Berita Anies yang ikut mengangkat keranda pelaku kerusuhan yang tewas pada kerusuhan 22 Mei 2019 yang lalu segera menjadi viral. Apalagi Pemprov DKI juga menanggung biaya pengobatan para pendemo tersebut. Tindakan Anies itu dinilai sangat aneh karena dia bukan saja tidak memberikan apresiasi dan dukungan terhadap TNI dan Polri yang berusaha untuk menjaga keamanan tapi malah memberikan bantuan untuk para pendemo.
Tindakan Anies mungkin terlihat aneh bagi masyarakat tetapi tidak aneh jika kita melihatnya dari sudut pandang politik, Anies tahu para pemilihnya itu kebanyakan berasal dari pendukung Prabowo dan tindakan Anies itu mungkin untuk investasi pada 2024 nanti.
Anies tahu dia tidak populer di kalangan pendukung Jokowi, apalagi hasil kerjanya yang tidak memuaskan di DKI Jakarta membuat peluang nya akan semakin sulit untuk memperoleh dukungan dari pendukung Jokowi yang lebih rasional.
Pada tahun 2024 nanti pendukung Jokowi kemungkinan besar akan terbagi pada tiga calon yaitu Ridwan kamil, Ganjar dan Risma. Sedangkan pendukung Prabowo kemungkinan akan tetap terfokus pada satu calon dan peluang calon yang didukung oleh pendukung Prabowo saat ini punya peluang menang yang lebih besar.
Tanda-tanda Anies berniat maju pada tahun 2024 nanti semakin terlihat dari keputusannya untuk meniadakan operasi Yustisi terhadap pendatang baru di ibukota negara ini. Kelihatannya Anies ingin menggunakan momentum ini untuk semakin mempopulerkan namanya. Jika Anies yang maju pada tahun 2024 nanti, lalu bagaimana dengan Prabowo?
Ingat dalam politik ada istilah tidak ada teman dan lawan yang abadi, kalau Anies ingin maju pilpres 2024 nanti kemungkinan besar dia akan bersaing dengan Prabowo untuk mendapatkan tiket capres, dan akan lebih mudah bagi Anies untuk menjadi capres pada tahun 2024 nanti bila saat ini Prabowo kalah pilpres. Mungkin ada yang bingung kenapa Anies justru lebih mudah jadi capres 2024 nanti jika Prabowo kalah?
Jika Prabowo yang menang pilpres maka kemungkinan besar akan maju pada pilpres 2024 nanti untuk periode ke-2, dan mungkin akan kembali bersaing dengan Jokowi, maka suara dukungan parpol kebanyakan akan mendukung mereka berdua, akan sulit bagi calon lain untuk mendapatkan cukup suara untuk maju sebagai capres
Tapi jika Prabowo kalah maka pada tahun 2024 nanti mungkin saja akan muncul isu pemimpin muda sedangkan Prabowo telah berumur lebih dari 70 tahun, juga akan disebarkan isu Prabowo bukan calon yang diinginkan oleh rakyat Indonesia dan itu sudah terbukti dari 3 kali pilpres untuk mencegah Prabowo maju terus capres dan Anies akan sangat diuntungkan dari hal ini, kita juga bisa melihat bahwa kemenangan Anies pada pilkada Jakarta lalu juga tidak membawa dampak positif pada Prabowo, itu terbukti dari kekalahan Prabowo di DKI Jakarta, padahal kita tahu bahwa Anies menang telak dari Ahok pada pilkada Jakarta, dan suara dukungan untuk Ahok saat itu kebanyakan berasal dari pendukung Jokowi, sedangkan suara dukungan untuk Anies mayoritas berasal dari pendukung Prabowo
Jangan lupa juga bahwa beberapa bulan lalu Anies pernah memberikan data LRT di Palembang pada Prabowo yang ternyata datanya salah, apakah hanya kebetulan saja seorang gubernur bisa melakukan sebuah kesalahan yang fatal dengan memberikan data yg salah atau ada unsur kesengajaan untuk menjebak? Jika ada unsur kesengajaan itu untuk apa? Apa gunanya? Untuk persiapan pada pilpres 2024 nanti? Hanya Anies dan Tuhan yang tahu kenapa Anies bisa memberikan data yang salah pada Prabowo, jika saya adalah Prabowo maka saya akan mewaspadainya karena hal itu. https://m.detik.com/news/berita/d-4078020/tuduh-ada-mark-up-prabowo-dapat-data-indeks-harga-lrt-dari-anies