Pagi-pagi buka WA, sudah ada yang posting di salah satu WAG yang saya ikuti. Sebuah berita dengan judul bombastis, “TERUNGKAP : Keponakan Prabowo Diringkus Polda Metro Jaya Karena Membobol Bank BCA.” Yang dilansir oleh web rekat-indonesia.com
Pertama kali membaca berita tersebut, saya sempat terkesan, bahkan membathin bila berita ini akan menjadi berita heboh untuk hari ini.
Secara garis besarnya berita tersebut menceritakan tentang keberhasilan polisi dalam mengungkap komplotan pembobol mesin ATM dengan modus skimming dengan menggunakan kartu ATM yang digandakan.
Yang menghebohkan adalah disebut-sebut bila salah salah satu pelaku yang tertangkap berinisial RM ini adalah Ramyadjie Priambodo alias Adjie yang juga kemenakan Hashim Djojohadikusumo, dan tentunya juga merupakan kemenakan dari Prabowo Subianto, Capres 02. Untuk cerita selengkapnya dapat di baca melalui link di bawah ini
(https://www.rekat-indonesia.com/2019/03/terungkap-keponakan-prabowo-diringkus.html)
Saya pun mencoba mencari lebih tahu apakah berita tersebut ada dimuat di media mainstream lainnya. Ada lebih kurang 7-8 kali saya mencoba mencari melalui mesin pencari mbah Google dengan berbagai kata kunci yang saya kombinasikan. Sayangnya saya tidak menemukan satupun media mainstream yang memuat berita tersebut. Dari sini saya sudah mulai curiga, masa sih berita seheboh ini luput dari hidung wartawan yang super tajam?
Akhirnya saya putuskan untuk melihat langsung web yang dimaksud. Kecurigaan saya bertambah mengingat adanya berbagai kejanggalan yang saya temui. Beberapa diantaranya adalah,
Mulai dari tampilan web yang terkesan asal buat, bahkan tidak mirip sama sekali dengan web berita. Lebih mirip seperti buatan orang yang baru belajar memposting tulisan alias masih amatir.
Lalu di bawah artikel, terdapat berbagai link berita yang kesemuanya walaupun dengan judul yang berbeda namun membahas topik yang sama, soal skimming, soal keponakan Prabowo, soal Tidar bahkan dengan bahasa yang lebih kurang mirip, hanya dibolak-balik saja dengan tambahan informasi di sana-sini. Belum lagi semua postingan tertanggal 16 Maret 2019, tidak ada postingan sebelum maupun sesudah tanggal tersebut.
Sekarang kita coba masuk mengulas kejanggalan dalam berita yang disampaikan.
Pada paragrap kedua, disampaikan bila “tim jurnalis investigasi kami saat itu (27/2/2019) belum mendapat informasi yang lengkap dari kasus tersebut.” Artinya terungkapnya kasus tersebut sebelum tanggal 27 Februari 2019, meskipun ketika itu tim yang dimaksud belum mendapat informasi yang lengkap menurut pengakuannya. Pertanyaannya adalah, kenapa hanya tim atau wartawan dari Rekat Indonesia saja yang menyadari adanya kasus sebesar ini? Apa iya, selain dari Rekat Indonesia, tidak ada media lain yang menyadarinya?
Paragrap lainnya menyebutkan. “Dari hasil pengembangan petugas di lapangan, akhirnya dilakukanlah penangkapan terhadap tersangka.
Salah satu tersangka yang ditangkap berinisial RM alias A berusia 37 tahun.” RM inilah yang kemudian disebut sebagai Ramyadjie Priambodo alias Adjie, keponakan Hashim dan Prabowo.
Bila di paragrap pertama disebutkan bila polisi berhasil menggulung “komplotan” yang artinya ada lebih dari satu orang, kenapa lantas yang diungkap hanya si RM ini? Itu yang pertama. Yang kedua, lazimnya media berita biasanya memuat tanggal penangkapan. Contoh kejadian OTT Ketua Umum PPP Romi, disebutkan kronologi, tanggal, bahkan jam pun disebutkan dengan jelas, termasuk lokasi penangkapannya. Tapi di berita tentang RM ini, informasi-informasi seperti itu tidak ada sama sekali.
Isinya juga cenderung tendensius, tanpa ada bukti foto atau screenshot yang lazim kita temukan pada artikel investigatif seperti ini. Termasuk tidak adanya wawancara dengan pihak kepolisian maupun pihak lainnya. Wartawan seakan-akan bercerita melalui sudut pandangnya sendiri.
Tanpa harus meneliti lebih jauh, berdasarkan apa yang saya sampaikan di atas yang saya rasa cukup jelas dan memadai. Kesimpulan saya, berita yang dimuat oleh Rekat Indonesia adalah berita yang diragukan kebenarannya alias berita yang terindikasi palsu atau benar sebagian (partially truth)
Jadi bila Anda menerima broadcast sampah semacam itu, abaikan saja.
Update terbaru
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku sudah mengonfirmasi kabar penangkapan Ramyadjie Priambodo oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya.
“Kalau penangkapan kami sudah konfirmasi, ya memang betul sudah ditangkap,” kata Dasco kepada Tempo, Ahad, 17 Maret 2019.
Namun Dasco juga membantah informasi terkait aliran uang. “Bahwa kemudian uang mengalir ke Tidar dan ke Pak Hashim, itu kami konfirmasi seratus persen tidak benar. Itu hoax,” kata Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini.
Dasco mengatakan bakal melaporkan pihak-pihak yang menyebarkan informasi itu ke polisi. Dia juga meminta kepolisian segera mengklarifikasi kabar bohong itu.
Berita selengkapnya dapat dibaca di sini
https://nasional.tempo.co/read/1186163/gerindra-benarkan-polda-metro-jaya-tangkap-keponakan-prabowo