“Saya sudah 4 tahun ini sabar, sabar, sabar. Saya diam, nggak menjawab apa-apa, saya diam. Tetapi sekarang saya harus menjawab,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar FKPPI, di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12) siang.
Dijelaskan Presiden, PKI itu dibubarkan tahun 1965-1966. Sementara dirinya lahir tahun 1961. Dengan demikian, saat PKI dibubarkan dirinya masih berusia 4 tahun. Ia mempertanyakan isu tersebut, apakah ada balita PKI?
“Cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti itu harus dihentikan. Itu merusak cara-cara kita dalam berdemokrasi dan mencerdaskan kehidupan berbangsa bernegara,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga menunjuk contoh banyaknya gambar di media sosial yang menunjukkan dirinya sedang berada di samping DN Aidit, saat Ketua PKI itu berpidato tahun 1955.
“Coba saya lihat-lihat ini kok ya wajah saya ditaruh di situ. Ini cara-cara yang tidak beretika dan tidak beradab,” kata Presiden seraya menambahkan, dirinya saat itu lahir saja belum kok sudah di dekat podiumnya Aidit.
Tentu saja, Presiden Jokowi menilai hal itu tidak masuk akal, dan harus dijelaskan kepada masyarakat. Karena, lanjut Presiden, ada 9 juta lebih masyarakat kita yang percaya akan isu tersebut.
“Ini yang berat. Kenapa saya jawab karena saya mendapatkan survei angka bahwa 9 juta masyarakat kita percaya terhadap fitnah-fitnah seperti ini. Jadi dimana-mana saya singgung hal-hal seperti ini,” terang Presiden.
Kepala Negara juga menyinggung isu yang menyebutkan dirinya sebagai antek asing. Ia mengajak untuk melihat contoh di Blok Mahakam yang sudah puluhan tahun dipegang oleh Jepang dan Prancis sekarang sudah 100% diserahkan kepada Pertamina.
Ditambahkan Kepala Negara, Blok Besar, Blok Rokan yang dikelola Chevron beberapa puluh tahun sekarang juga sudah 100% dimenangkan oleh Pertamina. Freeport di Papua kini tinggal menunggu waktu karena sudah Head of Agreement, Sales and purchase agreement.
“Kita selesaikan, saya sudah perintahkan kepada Menteri harus diselesaikan di bulan ini, bulan Desember untuk mendapatkan mayoritas 51%,” lanjut Presiden seraya menambahkan, kita sudah berapa puluh tahun, lebih dari 40 tahun hanya dapat 9%, diam saja. Nggak ada yang demo.
Begitu kita ambil 51% kok malah menunjuk dirinya sebagai antek asing.
“Saya tanya antek asing yang mana, jangan di balik-balik. Tapi saya jawab sekarang kalau ada isu-isu, saya nggak diam, akan saya jawab ,” tegas Presiden Jokowi.
Sumber Energi
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi berpesan kepada peserta Jambore Bela Negara dan Keluarga Besar FKPPI agar semuanya menjadi sumber energi dalam hijrah bangsa Indonesia yang sedang berjalan saat ini.
“Kita harus hijrah dari ketimpangan menuju kepada keadilan sosial. Hijrah dari ketertinggalan menuju ke kemajuan. Hijrah dari individualisme menjadi gotong royong berkolaborasi. Hijrah dari ketidakpedulian menuju ke rasa persaudaraan dan kerukunan. Hijrah dari sikap-sikap konsumtif menuju ke sikap-sikap yang produktif, yang lebih produktif,” tutur Presiden Jokowi.
Ia meminta kepada FKPPI untuk menjadi sumber inspirasi bagi rakyat Indonesia untuk selalu mencintai negara, untuk melakukan lompatan-lompatan kemajuan, untuk mewujudkan Indonesia yang maju.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, dan Ketua Umum FKPPI Ponco Sutowo. (RAF/AGG/ES)