Menurut Bima Arya politisi PDIP, sosok Ahok masih diperlukan Indonesia, Inilah pernyataan Bima:
“Pak Ahok lebih tepat pejabat yang teknokrat ya. Saya lihat untuk jadi wakil presiden kurang tepat karena orang kayak Pak Ahok lebih tepat jadi seorang menteri atau kepala bulog atau orang yang harus benahi sistem birokrasi, pendayagunaan aparatur negara, orang yang ada keberanian dan ada keseriusan, ada sesuatu hal prinsip birokrasi sebagai pilar kebijakan pemerintah,” kata politikus PDIP Aria Bima, di Jalan Lebak Bulus, Jaksel, Minggu (22/10/2017)
Barangkali statement Aria Bima ini akan lebih terkonfirmasi di bulan bulan mendatang, ketika semua kita sudah melihat hasil gocekan the new kids on the block di DKI, sehingga komparasi makin mudah dibuat untuk membandingkan kinerja gubernur existing dengan gubernur sebelumnya.
Okelah, kita fokus dengan ide Bima, dia memandang Ahok tidak tepat sebagai cawapres. Ahok lebih tepat sebagai teknokrat. Bima banyak benarnya, karena seperti Ahok katakan, “kalo kepalanya lurus dibawahnya pasti akan lurus”, jadi kalo Ahok sebagai wapres sulit juga akan membuat dibawahnya lurus, apalagi sebagai menteri (kaki tangan, bukan kepala), akan semakin sulit membuat dibawahnya menjadi lurus…..:)
Lantas apakah badan independent seperti bulog akan lebih pas buat ahok? Tidak juga!! Selama pak Jokowi menjadi Presiden RI, Ahok sebaiknya menjauh diri dari jabatan publik di dalam negeri karena hanya akan menjadi beban Jokowi, walaupun visi, kemampuan, inovasi, integritas dan profesionalitas Ahok tidak diragukan lagi!!
Lantas posisi apa yang tebaik untuk Ahok? Tetaplah Presiden!! Karena jabatan publik di dalam negeri yang tersisa buat Ahok adalah Presiden, maka lupakanlah wacana menduetkan Ahok dengan Jokowi, dan lupakan juga untuk menempatkan Ahok sebagai pembantu Jokowi.
Demi kebaikan negeri, kita berharap Presiden Jokowi dapat berkuasa selama 2 periode, maka sebaiknya Ahok diungsikan ke luar negeri, tepatnya menduduki jabatan diplomat. Jabatan ini akan memperlengkapi cv Ahok. Sekaligus memberikan gambaran kepada kita bagaimana Ahok akan mampu membawa Indonesia dalam pergaulan politik dunia,
Suka tidak suka, harus diakui Ahok adalah politisi Indonesia paling senior pasca reformasi, walau bukan sebagai pengurus apalagi ketua partai, Ahok sudah pernah menjadi DPRD II, menjadi Bupati, menjadi anggota DPR pusat, dan menjadi wakil Gubernur dan Gubernur, yang semuanya adalah jabatan politik yang dipilih oleh rakyat. Tak ada tokoh lain, even pak Jokowi yang punya karier politik selengkap Ahok. Jabatan menteri memang belum pernah diemban Ahok, tapi jabatan tersebut bukanlah jabatan politis, lebih tepatnya sebagai pembantu presiden (teknokrat, walaupun banyak menteri berasal dari orang partai politik).
Dalam karier politis nya Ahok juga pernah menduduki jabatan baleg, yang terlibat dalam penyusunan beberapa undang2 yang berlaku saat ini. (pak Jokowi pun tak menguasai hal ini, apalagi Anis, Emil, Risma, Nurdin Abdullah, AHY, semuanya mereka minus ini). Perhatikan dengan seksama siapa dibalik layar inisiator program tax amnesti Jokowi yang berhasil menyelamatkan penerimaan APBN ? Apakah Sri Mulyani, Bambang PBS, Jusuf Kalla? Ternyata bukan!! Melainkan Ahok. ( ha ha ha, buka rahasia untold story nih…)
Jadi dengan sederet prestasi tersebut hanya jabatan presiden yang tersisa buat Ahok. Tetapi seperti apa yang dikatakan Ahok selama ada orang yang lebih baik dari dia, dia tak bersedia ikut kontestasi pemilihan presiden. Jadi wacana mewapreskan Ahok lupakan saja, karena disamping akan menjadi beban Jokowi, juga kecil kemungkinan Ahok bersedia menerimanya (harus tau diri).
Jadi dimana sebaiknya Ahok ditempatkan? Paling tepat sebagai duta besar! Di negara mana yang paling tepat untuk itu? PBB, USA, Rusia atau benua Eropah?? Bukan…. yang paling tepat adalah RRC. RRC cing…..:)
Lantas apa tidak akan diterpa isu, asing, aseng, asong, asung?? Pasti !! Tapi ini tempat terbaik untuk Ahok, RI, maupun dunia. Kog bisa?? Inilah alasannya:
1. Menghindari hiruk pikuk kegaduhan dalam negeri atas kehadiran Ahok dalam perpolitikan nasional untuk sementara waktu
2.Meningkatkan hubungan bilateral dan investasi RRC di RI. Ahok sangat mampu untuk meyakinkan RRC untuk direct investment ke RI, tanpa menambah beban utang RI
3. Ini yang sedikit agak mimpi. Mengupayakan perdamaian disemanjung Korea yang semakin memanas. Ahok diharapkan dapat meloby pemerintahan RRC untuk membujuk Kim Jong Un duduk bersama dengan Korea Selatan (Korut hanya bisa didekati via RRC). Ahok punya hubungan yang baik dengan Korsel, dengan bantuan RRC diharapkan Korut akan dapat dibujuk ke meja perundingan, sementara USA juga akan disertakan dalam perundingan ini, proses unifikasi 2 korea bukan suatu hal yang mustahil dapat dilakukan..:) Pada akhirnya peran Indonesia dalam percaturan politik dunia semakin nyata. Nobel akan menanti Indonesia…
FROM MAKO BRIMOB TO MERDEKA UTARA VIA BEIJING
Harus ada 1 dari 2 syarat terjadi agar Ahok dapat comeback dalam perpolitikan Indonesia sebagai president.
1, Indonesia mengalamani kondisi slow down dibawah kepemimpinan baru pasca Jokowi, sehingga orang akan ingat si nemo tua yang berani berenang ke bawah. untuk membawah Indonesia bangkit, mereka tidak lagi mempercayai kepemimpinan yang ada pada saat itu! Krisis kepemimpinan ini mendorong masyarakat berpaling kepada si nemo tua.
2. Ahok harus berprestasi di perpolitikan Internasional, sehingga prestasi internasional nya dapat menambal nilai negatifnya sebagai mantan terpidana.
Karena kita tidak berharap syarat 1 terjadi, kita cinta Indonesia yang betterthangood, maka kita harapkan , syarat no 2 yang terjadi. Ahok harus berprestasi di kancah internasional, yang pada akhirnya membuka mata masyarakat Indonesia, Ahok mendapatkan penghargaan nobel perdamaian, sehingga mereka memaksa untuk meminta Ahok comeback as president. Hal ini hanya bisa terjadi mana kala Ahok sebagai duta besar Indonesia di RRC mampu membawa ke 2 pihak duduk di meja perundingan dan berdamai.
Jadi tanpa kondisi2 diatas terpenuhi, dan tanpa jalan memutar itu terjadi jangan terlalu banyak beharap Ahok akan dapat menjadi Presiden RI. Kalaupun semua itu terjadi semata mata keajaiban, karena Gusti ora sare cinta Indonesia…… Itu hanya akan terlaksana th 2029, atau 2024, seandainya Jokowi tidak terpilih 2019
salam betterthangood Indonesia (ina)