Awalnya saya menulis “Gubernur terberani Se-Indonesia”. Lama saya berpikir, dan somehow, saya yakin kalau skala terberani se-Indonesia, terlalu kecil untuk sosok yang satu ini. Saya lalu menggoogling mencari orang atau sosok yang menduduki ditempat teratas sebagai Gubernur terberani sedunia dengan berbagai kata kunci dan menggunakan beberapa bahasa asing untuk mencari gubernur dari negara lain di dunia yang memiliki kesamaan situasi dan kondisi seperti mantan Gubernur Jakarta, yang selalu menjadi gubernur Jakarta dihati warga Jakarta, bahkan rakyat Indonesia, yaitu Basuki Tjahaja Purnama.
Apakah saya menemukan sosok lain? Ya! Saya menemukan! Tapi sosok ini tetap tidak bisa menandingin keberanian Basuki Tjahaja Purnama. Namun demikian, sosok pesaing Basuki Tjahaja Purnama ini tetap termasuk sosok yang sangat berani di dunia.
Dia adalah Masooma Muradi, seorang guberner wanita satu-satunya yang pernah ada dan tercatat dalam sejarah pemerintahan negara AFGHANISTAN. Sebuah negara yang begitu didominasi oleh kaum laki-laki, negara yang menganut agama Islam yang sangat keras dimana kekonservatifan mereka melihat wanita hanya memiliki 2 tempat, yaitu di dalam rumah atau di dalam kuburan.
Masoona Muradi, pada awalnya ditunjuk oleh Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, untuk menjadi gubernur propinsi Daikundi yang terletak di Afghanistan tengah, pada tahun 2015. Namun pada tahun 2017, dia diturunkan dan diganti oleh gubernur laki-laki dengan alasan agama.
Dalam masa 2 tahun jabatannya sebagai gubernur, Masoona Muradi mencoba bertahan dari berbagai serangan yang dilancarkan olehpara pemuka agama dan saingan politik dia. Namun akhirnya dengan secara paksa Masoona Muradi diturunkan dan diganti oleh gubernur laki-laki. Sebelumnya Masoona Muradi berkali-kali melancarkan protes dan menentang keras tentang pelarangan posisi wanita dalam pemerintahan yang begitu gencar digaungkan oleh pihak konservatif.
Namun demikian, Masoona Muradi tidak sampai dihadapkan pada usaha mengkriminalisasi atau diadili, karena pada dasarnya Afghanistan adalah sebuah negara Patriarki. Sampai saat ini, di seluruh Afghanista, hanya ada 2 wanita yang menjabat menteri negara, 1 wanita sebagai wakil gubernur propinsi dan 3 wanita sebagai bupati.
Dua tahun Masoona Muradi menjadi gubernur Daikundi, goncangan yang dihadapi Maroona Muradi hanya masalah gender saja, yang memang pada dasar hukum aturan Islam, wanita dilarang untuk menjadi pemimpin. Berbeda jauh dengan guncangan yang dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Sebagai seorang pemimpin yang jujur, bersih, transparan dan profesional, keberadaan Ahok dipandang oleh segelintir orang sangat membahayakan posisi mereka di Indonesia. Pihak penentang Ahok melancarkan serangan mulai dari mengdiskreditkan pekerjaannya, menyudutkan kondisi dia sebagai double minority, menfitnah dengan serangkaian tuduhan korupsi sampai mempolitisasi ayat Al Quran.
Dan semua itu Ahok hadapi dengan berani.
Tuduhan menistakan agama diplintir sedemikian rupa. Ayat Al Maidah dijadikan ujung tombak untuk menusuk dan membunuh karakter Ahok, Lalu dengan ayat ini pula, mereka menggiring ahok menghadapi proses penyidikan dan peradilan yang sangat janggal. Dan akhirnya, mereka menurunkan 7 juta massa untuk menekan pengadilan dengan berbagai macam hujatan yang sama sekali tidak berperi kemanusia.
Tapi Ahok, tetap menghadapi dan menjalaninnya dengan jantan dan berani. Ahok tahu, dirinya dijadikan tumbal politik. Ahok sadar, para elit politik Indonesia masih tidak siap menghadapi perubahan dunia, dan mereka menghalau dirinya sampai ke penjara dengan cara memplintir ayat Al Quran.
Kaum Islam, bukan umat Islam, yang begitu giat menjatuhkan Ahok dari kursi Gubernur Jakarta, terbukti hanya memberlakukan ayat Al Maidah 51 pada dirinya saja. Ketidak konsistenan kaum Islam ini dalam menjalankan ayat Al Maidah 51, yang melarang non-muslim menjadi pemimpin, tidak berlaku di Solo. Dan mereka pun tidak berhasil membuktikan ayat ini berlaku dibelahan dunia lainnya.
Namun demikian, ahok tetap menghadapi segala akal licik mereka dengan gagah berani, dengan ketetapan hati dan kepasrahan yang tinggi pada sang Gusti.
Keberanian Ahok ini menggugah tidak hanya rakyat Indonesia, tetapi dunia ikut menyoroti pula. Kekalahan Ahok dipengadilan dan di ajang Pilkada menjadi kemenangan dirinya keluar sebagai pemenang. Mengalah pada orang yang salah adalah sikap yang dewasa dan bijaksana.
Ibarat kita dihadang oleh orang gila, dan mengajak berkelahi tanpa duduk masalah yang jelas, orang yang waras pasti akan mengalah. Dan ketika orang gila ini semakin menggila, maka membiarkan mereka menang adalah satu tindakan yang berani dan dihargai.
Semua kejadian yang dihadapi Ahok, membuat dia menjadi manusia istimewa dimata dunia. Dunia memandang Basuki Tjahaja Purnama sebagai manusia terberani sedunia. Indonesia bangga pernah memiliki seorang tokoh yang sangat fenomenal yang akan dikenang sepanjang masa.