Foto: Anies menerima aduan warga di Balai Kota. Fotografer: Muhammad Fida Ul Haq
Well, sebenarnya sulit untuk mengatakan apakah ada kritik yang membangun? Saya lebih percaya sebenarnya tidak ada kritik yang membangun, yang ada hanyalah seberapa keras kita mengkritik dan betapa halus cara kita mengkritik. Esensi dari kritik sesugguhnya kita tidak sependapat dengan apa yang kita kritisi, cukup sulit untuk menjadi objektif ketika kita mengkritisi sesuatu tanpa tendensi apa yang kita kritisi itu “keliru”, jujurlah dengan hati nurani yang paling dalam, apakah ketika kita memaknai kata kritik membangun itu sebenarnya kita sedang “membangun” atau sedang “mendestroy”? jadi sebenarnya memang tak ada kritik yang membangun itu..:) yang ada hanyalah saran yang membangun…………
Okelah, kita kembali ke topik kita. Kita sebut saja saran untuk membangun, karena apa yang ingin kita sampaikan ini benar benar tulus demi kemajuan Jakarta yang kita cintai bersama!! Kita mulai dari hal hal konyol yang dikatakan kedua pelayan kita ini.
Kemarin kita membaca surat terbuka Anies kepada seluruh seluruh pekerja MRT, demikian kutipannya:
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kepada Yth. Ibu dan Bapak
Seluruh Jajaran Proyek MRT
di Jakarta
Kemarin sore saya & Bang Sandi mengunjungi lokasi pembangunan MRT, di sebuah titik yg ada masalah. Alhamdulillah, satu hambatan telah terurai, semoga bisa segera dituntaskan.
Saya menuliskan pesan ini kepada Ibu, Bapak dan Saudara yang terlibat dalam pembangunan MRT untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi.
Ibu, Bapak dan Saudara semua bukan sekadar membangun MRT, Anda sedang membuat sejarah. Setiap butir keringat di bawah terik matahari, seakan tinta cemerlang bagi sejarah Ibukota. Setiap hari, insya Allah, akan ada 173 ribu orang menggunakan MRT jalur ini.
Anda sedang mengubah wajah masa depan Ibukota, Anda sedang memudahkan hidup jutaan orang selama puluhan tahun yang akan datang. Mereka semua hampir pasti tidak kenal dengan nama Anda tapi semua pasti merasakan karya Anda.
Borobudur dibangun selama lebih dari 300 tahun; bangsa kita memang punya stamina untuk membuat karya monumental lintas masa. Kita kagum karyanya tapi tak pernah kenal nama-nama para perkerjanya. Memang para pekerja di balik karya besar selalu tersembunyi, tapi karyanya dirasakan dan membanggakan. Kali ini harap catat setiap nama yang terlbat, sekecil apapun termasuk para pekerja paling operasional. Dokumentasikan semua, dan ijinkan kami kenal orang-orang yang bekerja keras mengubah wajah Ibukota.
Ibu, Bapak dan Saudara sekalian, kini Anda semua terlibat dalam sebuah karya monumental Indonesia. Lakukan yang terbaik, jangan pernah kompromi urusan kualitas, jaga good governance, tepati semua komitmen dan lampaui semua target serta rencana. Ijinkan kami makin bangga dengan dengan Anda dan karya Anda.
Selamat meneruskan karya dan tentu salam hangat pada keluarga!
Salam,
Anies Baswedan
Pantas kita apresiasi semangat dan maksud baik Anies menulis surat ini. Mengenai isinya saya tidak ingin membahasnya, silahkan para pembaca menterjemahkan dan menarik kesimpulan masing2 dan tulis di kolom komentar ya…:).
Yang ingin saya sarankan kepada Anies, daripada anda berpuisi ria dengan isi surat yang sering disebut retorika itu, lebih baik gubernur Anies, membuat statement yang terukur, semisal what”s next dengan program MRT selanjutnya? Bagaimana kelanjutan MRT menuju kampung bandan, kapan akan dimulai dan bagaimana pembiayaannya? Terus bagaimana dengan rencana MRT timur ke barat yang sudah direncanakan Ahok, apakah akan dilanjutkan atau dilupakan saja?
Karena seperti yang kita ketahui MRT selatan utara yang dibangun sekarang ini didesign puluhan tahun lalu, untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi era itu, padahal sekarang mobilitas timur barat, bekasi tanggerang itu demikian besarnya, berapa pun tol yang kita bangun untuk menjembatani timur barat itu tidak akan memadai lagi, dan dengan ongkos yang sangat mahal, sehingga kehadiran MRT timur barat itu sudah menjadi keniscayaan pula!! Anies malah lebih sibuk menghibur pendukungnya dengan surat cinta yang romantis. (Maaf gubernur Anies jangan jangan, anda pun tak tahu kalau MRT timur barat itu sudah menjadi kebutuhan sekarang ini?)
Saran saya untuk anda, segera belajar tentang jakarta, kajilah ide ide Ahok yang begitu banyak dalam video utube pemprov DKI, jangan pernah malu untuk belajar sesuatu kebaikan, supaya anda tidak meraba raba lagi tentang persoalan Jakarta, semuanya sudah terpetakan, bahkan rencana rencana solusi sudah disiapkan, anda tinggal mengeksekusi, hanya dibutuhkan sedikit keberanian dari anda saja.
Kritik saya, akhiri retorika retorika super anda gubernur Anies , yang terkesan begitu heroik, karena bagi 42% warga yang sudah dari sononya tidak percaya, anda ngomong apapun mereka tetap tidak akan percaya, sementara yang 58% sedikit demi sedikit akan kehilangan kepercayaan kalau anda sibuk ber retorika, bahkan membuat statement2 konyol dan tidak memenuhi janji kampanye anda. Ingatlah gub Anies apapun kebijakan yang anda buat tak akan lepas dari komparasi dengan kebijakan2 yang telah dan akan dibuat Ahok, karena video Ahok di utube itu dengan mudah di akses untuk membandingkan dengan apa yang anda kerjakan.
Contoh lain gubernur Anies. Hari ini Anda meminta warga tidak mengadu di balai kota. Anda minta itu diselesaikan di level kelurahan, itu sebuah ide cemerlang sebenarnya, tetapi anda mestinya realistis , karena biasanya mereka yang ke balai kota itu, masalah yang mereka hadapai tidak terselesaikan lagi di level kelurahan, kecamatan, sehingga mereka membutuhkan sentuhan anda, sayangnya kelihatan sekali anda tidak mau direpotkan dengan hal hal teknis yang memang tidak anda kuasai itu.
Dengan menghindar, nampaknya langkah anda sudah benar pak gubernur. Menghindar dari kenyataan, jangan sampai semua warga dengan kasat mata, melihat betapa tidak kompetennya anda. Kemampuan anda mengenai hal teknis memang jauh dari mumpuni, itu sangat kami pahami, tetapi dengan mengembalikan persoalan ke level kelurahan sungguh anda membuat birokrasi kembali ke era lalu, (padahal Ahok menginkan lurah seperti estate manajer), sebagai konsekwensinya peluang warga untuk mendapatkan penyelesaian yang lugas, semakin tak jelas. Seharusnya kalaupun anda mau mendelegasikan penyelesaian masalah itu jangan lah ke level kelurahan, melainkan ke level walikota. Hadeuh… ngeles model baru lagi pak Gubernur…:)
Baiklah supaya tidak terlalu panjang dan terlalu jauh, kita buatkan kritik dan saran membangun ini secara berseri saja. Ada nasihat dari raja Sulaiman yg baik untuk diingat gubernur Anis, ” Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan”
Salam betterthangood jakarta