Beberapa hari yang lalu, Pihak penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya pun sudah menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan terhadapnya.
Penahanan terhadap Ratna dilakukan setelah sebelumnya pihak kepolisian melakukan pemeriksaan selama 1×24 jam.
Setidaknya ada tiga alasan yang membuat polisi terpaksa melakukan penahanan kepada Ratna Sarumpaet, diantaranya takut yang bersangkutan melarikan diri, mengulangi perbuatan dan menghilangkan barang bukti.
Penahanan terhadap Ratna Sarumpaet pun kemudian berlanjut dengan pemeriksaan sejumlah politisi di Polda Metro Jaya. Salah satunya yang dipanggil untuk diperiksa adalah Amien Rais. Namun sayangnya mangkir saat akan diperiksa polisi, Jumat 5 Oktober 2018 kemarin.
Polisi lalu menjadwalkan pemeriksan ulang terhadap Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. Amien Rais akan diperiksa sebagai saksi atas kasus penyebaran berita bohong oleh aktivis Ratna Sarumpaet.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya sudah menjadwalkan pemeriksaan kembali Amien Rais minggu ini.
Sementara dari pihak PAN sendiri merasa keberatan terhadap rencana pemeriksaan terhadap Amien Rais. Pemanggilan Amien Rais oleh Polda Metro Jaya ini menuai protes dari elit PAN.
Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno mempertanyakan pemanggilan Amien Rais oleh Polisi terkait kasus kebohongan Ratna Sarumpaet.
Menurut Elit PAN yang juga wakil ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, yang melakukan pembohongan hanya satu orang.
“Bahwa yang berbohong menyatakan berita tidak benar satu orang, tetapi yang lain-lain kok sampai bisa menjadi bagian dari proses ini. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan,” kata Eddy di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Oktober 2018.
Bahkan agar terhindar dari pemeriksaan tersebut, Tim Prabowo-Sandi berencana mengajukan praperadilan terkait pemanggilan oleh polisi terhadap Amien Rais dalam kasus hoax yang diciptakan Ratna Sarumpaet.
Namun rencana pengajuan praperadilan malah dipertanyakan oleh Pakar hukum Mahfud Md yang menilai hal tersebut sebagai hal yang tak sewajarnya.
“Tidak ada praperadilan sebelum orang ditetapkan tersangka, jadi tidak wajar. Yang boleh itu Ratna. Amien Rais dan Prabowo kan belum tersangka dan mungkin tidak jadi tersangka. Jadi dasar hukumnya apa (mengajukan praperadilan,” kata Mahfud kepada wartawan usai mengisi kuliah umum kebangsaan di Unika Soegijapranata Semarang, Senin 8 Oktober 2018.
Bahkan menurut Mahfud Md, sebaiknya Prabowo Subianto dan Amien Rais mendatangi polisi untuk memperjelas penyelidikan. Dengan demikian justru bisa menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut mereka benar-benar tidak tahu.
“Kalau saya jadi Amien Rais, saya malah minta dipanggil,” tandasnya.
Dan saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Mahfud MD. Malah menurut saya, apa yang dilakukan Amien Rais terkesan berlebihan, seakan-akan ada hal yang berusaha ditutup-tutupi, padahal kasusnya sendiri sebenarnya cukup sederhana.
Coba kita ringkas, ada nenek-nenek yang mengaku berbohong dan sudah ditahan oleh pihak kepolisian sebagai tersangka kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks mengenai penganiayaan terhadapnya. Lantas polisi memanggil Amien Rais sebagai saksi karena Amien Rais diketahui ada bertemu Ratna Sarumpaet bersama dengan Prabowo sebelum kemudian Prabowo melakukan konferensi pers.
Jadi apa yang dilakukan polisi sebenarnya wajar-wajar saja, soal kenapa yang dipanggil duluan adalah Amien Rais, bisa jadi karena pihak kepolisian membutuhkan keterangannya terlebih dahulu. Tidak menutup kemungkinan setelah Amien Rais, bisa jadi polisi juga memanggil Prabowo, Fadli Zon maupun yang lainnya.
Namun coba kita lihat lagi bagaimana reaksi Amien Rais, mulai dari menghindari pemanggilan pihak kepolisian, mau memprapreradilankan pemanggilannya, lantas ada rencana 500 lebih anggota PA212 yang mau mendampingi dirinya. Itu belum termasuk rencana 300 pengacara yang juga akan ikut mendampingi.
Dan yang terakhir ancaman dari mulut Amien Rais sendiri untuk membongkar kasus lama yang mengendap di KPK. Kalau menurut saya, bila memang mau membongkar dan punya bukti, ya bongkar saja. Mengetahui adanya perbuatan korupsi namun tidak melaporkannya malah disimpan bukankah sebuah kejahatan juga?
Kesan yang saya tangkap, si kakek tua ini serba over, mulai dari over reaktif, over panik, over ketakutan, over ancaman dan over merasa bersalah. Jadi belum diperiksa, sudah ketakutan duluan dan biasanya hanya orang bersalahlah yang berusaha menghindar dan suka menggertak agar dirinya tidak diperiksa.
Hal ini mengingatkan saya akan kejadian saat Amien Rais akan diperiksa KPK dulu tentang aliran dana 600 juta rupiah saat pengadilan mengadili mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari yang tersangkut kasus kegiatan pengadaan alkes untuk mengatasi KLB pada tahun 2005. Reaksinya juga sama, mengancam akan membuka kasus korupsi yang lama, bahkan sampai-sampai muncul rencana untuk menggeruduk KPK segala.
Nah kembali ke soal rencana pemeriksaan pihak kepolisian kepada Amien Rais, bukannya sikap gentle yang dicontohkan, malah sikap pengecut yang ditonjolkan. Kalau merasa tidak bersalah kenapa harus takut?.
Mau tidak mau saya kembali teringat mengenai ucapan Ratna Sarumpaet yang menyebutkan ada setan yang membisiki dirinya. Apalagi menurut salah satu media, kalau kita cari di google dengan mengetikkan nama kunci “setan”, maka yang muncul adalah foto Amien Rais.
https://m.kumparan.com/@kumparantech/kenapa-muncul-foto-amien-rais-saat-cari-setan-di-google
Sebuah kebetulankah? Apakah ada kaitannya antara setan yang membisiki Ratna Sarumpaet dengan setan yang dimaksud oleh media tersebut? Tentu semuanya perlu dibuktikan oleh pihak kepolisian.
Apalagi hp Ratna Sarumpaet sudah disita oleh kepolisian, di dalamnya pasti tersimpan bukti-bukti siapa setan sesungguhnya sehingga mampu membuat seorang Amien Rais merasa ketakutan dan panik seperti itu. Mari kita tunggu saja kelanjutannya, hasil seperti apa yang akan didapat oleh pihak kepolisian.
Trailer Polisi Temukan Keterkaitan Ratna Dan Amien Rais
https://youtu.be/vrLP0kA06oI