Judul tulisan ini saya lihat dibeberapa sudut kota Balige dan beberapa tempat di Toba Samosir (Tobasa). Di pelang papan itu tertulis Lihat Sampah Ambil ( LISA).
Bagaimana masyarakat menafsirkan Lisa itu? Apa sebetulnya yang dimaksud dengan Lisa yang tertera di papan ukuran kecil itu?
Saya mencoba kritisi dalam hati.
Misalkan, si Loisa adalah guru yang taat aturan, mendengar seruan pemerintah dan selalu mengimplementasikan himbauan pemerintah. Bagaimana si Loisa mengimplementasikan LISA dalam kehidupannya seharihari? Dia guru di sebuah Desa di Uluan, hendak ke Balige untuk transfer ke anaknya yang kuliah di Jakarta.
Di Porsea dilihatnya bungkus rokok dan bungkus permen. Mengingat himbauan Lisa, dimasukkan ke tasnya. Singgah di rumah makan di Laguboti dilihatnya kulit jengkol dan petai? Dia mulai bingung bagaimana menerjemahkan Lisa?
Padahal, dia mau komitmen mengimplementasikan himbauan pemerintah dan sempat pula diajarkan di ruang kelas. “Anak-anak ingat himbauan pemerintah?” tanyanya di ruang kelas dengan suara menggelegar.
Siapa yang tahu kepanjangan Lisa? Anak-anak berlomba mengatakan Lihat Sampah Ambil. Bah, kulit jengkol dan petai sampah juganya. Tong sampah yang dekat pun tak ada.
Loisa terus berpikir, tak mungkin kulit jengkol dan petai saya masukkan tasku hadiah dari paribannya dari Batam.
Tiba di Balige di samping pintu sebuah bank dilihatnya lah cangkang telur ayam. Kemudian dilihatnya lah softex, juga ada berbagai plastik di pinggir jalan.
Loisa puyeng mengimplementasikan himbauan pemerintah yang sempat diajarkannya.
Begitulah Loisa, guru yang taat aturan dan senang mengimplementasikan himbauan pemerintah tanpa sikap kritis, bingung sendiri.
Kita acapkali keliru. Kita mengajarkan buang sampah pada tempatnya, padahal tempat sampah tak tersedia.
Sejatinya penanganan sampah harus dari kebijakan pemerintah. Kebijakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pemilahan sampah organik, anorganik, dan sampah dari bahan yang keras sudah lama. Implementasinya saja yang tidak komitmen. Teknologi pengelolaan sampah paling mutakhirpun sudah ditemukan. Mengapa kembali ke Lisa? Nama Lisa memang biasanya nama perempuan cantik. Tapi janganlah dipanjangkan menjadi “Lihat Sampah Ambil”. Biarkanlah Lisa menjadi nama yang anggun.
Jadi, kritislah kalau membuat ajakan atau himbauan Himbauan yang mudah dimengerti dan realistis dilakukan.
#gurmanpunyacerita