Bukan karena inflasi tinggi, Inflasi era Pak Jokowi rendah kok, cuman 3.3%, sedangkan BI kan sudah punya target 3.5%, jadi masih aman. Jadi menaikkan suku bunga demi stabilitas gitu coy. Mendukung nilai tukar melalui intervensi ganda, jadi BI baru akan intervenes kalau ada pertukaran yang tidak normal.
Salah satu kunci membuat stabil Rupiah memang kita belajar mencintai Rupiah dan menukarkan stock Dollar ke Rupiah, sambil menukarkan mata uang asing ke Rupiah. tentunya sebagai pemimpin, melihatnya harus Global, jangan seperti kubu oposisi yang cuman menukarkan USD 1000 saja sudah diliput media massa dan meminta agar semua Politikus dan Presiden mencontoh dirinya.
Kalo itu sih, Pedagang jualan Wedang Ronde atau Pedagang jualan Bunga hias saja sudah menukarkan lebih dari USD 5000 kali, tapi mereka juga fine fine saja, tidak meminta Media massa meliput dirinya atau Press Release agar semua politikus dan Presiden mencontoh dia. Pemimpin harus melihat yang lebih luas dan bukan ecek ecek. Itu kenapa langkah Jokowi lewat Bu Sri Mulyani sudah temat dengan meredan potensi rawan neraca pembayaran agar inflasi stabil, salah satunya dengan mengendalikan impor, untuk Migas sudah diperkenalkan B20, sedangkan non migas ada 1147 jenis barang yang mengalami kenaikan Pajak Impor bervariasi dari 7.5 – 10%, tentunya lewat perhitungan yang sudah didiskusikan secara matang bahkan Jokowi sedang fokus agar ekspor bisa ditingkatkan baik produk lokal maupun produk yang ada karena Ekspor dan Investasi menjadi kunci agar Rupiah tetap stabil.
Setidaknya sekarang Rupiah demamnya mulai turun, dari Rp 14933 / USD manjadi Rp 14817 per hari ini.
Semoga bisa paham ya Guys.
Penulis: Y. SUHERMAN