
Masih terngiang ucapan Ahok berkali-kali mengungkapkan keheranannya bagaimana membangun tanpa menggusur,bagaimana mau normalisasi sungai tanpa memindahkan bangunan yang berdiri di atasnya.Makanya saat Anies menginstruksikan untuk mengeruk waduk hutan kota Srengseng tanpa alat berat,saya malah jadi ingin “kebelakang”. He..He..
Ahok memang beda.Dia adalah orang dengan perhitungan yang sangat matang,tau persis apa yang akan dan harus ia lakukan untuk eksekusi programnya.Lain halnya dengan Anies yang launching program dulu baru kemudian mencari solusi.Yang penting bikin narasi dulu baru kemudian permasalahanya dikaji.
Jadi jangan heran kalau semua permasalahan di Ibu Kota ini masih dalam tahap “briefing“, belum ada solusi yang pasti inovatif.haduh..!tapi ya maklumlah karena Anies kan menganut faham “semua bisa selesai dengan keberpihakan”.
Mengeruk sungai normalisasi sungai atau waduk enggak bisa lah dengan cara manual.Tidak mungkin dan hampir mustahil dilakukan.akan makan waktu berapa lama?.Kalau Djarot mengatakan butuh waktu 10 tahun untuk normalisasi semua waduk dan sungai di Jakarta.lha kalo di keruk pake cangkul,kapan selesai?.Kecuali kalau punya pasukan langit,itu lain hal.Sebelum ayam berkokok pun mungkin sungai sudah kembali normal.He..He..He.
Gagasan Ahok jelas,mengeruk sungai musti pake alat berat.makanya harus ada akses untuk alat berat masuk kesana,makanya dia menggusur untuk membangun jalan inspeksi supaya alat bisa masuk.itu satu-satunya cara.
Tapi membandingkan mereka bukanlah selayaknya.jauh..jauhhh sekali, sama seperti kita membandingkan jeruk dengan apel,dari warnanya saja sudah beda.Kalau mau ya “aple to aple”,baru sebanding.
Andai saja Anies ini mau merendahkan dirinya dan belajar kepada Ahok,pasti bebanya akan lebih ringan.Pak Din Syamsudin juga sudah mengingatkan bahwa ia tak perlu malu untuk meniru dan melanjutkan program pak Basuki.Resikonya paling kena bully…tapi demi kelancaran operasional dan kelanjutan pembangunan Jakarta maka saya pikir akan lebih baik segera meniru langkah-langkah Jokowi-Ahok menata kota.ketimbang semua program mengambang tidak jelas arahnya,sama saja mempermalukan dirinya sendiri.
Kita sekarang kita jadi sadar bahwa menjadi Gubernur DKI bukanlah hal yang mudah seperti yang dikatakan Ahmad Dhani. Mudah kalo cuma berkata-kata,pada prakteknya sulit.Tidak bisa semua selesai dengan keberpihakan,harus ada ketegasan yang nyata.
Nah, menarik kita simak bagaimana keberlanjutan normalisasi manual ala Anies ini.kalau pada akhirnya dia menggusur juga,berarti memang tidak salah kalau kita menyesali kekalahan telak Ahok kemarin.Duh…kenapa malah ingat Ahok lagi!
Itu baru satu program: normalisasi sungai.Belum yang berat-berat seperti akan menghentikan reklamasi dan rumah DP 0 rupiah.Saya yakin sekarangpun masih dalam tahap “dikaji“.Padahal sedari hari pertama dilantik sudah ditagih sama pendukung nya sendiri.
Kedepan program-program pak Anies ini jangan sampai kita biarkan.harus kita pantau dan kritisi terus.Sampai sungai,kali dan Jakarta kembali Normal..
Selamat mengkritisi!