Indovoices.com –Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kondisi Indonesia tidak begitu buruk meski terjadi resesi. Menurutnya, tantangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nol persen masih cukup tinggi baik dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor.
Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 akan kembali negatif antara minus dua persen hingga nol persen. Ini terjadi karena pertumbugan konsumsi dan investasi yang masih terbatas meskipun pemerintah melakukan akselerasi belanja.
“Aktivitas masyarakat sama sekali belum normal karena itu kalau secara teknis kuartal III ini kita di zona negatif maka resesi terjadi. Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk,” kata dia ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Ia menambahkan, kontraksi ekonomi pada kuartal III akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang minus 5,32 persen. Pasalnya terjadi perbaikan dengan kontraksi pertumbuhan konsumsi yang lebih kecil, serta membaiknya investasi didukung oleh belanja pemerintah.
“Pertumbuhan ekonomi di kuartal III lebih baik dibanding kuartal II yang kontraksi cukup dalam minus 5,3 persen. Meski demikian dibanding negara lain kontraksi sangat dalam, kita dalam posisi lebih haik karena di minus 5,3 dibanding negara kontraksi mencapai 17 sampai 20 persen, sangat dalam,” jelas dia.
Lebih lanjut, pemerintah akan mendorong belanja negara sampai dengan akhir tahun ini. Ia berharap akselerasi belanja pemerintah bisa mendorong pemulihan baik di sisi konsumsi, investasi, maupun ekspor yang menjadi penggerak perekonomian.
“Program pemulihan ekonomi terus dilaksanakan dan didorong sehingga konsumsi bertahap pulih, investasi bertahap pulih, ekspor didorong dengan mesin pertumbuhan konsumsi, investasi, ekspor dan pemerintah berharap performance kuartal III membaik dan dijaga sampai kuartal IV,” pungkasnya.(msn)