![](https://www.Indovoices.com/wp-content/uploads/2017/11/9071185031.jpg)
Bagaimanapun, rumah DP nol rupiah tetaplah menjadi sebuah fenomena di Jakarta. Bagaimana tidak, disaat jutaan pekerja di Jakarta terpaksa mengontrak atau nge-kost, ini ada iming-iming bisa mendapatkan rumah tanpa keluar uang sedikitpun. Coba bayangkan, harga rumah di Jakarta sudah nyaris mustahil bagi pekerja, bagaikan pungguk merindukan pasukan langit, begitulah kira-kira. Ini tanpa DP, siapa tidak tergiur? Belakangan konsepnya di anulir, bukan tanpa DP tapi ada DP-nya cuma ditalangin dulu.ha..ha..ha.
Sudah begitu, program ini bukanlah untuk warga yang tidak mampu. Tetapi untuk mereka yang bergaji minimal 7 juta. Yang warga miskin bagaimana? Ya tetap ngontrak. Betapapun tidak masuk akal, entah bagaimana , nyatanya Gubernur Anies mampu meyakinkan warga.
Masyarakat kita ini memang masih senang dibodohi. Mudah tergiur dengan sesuatu yang harganya murah, dibawah harga pasaran dan kalau perlu gratis. Apalagi ada embel-embel agama. Enggak heran masih banyak orang yang tertipu dengan aneka macam investasi bodong, arisan, umroh murah, penggandaan uang dan sejenisnya. Padahal kalau mau sedikit berpikir rasional, mana ada orang mau kasih sesuatu dengan cuma-cuma, mana ada rumah di Jakarta harga 350 juta. Tidak ada!. Kalaupun ada pastilah hanya kabar burung, bohong dan tipu-tipu.
Bertahun-tahun saya kerja di Kota Jakarta ini, saya hanya mampu kredit rumah dipinggiran Ibu Kota. Maka ketika launching program itu saya menjadi orang pertama yang terheran-heran. Ya heran karena saya tahu persis bagaimana sulit dan ribetnya proses KPR sebuah rumah.
Tidak mudah, panjang dan cukup menguras energi,pikiran dan uang. Kredit Kepemilikan Rumah bukan saja soal DP, tetapi juga soal kemampuan calon debitur membayar cicilan. Investigasi atau aprisal dari Bank pun sangatlah ketat. Ya iyalah, Bank mana mau memberikan kredit kepada orang yang tidak mampu bayar. Emang Bank nya mbahmu… Makanya justru banyak orang gagal mendapatkan rumah atau kredit macet pada saat cicilan berjalan.
Dan benar saja dugaan saya, usai berbuih-buih menjelaskan konsep rumah DP nol rupiah yang sebelumnya bernama Rumah DP 0 % ini, sekarang Anies bingung sendiri. Gubernur Anies dan wakilnya Sandiaga Salahudin Uno kini kelimpungan menjelaskan program konyolnya itu. Berapa kali program ini bermetamorfosa, membuat masyarakat semakin bingung, terakhir Walikota Jakarta Pusat yang dibuat bingung. Ya jelas bingung, pemimpinnya yang bikin ide konyol, malah dia yang disuruh pikirin konsep. kaco bener !
Dan pada akhirnya yang namanya program serampangan dan tidak terencana dengan baik hanya akan menimbulkan kekecewaan. Setelah nelayan pantai Utara yang kecewa, Said iqbal dan buruh kecewa, alumni 212 Egi Sudjana kecewa, terakhir para pendamba rumah DP nol rupiah yang harus gigit jari. Sudah membayangkan rumah lengkap dengan halaman, eh ga taunya rusun juga.Diakui atau tidak, ini bukti bahwa Anies-Sandi tidak siap pimpin Jakarta.
Sekarang sudah terlanjur, tak mungkin menarik kembali apa yang sudah dijanjikan Gubernur Anies. Maka dengan segala daya dan upaya diputar-putar lagi konsepnya. Awalnya hanya memfasilitasi pembiayaan, lalu akan menyediakam rumah tapak yang tempatnya masih dirahasiakan, kemudian akhirnya mengakui bahwa rumahnya berbentuk hunian vertikal atau rumah susun, itupun masih terus dikaji, tidak seperti Ahok yang memang “pakar rusun” lebih dari itu Ahok juga lihai mengatasi persoalan Jakarta.
Belum selesai polemik rumah tanpa DP, Anies Sandi dihadapkan dengan penataan kampung kumuh. Sekarang muncul lagi kosakata baru : Rumah Lapis. Seperti apa bentuknya? Baru akan dipikirkan, itupun Pak Walikota yang disuruh pikirkan. Padahal kalau kita tengok lagi kebelakang konsep rumah lapis ini tidak ada lho sewaktu kampanye. Tidak jelas ! Makin lama makin nggemesin aja ide-ide Anies-Sandi ini.
Ketidakjelasan program rumah Anies inilah yang membuat masyarakat semakin penasaran. Alih-alih lupa, warga malah makin gencar menagih janji yang absur Gubernur Anies ini. Warga tidak mau tahu, janji ya janji,harus ditepati. Biarlah kini Anies repot sendiri merangkai kata menjelaskan konsep huniannya. Apakah akan muncul skema baru lagi dikemudian hari ?
Beginilah akhirnya kalau salah memilih seorang pemimpin yang tidak siap. Tidak ada perencanaan yang matang. Program kerjanya serba dadakan kaya tahu bulat. Gagap menghadapi situasi di lapangan, akhirnya bingung mencari penjelasan, itulah ciri-ciri pemimpin gagal. Masih ingat video dari Metro TV kala Sandi menjelaskan masalah banjir dan kemacetan ? Cekidot :
https://youtu.be/l6wIWGHrOYI
https://youtu.be/6GDQF4y6ak0
Inilah kalau Wakil Gubernur rasa Kepala Negara, membuat bingung dan sedih kita yang melihatnya. Tidak siap jadi pemimpin, terbayangkan bagaimana 5 tahun lagi ?. Ibarat singkong sudah menjadi keripik, ya sekarang nikmati saja kerenyahannya !. Tinggal pilih rasa Sapi panggang, Jagung bakar apa yang Original. Tapi maaf saya engga mau keripik,udah eneg!.
Selamat menikmati keripik !