Indovoices.com-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia terancam karena kepanikan pelaku pasar keuangan. Hal itu, kata dia, terjadi sejak diumumkan pandemi virus corona Covid-19.
“Terjadi kepanikan sejak pengumuman pandemi,” kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurutnya, total aliran modal asing yang keluar atau outflow dari Indonesia sebesar hampir Rp 160 triliun. Hal itu terjadi hanya pada Maret hingga awal April.
Sri Mulyani mengatakan outflow sebesar itu menyebabkan tekanan luar biasa kepada seluruh surat berharga negara atau SBN dan saham. “SBN semuanya mengalami penurunan yang sangat tajam dan volatililitas sangat tinggi,” ujarnya.
Nilai tukar rupiah, menurutnya, juga mengalami gejolak yang sangat besar. “Ini menjadi suatu yang sangat mengancam stabilitas sistem keuangan kita,” kata dia.
Sri Mulyani juga mengatakan dampak dari Covid-19 cukup parah. Pemerintah pun harus membuat skenario terberat yang mungkin harus dihadapi.
Pemerintah dan Bank Indonesia, kata dia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan skenario sangat berat akan minus 0,4 persen. Sedangkan skenario berat tumbuh di 2,3 persen.
Pada kuartal I 2020, dia memperkirakan ekonomi bisa tumbuh ke 4,5 persen hingga 4,7. Namun pada pekan kedua Maret, terjadi perubahan atau penurunan dan terlihat dari penerimaan pajak yang drop.(msn)