Pada 5 September 2018, pemerintah melalui Menhub Budi Karya menetapkan Bandara Internasional Lombok dengan nama Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Kabar ini sontak membuat SBY yang pernah meresmikan beroperasinya Bandara Internasional Lombok pada 20 Oktober 2011 yang lalu itupun meradang.
Pasalnya tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu, SBY menelan mentah-mentah informasi pencopotan prasasti itu, yang ternyata bersumber dari Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia Provinsi NTB, Brigjen (Purn) H. Abdul Kadir. Yang menyebutkan bahwa prasasti yang pernah ditandatangani SBY dulu saat peresmian bandara tersebut akan dirobohkan.
Tentu saja anggapan tersebut mendapat sanggahan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi, yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB),
Terlepas dari perubahan nama tersebut, TGB memastikan prasasti yang ditandatangani oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011 masih akan tetap ada.
“Pada saat itu, Pak SBY menandatangani prasasti peresmian Bandara. Namun tentu saja bukan berarti prasasti Pak SBY akan dicopot sebagaimana yang Pak SBY sampaikan. Pemerintah dan Masyarakat Lombok tidak pernah ada keinginan seperti itu,” kata TGB.
TGB menjelaskan peresmian operasional bandara adalah satu hal, penetapan nama bandara dengan nama pahlawan nasional adalah hal lain. Itu dua hal yang berbeda. Artinya kelak akan ada dua prasasti di bandara tersebut, yang pertama adalah Prasastinya SBY sebagai presiden yang meresmikan bandara tersebut. Dan yang kedua adalah Prasastinya Jokowi, sebagai presiden yang meresmikan pergantian nama dari Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.
“Saya sangat menyayangkan Pak SBY diberi kabar hoaks mengenai rencana pencopotan prasasti, hingga mengeluarkan statement yang keliru,” ujarnya.
Ternyata bukan kali ini saja SBY termakan hoax yang disampaikan oleh anak buahnya, berdasarkan penelusuran saya, selama 10 tahun pemerintahannya, setidaknya sudah empat kali dirinya termakan hoax.
Blue Energy
Tahun 2008 beredar soal kabar Blue Energy, yakni penemuan air menjadi bensin yang ditemukan oleh Joko Suprapto. Berkat penemuannya tersebut, dirinya bahkan mendapatkan dana hingga 10 miliar rupiah. Dana tersebut dimaksudkan untuk penelitian lanjutan dan pengembangan penemuannya.
Joko Suprapto juga dipertemukan dengan SBY untuk mempresentasikan temuan Blue Energy miliknya yang bisa menyulap air jadi bensin. Setelah pertemuan tersebut lalu dibangunlah pabrik Blue Energy di Cikeas, tidak jauh dari rumah SBY ketika itu.
Namun belakangan baru diketahui ternyata penemuan merubah air menjadi bensin tersebut adalah Hoax. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Pusat Studi Energi UGM, Sudiartono, yang menyebutkan bahwa menyulap air menjadi air tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.
Padahal pemerintah sudah menyiapkan nama keren “Minyak Indonesia Bersatu.”
Situs Gunung Padang
Berlanjut lagi ke cerita hoax berikutnya, yakni penggalian Situs Gunung Padang. Staf khusus SBY ketika itu, Andi Arief, bahkan berani memprediksi ada unsur logam di bukit setinggi 894 meter tersebut. Andi Arief pun mengatakan bahwa Logam tersebut kemungkinan adalah emas yang tersimpan di kuil peninggalan sebuah peradaban di tataran Sunda 10.900 tahun lalu.
Menindak lanjuti apa yang disampaikan oleh Andi Arief, pemerintahan SBY segera membentuk Tim Nasional untuk penelitian Gunung Padang. Tebing Gunung Padang di kaki bukit pun diledakkan, tidak ditemukan adanya struktur bangunan buatan manusia. Tidak puas sampai disitu, Tim peneliti tersebut kemudian melanjutkannya dengan melalukan penggalian hingga masuk ke dalam perut bumi di bawah bukit tersebut. Lagi-lagi tidak ditemukan apa-apa.
Namun SBY tidak percaya, dirinya ikut datang ke Gunung Padang dan menyebutkan bahwa situs itu akan menjadi ikon sejarah.
Padi Supertoy
Kali ini SBY dipermalukan oleh Staff Khususnya sendiri, Heru Lelono terkait eksperimen Padi Supertoy ini. Eksperimen Proyek padi Supertoy HL2 tersebut dikoordinasikan oleh Staf Khusus Presiden SBY, Heru Lelono. Eksperimen ini dilakukan oleh PT Sarana Harapan Indopangan (SHI) yang tak lain, Heru Lelono menjadi komisarisnya. Padahal awalnya padi ini sangat dibanggakan oleh SBY sebagai padi jenis baru yang mampu menghasilkan 15 ton padi perhektar, dari yang normal 3-4 ton perhektar.
Pemerintah SBY ketika itu langsung menganjurkan kepada para petani untuk menanam Padi Supertoy ini.
Namun ternyata setelah dipanen, hasilnya tidak sesuai harapan. Masyarakat pun melakukan demo akibat merasa tertipu hampir ratusan juta rupiah karena panen padi jenis unggul Supertoy HL2 terkena puso alias kopong.
Pupuk Nutrisi Saputra
Pupun ini merupakan penemuan Umar Hasan Saputra. Umar mampu membuat SBY terkesima ketika itu dengan mengklaim bahwa pupuk super ini dapat menyuburkan tanah dan meningkan hasil panen. SBY kemudian memerintahkan para Gubernur dan Menteri untuk mendengarkan presentasi Saputra, lalu menyebarkan informasi ini sampai ke petani.
Belakangan, setelah Badan Litbang Pertanian melakukan uji coba, baru ketahuan bahwa hasilnya malah bertolak belakang dengan apa yang digembar-gemborkan selama ini. Pupuk itu justru dapat merusak tanah karena hanya mengandung 1 dari 16 unsur minimal suatu produk pupuk.
Itulah beberapa cerita betapa mudahnya SBY termakan hoax, bahkan sebenarnya ada satu lagi, yakni Soal pabrik gula aren di Manado yang setelah pabriknya diresmikan, ternyata tidak produksi dan pelakunya adalah suami dari pengurus Demorkat sendiri.
Jadi lucu rasanya bila seorang mantan presiden sekelas SBY bisa sampai termakan berita hoax berkali-kali, berarti dirinya tidak belajar dari masa lalu.
Kembali ke soal prasasti Bandara tersebut, sebenarnya bila dirinya mau melakukan klarifikasi sangat gampang. Dia tinggal mengangkat telepon dan menanyakan langsung kepada TGB kebenaran berita tersebut. Ini bukannya Tabayyun, malah melampiaskan kebaperannya di sosmed. Maksud hati ingin mencari simpati masyarakat, akhirnya malu sendiri setelah diklarifikasi langsung oleh TGB. Bukankah begitu kawan?
Trailer Prasasti SBY
https://youtu.be/t8cNX_jNV1A