Dia memang Sahabat Sejati. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu. Tionghoa menyebutnya “Hoppeng”.
Apapun itu Dia tidak pernah melupakan apa yang sudah dilakukan sang sahabat, dia akan selalu mengingat pengorbanan hebat sang sahabat demi sesuatu yang mereka semua cintai, jaga dan rawat, NKRI.
Ketika pada suatu waktu, dibalik kebisingan politik karena demo gonjang-ganjing, berbalut agama, beraroma politik, sebagian orang yang berkumpul serius, membahas nasib sebuah bangsa yang besar ini. Apa jalan keluar dari segala kegaduhan yang saat itu membesar, dan ketika akhirnya dipilihlah jalan keluar terbaik bagi sebuah negara yang mereka berdua amat cintai, NKRI, akhirnya Sang Sahabat memilih berkorban untuk negara yang dia sangat cintai, mereka sangat cintai, NKRI.
Tanpa harus berpanjang kata, kedua sahabat sejati itupun tahu apa yang harus dilakukan, tanpa harus berburuk sangka, mereka saling mendukung demi Indonesia yang mereka berdua cintai.
Ada banyak hal yang ingin sekali diwujudkan mereka berdua, tetapi ketika semua rencana itu harus tertunda maka kedewasaan dan kebijaksanaanlah yang membuat mereka menerima semua itu demi menyelamatkan kepentingan yang sangat besar, rakyat Indonesia.
Kini, ketika persahabatan itu berhasil melewati ujian kekelamannya, ujian dan proses itu menghasilkan sesuatu yang baik. Saatnya dia membalas apa yang telah diperbuat sang sahabat untuknya, untuk membantunya menyelamatkan Indonesia, mewujudkan Indonesia yang mereka berdua impikan. Indonesia yang melindungi segenap tumpah darahnya, mendistribusikan keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pelan tapi pasti, karut-marut benang kusut perpolitikan Indonesia itu mulai terurai, mulai terlihat arah cahaya kehidupan yang baru.
Bersama seluruh SDM terbaik negeri ini, mereka berdua bahu-membahu mempersiapkan apa yang terbaik untuk negeri ini, yang terbaik untuk rakyat negeri ini.
Keadilan Sosial untuk seluruh rakyat Indonesia mereka berdua berusaha keras mendistribusikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mereka berdua ? Ya sejatinya sahabat sejati bisa berkomunikasi dengan hati, bahasa mata mereka bercerita banyak dan maknanya dalam.
Setelah beberapa tahun lalu sang sahabat telah melakukan bagiannya dalam persahabatan mereka, kini saatnya dia melakukan yang terbaik untuk sahabat sejatinya. Ada yang sedang dipersiapkan untuk sahabatnya. Langsung ataupun tidak, terlihat ataupun tak nampak, tetapi ada yang sedang mempersiapkan jalan untuk sahabat sejatinya kelak.
Indonesia ini tidak kekurangan orang pintar, tetapi kekurangan orang jujur…
Dia yang punya mimpi besar untuk Indonesia ini, dia tahu harus bekerja ekstra keras untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Dia tidak perlu khawatir sebenarnya, tetapi dia tetap mengkhawatirkan segenap tumpah darah Indonesia, rakyatnya. Maka dia akan melakukan segala upaya terbaik yang bisa dia lakukan untuk menjaga dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Dia hanya akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia kepada orang yang dia percayai saja.
Dia tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, membuka jalan, mempersiapkan jalannya.
Kalau kita perhatikan, kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintahan Jokowi saat ini, lebih tepatnya oleh Presiden Jokowi banyak mengakomodasi konsep, ide, yang dulu dicetuskan sang sahabat, yang dulu belum sempat terlaksana dan tertunda karena heboh kasus penistaan agama.
Saya sedang berusaha jujur saja bahwa ada indikasi kuat yang sedang terjadi saat-saat ini. Bagaimana Pembangunan Infrastruktur sangat diperhatikan sekali sampai kepada hal yang detail, bagaimana Proyek Pemerintah terutama yang strategis seperti jalan, jembatan, waduk, pelabuhan, bandara, transportasi massal, Lihat saja jalan tol yang menyatukan 2 atau lebih wilayah sekaligus, sebegitu diperhatikannya sejak perencanaan bukan saja sampai peresmian dan pembukaan dan seterusnya.
Penerapan aturan baru untuk penilaian kinerja PNS yang memasukkan target / capaian kerja, dan attitude sebagai salah satu indikator penilaian kinerja.
Kini PNS pun bisa di PHK, tidak lagi seperti dulu dimana PNS, bisa bekerja sampai pensiun karena usia kerja.
Reward and Punishment, penghargaan dan hukuman bagi PNS dan seluruh aparat dan seluruh Pejabat Kelembagaan apalagi Kementerian yang memang ada dibawah Presiden langsung.
Sistem ini beberapa tahun lalu sudah mulai diterapkan di Jakarta, lagi-lagi ketika mereka berdua, Jokowi dan Ahok sang sahabat menjabat sebagai Gibernur dan Wakilnya. Ini semakin menjadi ketika Sang sahabat menjadi Gubernur, reformasi birokrasi dan sistem kerja di Jakarta benar-benar untuk rakyat oriented, sayangnya hanya bertahan sampai ketika Pak Djarot Saiful Hidayat yang juga sejalan dengan mereka. Kini reformasi birokrasi dan sistem kerja itu tidak ada lagi di Jakarta, reformasi birokrasi dan sistem kerja justru akan dipindahkan ke lingkup Nasional oleh Jokowi, diperluas skala penerapannya.
Pidato Jokowi dihadapan seluruh relawan dan masyarakat Indonesia yang menonton siaran VISI INDONESIA menjadi saksi bahwa Jokowi membawa konsep dan etos kerja Ahok sang sahabat menjadi Standar Kerja Nasional.
Ahok, yang dikenal sebagai perwakilan minoritas yang sangat cinta Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, benar-benar diwujudkan impiannya dengan pidato penuh ketegasan, bahkan Jokowi sangat jelas dan tegas mengatakan tidak ada tolreansi bagi pengganggu Pancasila !.
Jadi sebenarnya kita semua yang memang mencintai NKRI, PANCASILA dan BHINEKA TINGGAL IKA, tidak perlu bersedih lagi. Apa yang terhilang dari Jakarta kini, justru akan diperluas lagi penerapannya bahkan secara Nasional, bukankah ini lebih baik lagi ? Demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi kedepannya.
Terkait soal Polemik banyaknya aspirasi dan harapan rakyat bahwa Ahok, sang sahabat agar dimasukkan kedalam Kabinet Kerja periode ke-2 ini, saya kira selaras dengan keinginan rakyat agar Indonesia ini lebih baik dari sebelumnya.
Hanya jika kita mau cerdas, kritis, bijak maka dengan melihat apa yang terjadi saat ini, melihat kebijakan yang diambil pemerintah saat ini saya pribadi ingin mengatakan bahwa:
Untuk menjadi Indonesia maju biarlah mereka berdua dan bersama seluruh SDM terbaiknya bekerja dengan tenang, sehingga bisa optimal kinerjanya.
Ahok tidak harus ada didepan, tidak harus juga masuk didalam kabinet kerja periode kedua.
Ahok cukup dibelakang meja saja, atau menjadi team kreatif Sang Presiden.
Staff Khusus sangat memungkinkan untuk itu.
Karena sejatinya yang terpenting adalah Jokowi kembali menemukan partner kerja, soulmate-nya yang sehati, sejiwa, sejalan, seirama dalam memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Untuk mempertahankan Indonesia terus ber-Pancasila dan ber-Bhineka Tunggal Ika.
Yang terutama adalah Ide, konsep, gagasan dan pemikiran Ahok mendapatkan porsi dan saluran yang tepat untuk diterapkan oleh Jokowi di skala nasional.
Bukankah kalau kita mau jujur, kenapa Ahok di pilkada DKI 2017 kemarin “dimatikan” karena hal ini ?
Jujur sajalah, kalau Ahok dibiarkan terus bersama-sama Jokowi maka siapapun dia yang tidak sehati dan sejalan ingin mengutamakan kepentingan rakyat, menciptakan pemerintahan bersih, transparan, profesional yang pro rakyat, bukan hanya tidak bisa hidup tenang di Indonesia, tetapi terancam hidupnya.
Karena itu biarlah Jokowi bekerja dengan tenang dibantu para Menterinya.
Ahok ? Cukup ide, konsep, gagasan dan buah pemikirannya saja yang “terlihat” di pemerintahan atau kabinet kerja hehehehe… Biarlah Jokowi menyelesaikan bagian tugasnya dengan sebaik-baiknya. Jangan menimpakan harapan yang teramat berlebihan kepadanya.
Kalau kita sayang Jokowi, maka jangan tambahkan beban harapan kepadanya, tetapi dukung Jokowi berkerja dengan menaati kebijakan-kebijakan Pemerintah, koreksi, kritisi kebijakan Pemerintah yang mungkin salah sasaran atau kurang tepat dengan cara yang sudah diatur secara konstitusional.
Saya sayang Jokowi,
Saya mendukung orang baik dengan cara yang baik
Salam cerdas, kritis, bijak …