Nilai ekspor Indonesia pada bulan Mei 2018 mencapai US$16,12 miliar atau meningkat 10,90 persen dibanding ekspor April 2018. “Demikian juga dibanding Mei 2017 meningkat 12,47 persen,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) saat menyampaikan rilis terkait Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia pada bulan Mei 2018, Senin (25/6).
Sementara itu, ekspor nonmigas di bulan Mei 2018 mencapai US$14,55 miliar atau naik 9,25 persen dibanding April 2018. “Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Mei 2017, naik 11,58 persen,” ungkap Suhariyanto.
Lebih lanjut, Suhariyanto menyampaikan bahwa nilai impor Indonesia pada Mei 2018 mencapai US$17,64 miliar atau naik 9,17 persen dibanding April 2018, demikian pula jika dibandingkan Mei 2017 meningkat 28,12 persen.
“Impor nonmigas Mei 2018 mencapai US$14,83 miliar atau naik 7,19 persen dibanding April 2018, demikian pula jika dibanding Mei 2017 meningkat 23,77 persen,” ujar Kepala BPS.
Terkait negara tujuan ekspor nonmigas pada bulan Mei 2018, menurut Suhariyanto, yang terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,09 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,57 miliar dan Jepang US$1,40 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,82 persen. “Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,74 miliar,” ujarnya.
Menurut provinsi asal barang, Kepala BPS menyampaikan bahwa ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Mei 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$12,84 miliar (17,14 persen). “Urutan berikutnya diikuti Jawa Timur US$8,02 miliar (10,70 persen) dan Kalimantan Timur US$7,45 miliar (9,94 persen),” ungkap Suhariyanto. (Humas BPS/EN)