Sebenarnya belajar ilmu politik tidak susah-susah amat. Asalkan sering mengikuti perkembangan politik dari media maka insting politik kita akan muncul dengan sendirinya. Itulah yang saya alami…
Namanya juga insting, perlu diasah agar tidak tumpul dengan cara terus mengamati dan mempelajari untuk kemudian kita sampai pada tahap mengambil sebuah kesimpulan.
Adakalanya kesimpulan kita tidak benar bukan berarti itu salah, tetapi memang dibutuhkan jam terbang untuk menyelesaikan hitung-hitungan politik. Inilah yang sering dikatakan Ruhut Sitompul bahwa politik tidak sama dengan matematika. 2+2 hasilnya 4 itu matematika, tetapi dalam politik 2+2 hasilnya bisa 2 bisa 4, bisa 10 bisa juga 0.
Dan hanya dengan modal insting dan pengamatan yang pas-pasan jugalah jauh-jauh hari saya sudah menduga bahwa Gatot akan maju menjadi calon penantang Jokowi yang saya tuangkan dalam tulisan dibawah ini :
https://www.Indovoices.com/umum/menakar-calon-penantang-jokowi-2-gatot-nurmamtyo/
Dan entah kebetulan atau tidak, nyatanya Gatot benar-benar maju menjadi capres. Besok Gatot akan dideklarasikan sebagai calon presiden penantang Jokowi oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya GNR, bukan “Gun N Roses” tetapi Gatot Nurmantyo untuk Rakyat…
Tentu jangan bandingkan tulisan saya dengan pakar dan pengamat politik sekelas Burhanuddin Muhtadi, Hanta Yuda, M Qodari ataupun Yunarto Wijaya. Mereka berdasarkan kajian, sedangkan saya hanyalah berdasarkan insting, itupun insting abal-abal…
Lalu apakah dengan deklarasi besok lantas Gatot akan resmi menjadi calon presiden? Jelaslah tidak karena yang bisa mengusung seorang calon adalah parpol atau gabungan parpol. Kalau cuma dideklarasikan oleh ormas atau gabungan ormas itu mah cuma usung-usungan tidak jelas.
Kira-kira samalah dengan PKS yang hanya memiliki 6,7% suara malah sudah kepedean menyodorkan sembilan nama untuk pasangan capres-cawapres nanti. Lha padahal syarat pencalonan presiden oleh parpol atau yang biasa disebut Presidential Threshold adalah 25% suara sah Nasional.
Sehingga untuk menjadi seorang calon presiden modal ngebet saja tidak akan cukup. Tetapi harus ada dukungan dari parpol atau gabungan parpol dengan jumlah suara yang cukup seperti yang disyaratkan dalam undang-undang.
Jadi kalau cuma diusung ormas apalagi ormas-ormasan ya berarti hanya usung-usungan.
Tetapi bisa saja ini adalah salah satu upaya Gatot menaikkan elektabilitasnya agar dilirik partai untuk kemudian dicalonkan.
Tidak tanggung-tanggung selain mendeklarasikan diri, Gatot juga sudah berkampanye di Jakarta lewat spanduk, poster bahkan memutar profil dirinya melalui videotron yang diputar di Kota Malang, Jawa Timur. Artinya Gatot cukup serius berniat mencalonkan diri.
Pertanyaannya adalah, sudah jor-joran keluar duit, adakah parpol yang akan mengusung Gatot? Lha inilah yang harus diperhitungkan oleh Gatot. Jangan sampai sudah berkampanye sana sini yang mencapreskan cuma GNR. Jangan pula menganut filosofi lama : “Biar thekor asal kesohor”.
Selamat dicapreskan GNR, pak Gatot!
Sumber : Detik.com