Sudah 40 tahunan lebih, saya merasakan berbagai periode dan indahnya keberagaman dan hangatnya Pancasila. Saya kangen momen itu dan saya tidak mau momen itu berubah dengan ideologi yang sedang mengancam dan sekelompok orang yang sedang merusaknya walaupun sengaja dan tidak sengaja.
Sejak TK, SD, SMP bahkan SMA, saya terbiasa hidup dalam keberagaman Suku Agama dan Ras, jadi Toleransi sudah menjadi landasan hidup sehingga saya menjadi jijik ketika sekarang ada sekelompok orang yang menggunakan agama dan mulutnya untuk menghina agama dan Suku Ras orang lain. Sudah saatnya, Pemerintah tegas mengenai hal ini, Penghinaan kepada agama dan suku ras apapun itu dan dengan motif apapun itu, haruslah dihukum dengan tegas, bahkan dengan maksimal hukuman mati dan minimal pengusiran mereka yang menghina dengan terang benderang keluar dari Indonesia sebagai Warga Negara.
Disaat kecil, saya seringkali bermain dengan suku ras dan agama yang berbeda. Saya punya teman bermain dari Batak, dari Ambon, dari Papua, dari Suku Sunda, bahkan berbagai agama didalamnya. Andaikan kami berkonflikpun, tidak pernah melibatkan suku agama dan ras, palingan soal Makanan, info film atau soal lawan jenis. Hal yang menyedihkan adalah ketika Kemerdekaan Indonesia sudah di usia Manula yaitu 74 tahun dan saya juga 40 tahunan, masih saja ada kelompok yang bermain di isu SARA dan lucunya tidak terdeteksi, sehingga membuat warga biasa menjadi bertanya tanya, apakah ini yang terakhir atau masih ada Sequel episode berikutnya?
Penyebar Video Dakwah UAS 3 tahun yang lalu dan Penyebar Berita Whatsapps perihal ada pembuangan Bendera Merah Putih ke selokan oleh pihak yang berasal dari Papua, merupakan suatu rancangan yang ingin memporakporandakan Indonesia. Kita sebagai bangsa yang cerdas sudah saatnya menahan diri. Bayangkan jika kasus ini terus membesar, ada yang mencelakai UAS dan jemaatnya tidak terima atau karena dampak berita fitnah ke mahasiswa Papua sehingga terjadi korban. Apakah itu akan jadi akhir segalanya? Kita sebagai sesama anak bangsa bisa saling bunuh bunuhan hanya untuk kebodohan, terlepas diciptakan oleh kepolosan kita ataupun karena dampak Hoax yang menyulut emosi dan kita gagal menahan itu. Siapa yang rugi? Kita atau penyebar berita Hoax itu?
Tentunya semua skenario hoax ini terlihat secara transparan bahwa ini berfungsi untuk mengganggu pelantikan Presiden – Wapres terpilih Pemilu 2019, jadi Program adu domba jahat ini sengaja untuk manuver politik dan merusak reputasi Presiden dan Wapres terpilih dan Tim staff Presiden harus sigap dalam menindaklanjuti hal ini, sebelum semuanya terlambat. Kita sebagai anak bangsa harus dan wajib menjaga jangan sampai terprovokasi dan Pemerintah harus memperjuangkan dan menjamin keberlangsungan Persatuan dan kesatuan ini dan jangan sampai termakan oleh berita berita palsu dan jangan sampai ada Oknum mengatasnmakan Pemerintah yang akan merusak perdamaian di Nusantara ini.
Sebagai daerah yang sempat terjadi perselisihan antara ormas masyarakat dan Pendatang Papua, Gubernur Ibu Khofifah menunjukkan bagaimana merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dirobek oleh orang orang yang tidak bertanggungjawab. Dengan perkumpulan Masyarakat Papua di kediaman Kapolda Jatim, Gubernur dan timnya menyenandungkan lagu tanah Papua sambil bercanda dan tertawa sebagai bukti keikhlasan dan merangkul dan menghormati dengan ikhlas sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Ini bukti perlawananan politik adu domba dan saling bermusuhan yang dihembuskan oleh Pihak pihak yang harus dicari oleh Pemerintah sebagai Pihak yang harus bertanggungjawab.
#PapuaAdalahKita, ini harus kita sama sama perjuangkan sebagai sesama anak bangsa, karena jelas bahwa kerusuhan di Papua juga ada campur tangan Pihak luar yang ingin menguasai isi dalam Papua, seolah olah mereka membela HAM Rakyat papua padahal mereka ingin menguasai dan merampoknya sama seperti Freeports masih dikuasai asing.
Jangan biarkan itu terjadi. PAPUA adalah Bagian Indonesia, dan kita tidak boleh biarkan negara lain memilikinya dan kita harus merawatnya karena seperti Kita semua bersaudara.
Inilah saat kita rawat Keberagaman dan Pancasila. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, itu berarti termasuk Papua sebagai bagian negara kita.