Mungkin ini satu-satunya kejadian di dunia, dimana cawapres salah satu pasangan tidak tahan dibully dalam sebuah kontestasi pilpres, lantas orang tua atau Ibunya harus turun tangan membela anaknya. Adalah Mien Uno, yang merupakan Ibu dari Sandiaga Uno, merasa berang ketika anaknya dibully dan dituding bersandiwara.
Bahkan dirinya menuntut pihak yang mengeluarkan istilah ‘Sandiwara Uno’ untuk meminta maaf, lantaran sakit hati terhadap istilah tersebut.
“Saya ingin berhadapan dengan orang itu untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi. Jadi sekarang, kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno, dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik Mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?” tantang Mien Uno di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 11 Februari 2019.
Belum juga kering ludah yang terpercik dari bibir Mien Uno membela anak kesayangannya. Di hari yang sama, Sandiaga Uno, lagi-lagi terbongkar permainan sandiwaranya.
Dalam kunjungannya ke Jawa Tengah, tanggal 11 Februari 2019 kemarin. Sandiaga menyambangi petani bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.
Salah satu petani bawang merah yang berasal dari Kecamatan Bulukamba, bernama Subhan pun menangis saat mengadu soal harga bawang ke Sandi. Hasil panen yang dia jual tidak menutup biaya tanam, bibit, pupuk dan obat obatan, sehingga dia terlilit utang di salah satu bank.
“Saya petani bawang dan sudah 4 tahun selalu merugi karena harga anjlok. Bahkan rumah orang tua saya jadi borek (jaminan) dan sampai sekarang belum dilunasi. Utang saya masih Rp 15 juta belum dibayar gara-gara rugi,” keluh Subhan kepada Sandiaga.
Sandi pun mengungkapkan keprihatinan terhadap apa yang dialami oleh Subhan, melalui akun Twitternya seperti screenshot di bawah ini.
Tentu saja akan menjadi momen yang sempurna seandainya kejadian itu adalah benar. Sandi tampil bak pahlawan yang memberikan penghiburan dan harapan kepada para petani akan keadaan yang lebih baik. Namun sayangnya tidak berselang lama, sandiwaranya terbongkar.
Subhan yang digadang-gadang sebagai petani bawang merah, ternyata adalah mantan komisioner KPU Kabupaten Brebes Divisi Sosialisasi, Pendidikan, dan hubungan antar lembaga. Nama lengkapnya adalah Moh. Subkhan, S.Si.
Kecurigaan lainnya adalah terkait jam tangan emas yang diperkirakan memiliki harga lumayan mahal untuk ukuran seorang petani yang berhutang ke bank sebesar 15 juta.
Belum lagi melalui berbagai video yang tersebar di grup Whatsapp yang memperlihatkan bila si Subhan ini pernah berfoto dengan Sudirman Said.
Sandiwara yang terbongkar ini menambah panjang berbagai deretan sandiwara sebelumnya. Saya tidak tahu apa komentar Mien Uno bila menonton video tersebut. Apa yang dilakukan Sandi ibarat menampar wajah Ibunya sendiri.
Bagaimana tidak bila? Bila anak yang dibangga-banggakannya dan dianggap tidak mungkin bermain sandiwara, di hari yang sama malah tertangkap basah bermain sandiwara dengan “petani” Brebes.
Mien Uno juga tidak perlu merasa heran dan marah ketika anaknya dibully warganet. Bisa jadi itu merupakan pertanda sudah muaknya masyarakat melihat berbagai tingkah konyol dan sandiwara yang diciptakan oleh anaknya sendiri.
Selain itu ini juga dapat menjadi instropeksi bagi Mien Uno yang menyebutkan sudah mendidik Sandiaga Uno menjadi orang baik.
Baik dalam hal apa? Baik di mata Mien Uno, belum tentu baik di mata Lily Anwar Soeryadjaya istri alm. William Seoryadjaya. Atau saat Sandi berpidato di atas kursi dan meja, melangkahi makam, bisa jadi baik di mata Mien Uno, namun belum tentu baik atau malah dianggap tidak punya etika oleh kebanyakan orang.