“Tabik Pun…Tabik Pun…Tabik Pun. Bahasa Lampung yang saya bisa cuma Tabik Pun. Ini pun baru belajar tadi pagi,” ujar Presiden awali sambutan.
“Saya sangat bahagia, saya sangat senang sekali bisa hadir sore hari ini di tengah-tengah sawah yang hijau. Ya meskipun ada yang belum ditanami tapi ini di sawah kan,” ujar Kepala Negara.
Kebahagiaan tersebut, menurut Presiden, karena dirinya adalah orang desa, wong ndeso. “Jadi dalam kehidupan sehari-hari ya seperti yang mungkin Bapak/Ibu rasakan sekarang,” tambahnya.
Hanya, lanjut Presiden, perbedaannya kalau dulu, bajak sawah pakai garu, sekarang pakai traktor. “Tadi waktu menuju ke sini ada yang bisikin ke saya, “Pak awas Pak becek, Pak”, “Pak awas Pak becek, Pak”, ya saya biasa, saya wong ndeso. Biasa. Biasa sekali,” jelas Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia negara besar yang memiliki tantangannya serta masalah-masalah kompleks dan juga besar.
Terkait masalah pertanian yang dihadapi, Presiden menyampaikan utamanya adalah air. Hal itu, sambung Presiden, bukan saja di Lampung, juga NTT, NTB, dan di provinsi yang lain.
“Kenapa air? Padahal kita ini hujan sering sekali, hujan banyak. Tapi memang waduk kita ini kurang, bendungan kita ini sangat kurang sekali.
Coba dibandingkan, bandingkan,” tambah Presiden.
Sampai tahun 2014, lanjut Presiden, waduk/bendungan yang dimiliki itu 231 bendungan dan waduk di seluruh Indonesia. “Di China, di Tiongkok itu memiliki 110.000 waduk dan bendungan, kita hanya 231. Di India, India memiliki 1.500 waduk, kita 231, tok. Di Amerika, di Amerika punya 6.100,” ujarnya seraya menambahkan di Jepang memiliki kurang lebih 3.000 bendungan dan waduk.
Inilah, menurut Presiden, pekerjaan besarnya bagaimana menyediakan air untuk para petani, untuk irigasi, dan untuk sawah-sawah. “Tanpa itu lupakan yang namanya ketahanan pangan. Kita harus sadar itu. Waduk kita kurang, bendungan kita kurang,” sambung Presiden seraya menyampaikan kalau sudah ada waduk maka irigasinya harus disiapkan.
Pekerjaan besar ini, sambung Presiden, biasanya setahun biasanya tanam padi hanya panen misalnya sekali, bisa panen 2 kali, kemudian biasanya panen 2 kali, bisa panen 3 kali. Ia menambahkan itu kalau airnya cukup sehingga jadi tantangan besar.
“Oleh sebab itu sekarang kita bangun memang baru 49 plus 16, berarti 65 waduk yang kita kerjakan di seluruh tanah air. Sangat kurang, sangat kurang sekali,” tambah Presiden.
Oleh sebab itu, Presiden sangat menghargai upaya membangun embung-embung kecil di desa-desa, di daerah-daerah dibangun embung juga sangat membantu.
Total dana desa yang telah digelontorkan, lanjut Presiden, sebesar 187 triliun untuk membangun jalan desa, posyandu, PAUD, pasar desa, jembatan, irigasi, embung, air bersih, BUMDes di desa-desa.
Menurut Presiden, dirinya telah menyampaikan kepada kepala desa untuk berhati-hati dalam menggunakan dana desa karena telinga Presiden ada di mana-mana.
“Dana desa yang masuk ke satu desa ada 1 miliar lebih dan itu uang yang gede banget itu harus jadi barang. Jadi jalan desa silakan, jadi irigasi silakan, jadi embung silakan,” ujar Presiden.
Saat dialog dengan petani,
Presiden mendengar permintaan agar ketersediaan pupuk tidak langka.
Kepala Negara menyampaikan bahwa dirinya fokus mengurusi olahraga, Asian Games, politik dalam dan luar negeri sehingga untuk urusan pertanian tentu lebih baik para petani.
Di akhir sambutan, Presiden mengajak kepada semuanya baik gubernur, baik bupati, perangkat desa, semuanya serta masyarakat untuk bekerja keras bersama-sama.
“Tanpa kerja keras negara ini tidak akan maju. Kita harus percaya itu. Dengan kerja keras negara ini akan maju,” ujar Presiden.
Semua tidak mau, tambah Presiden, negara Indonesia ditinggal dari negara-negara lain. Untuk itu, sambung Presiden, Indonesia bisa lebih baik dari negara-negara lain, serta lebih maju dari negara lain.
“Tapi kuncinya semua, masyarakat, birokrasi kita, pemerintah semuanya bekerja keras,” pungkas Presiden.
Sebagai informasi, dilaksanakan pula Penandatanganan perjanjian kerja sama Perum Bulog dengan Koperasi Petani Indonesia dan Gerakan Petani Indonesia.
Turut hadir pada acara kali ini Seskab Pramono Anung dan Gubernur Lampung Fido Ricardo. (FID/EN)