Indovoices.com – Pemerintah terus melakukan percepatan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hal ini ditandai dengan peremian lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di Desa Benangin, Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yang merupakan salah satu daerah terpencil serta minim infrastruktur.
Komite BPH Migas, Henry Ahmad menjelaskan kehadiran BBM Satu Harga di Teweh Timur merupakan bentuk kepedulian Pemerintah kepada masyarakat di daerah terpencil. “Peresmian penyalur BBM Satu Harga ini adalah salah satu bentuk perhatian Pemerintah yang begitu besar bagi masyarakat. Bagaimana tidak, masyarakat sekitar yang sebelumnya harus mengeluarkan sekitar Rp9.000 – Rp 10.000 untuk satu liter Premium dan Solar dalam memenuhi kebutuhannya. Sekarang, bisa merasakan keadilan baik dari sisi ketersediaan hingga harga yang sama dengan Pulau lain di Indonesia,” jelas Henry saat meresmikan SPBU Kompak 66.783.003 di Teweh Timur, Jumat (23/11).
Melalui BBM Satu Harga, masyarakat Teweh Timur kini bisa menikmati BBM jenis Premium dan Solar dengan harga yang sama di seluruh Indonesia, yaitu Rp.6450/liter untuk Premium dan Rp. 5150/liter untuk Solar. Dengan begitu, diharapkan dapat mendorong perekonomian warga setempat. “Hal ini yang kami harapkan dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar menjadi lebih baik,” imbuh Henry.
Pengoperasian BBM Satu Harga di Desa Benangin, Kecamatan Teweh Timur ini merupakan lembaga penyalur BBM Satu Harga kali kedua yang telah diresmikan di Kabupaten Barito Utara. Lembaga peyalur sebelumnya dibangun di Kecamatan Gunung Purei berjarak +- 37 KM dari pusat kota.
Kapasitas storage yang dimiliki oleh SPBU Kompak ini adalah sebesar 5 KL untuk Jenis BBM Premium dan 5 KL untuk Jenis BBM Solar dengan mendapatkan supply dari TBBM Banjarmasin yang berjarak +- 432 KM dengan jarak tempuh sekitar +- 18 jam menggunakan Truk Tangki melewati jalur darat.
Henry mengimbau kepada masyarakat setempat agar terlibat dalam mengawal pelaksanaan BBM Satu Harga agar tidak terjadi penyelewengan. Apalagi, letak geografis yang cukup sulit dinilai mempengaruhi besaran ongkos biaya angkut dari TBBM. “Kami mengimbau masyarakat, jika terjadi penyelewengan ataupun pelanggaran dalam pengoperasiannya kami harap agar segera melapor kepada kami (BPH Migas) untuk segera kami tindak lanjuti,” jelasnya.
Lembaga penyalur ini merupakan titik yang ke-99 dari 160 titik BBM Satu Harga yang ditargetkan Pemerintah hingga akhir tahun 2019. PT. Pertamina (Persero) sendiri sudah membangun 94 titik penyalur dan 5 penyalur dibangun oleh PT. AKR Corporindo, Tbk. Selain tempat ini, di saat yang bersamaan diresmikan pula 2 (dual) lembaga penyalur BBM Satu Harga lainnya, yaitu di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Total, sudah ada 101 titik BBM Satu Harga yang dibangun sejak 2017.
Penulis: Naufal Azizi